Perbedaan Perhitungan Unit Cost dengan Menggunakan Metode Activity Based Costing (ABC) dan Metode Double Distribution (DD) untuk Pasien TB Paru Kategori 2 di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap Rumah Sakit Paru

https://doi.org/10.22146/jkki.v4i3.36111

Hilfi L(1*), Djuhaeni H(2), Setiawati EP(3), Ratna K(4), Paramita SA(5)

(1) Departemen IKM Fakultas Kedokteran Unpad
(2) Departemen IKM Fakultas Kedokteran Unpad
(3) 
(4) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad
(5) Departemen IKM Fakultas Kedokteran Unpad
(*) Corresponding Author

Abstract


Background: Indonesia is at 5th rank of 22 countries that have a high burden of TB and contribute to the number of TB cases in the world amounted to 4.7%. Tuberculosis management is not easy, it requires a long time and a large cost. Currently hospitals determine tariffs based on Double Distribution (DD) Method. Unit cost of health services can also be calculated by Activity Based Costing (ABC) Method, which is based on activities. Objective: To determine the unit cost calculation by ABC method and DD Method of Category 2 pulmonary TB in Outpatient and Inpatient Installation of Lung Hospital. Methods: Descriptive analytic using secondary data and Purposive Sampling methods. The study was conducted at Lung Hospital Bandung during September to December 2013 by using medical records within a period of 2 years in January 2011 to December 2012. Results and Discussion: The calculation of the unit costs averages using the ABC method for category 2 Pulmonary TB patient in outpatient Installation was Rp 611,321; for patient in emergency care unit was Rp 713 852; for hospitalized patients that come through the outpatient installation was Rp 5,037,309 and through emergency care unit was Rp 4,398,415. The unit cost averages using DD methods for category 2 Pulmonary TB in outpatient Installation was Rp 421 621; for patient in emergency care unit was Rp 734 170; for hospitalized patient that come through the outpatient installation was Rp 1,727,213 and through emergency care unit was Rp 1,846,337. The quantity of drugs given to outpatients is for 2 weeks while ALOS for hospitalized patients is 9.2 days.

Conclusions: Unit costs calculation using ABC method is more financially profitable for the Hospital than using DD method. Hospital management should have a good recording and reporting system that support integration of inter-service and support units to be able to perform a comprehensive unit cost calculations. Hospital management should conduct periodic evaluation of compliance with SOPs and rational drug use. Latar Belakang: Indonesia menduduki rangking ke-5 dari 22 negara-negara yang mempunyai beban tinggi untuk TB dan memberikan kontribusi jumlah kasus TB di dunia sebesar 4,7%. Penatalaksanaan TB tidak mudah, membutuhkan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang besar. Saat ini berbagai rumah sakit menentukan tarif pelayanan berdasarkan metode DD. Perhitungan biaya satuan pada pelayanan kesehatan dapat juga dilakukan dengan menggunakan metode Activity Based Costing (ABC) yang didasarkan pada aktivitas. Tujuan : Mengetahui perhitungan unit cost dengan metode ABC dan metode DD di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap TB Paru Kategori 2 di Rumah Sakit Paru. Metode Penelitian: Deskriptif analitik menggunakan data sekunder dan metoda Pusposive Sample. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Paru Bandung selama bulan September sampai dengan Desember 2013 dengan menggunakan data rekam medis dalam kurun waktu 2 tahun yaitu pada bulan Januari 2011 sampai dengan Desember 2012. Hasil dan Diskusi: Perhitungan biaya satuan rata-rata dengan metode ABC untuk pasien rawat jalan TB Paru Kategori 2 sebesar Rp 611.321; untuk pasien rawat darurat TB Paru Kategori 2 sebesar Rp 713.852; untuk pasien rawat inap yang masuk melalui instalasi rawat jalan sebesar Rp 5.037.309 dan instalasi rawat darurat sebesar Rp 4.398.415. Biaya satuan rata-rata dengan metode DD untuk pasien rawat jalan TB Paru Kategori 2 sebesar Rp 421.621; untuk pasien rawat darurat TB Paru Kategori 2 sebesar Rp 734.170; untuk pasien rawat inap yang masuk melalui instalasi rawat jalan sebesar Rp 1.727.213 dan instalasi rawat darurat sebesar Rp 1.846.337. Banyak nya obat yang diberikan untuk pasien rawat jalan yaitu untuk 2 minggu sedangkan ALOS untuk pasien rawat inap yaitu 9,2 hari. Kesimpulan: Perhitungan biaya satuan dengan menggunakan metode ABC lebih menguntungkan secara financial bagi Rumah Sakit dibandingkan dengan metode DD. Manajemen rumah sakit sebaiknya memiliki sistem pencatatan dan pelaporan yang rapih, terintegrasi antar unit pelayanan dan unit penunjang untuk dapat melakukan perhitungan biaya satuan dengan baik. Manajemen rumah sakit melakukan evaluasi berkala terhadap kepatuhan SOP dan penggunaan obat rasional.


Keywords


Activity Based Costing; Double Distribution; Unit cost; Activity Based Costing; Biaya satuan; Double Distribution

Full Text:

PDF


References

Burhan, Erlina. 2010. Peran ISTC dalam Pencegahan MDR. Departemen Pulmonologi & Ilmu kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan. Jurnal Tuberkulosis Indonesia; Vol 7. Jakarta.

Menkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan Obat. Kemenkes RI. Jakarta.

Adisasmita, Wiku. 2008. Kebijakan Standar Pelayanan Medik dan Diagnosis Related Group (DRG), Kelayakan Penerapannya di Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok.

4.Budiman, Riadi. 2012. Implementasi Metode Activity-Based Costing System dalam menentukan Besarnya Tarif Jasa Rawat Inap (Studi Kasus di RS XYZ). Jurnal ELKHA Vol.4, No 2. Program Studi Teknik Industri, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjung Pura.

Semiarty dkk. 2011. Metode Activity Based Costing Sebagai Penentuan Tarif Rawat Inap Di RSJ Puti Bungsu. Program Pascasarjana Universitas Andalas.

Menkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Pola Tarif Badan Layanan Umum Rumah Sakit Di Lingkungan Kementerian Kesehatan

Mog yorosy Zsolt, Smith Peter. 2005.Literature Review: The main methodological issues in costing health care services. Centre For Health Eco- nomic (CHE). University of York. York:United Kingdom.

Kuchta Dorota, Zbek Sabina. 2011. Activity- based costing for health care institutions. 8 th International Conference on Enterprise Systems, Accounting and Logistics (8 th ICESAL 2011) 11-12 July 2011, Thassos Island, Greece.



DOI: https://doi.org/10.22146/jkki.v4i3.36111

Article Metrics

Abstract views : 10686 | views : 6167

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

The Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI [ISSN 2089 2624 (print); ISSN 2620 4703 (online)] is published by Center for Health Policy and Management (CHPM). This website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Built on the Public Knowledge Project's OJS 2.4.8.1.
 Web
Analytics View My Stats