Edisi Khusus Seri 1 Analisis Biaya untuk Pembiayaan Kesehatan
Shita Dewi(1*)
(1) Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
(*) Corresponding Author
Abstract
Selamat berjumpa kembali.
Pada bulan Agustus lalu telah diselenggarakan Forum Nasional Kebijakan Kesehatan Indonesia ke VI di Padang, Sumatera Barat, yang dihadiri pula oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Prof. dr. Nila Moeloek. Forum tersebut diikuti oleh 450 peserta dan menampilkan 90 hasil penelitian dari seluruh penjuru Indonesia yang tentunya diharapkan bermanfaat bagi para hadirin. Materi presentasi dapat dilihat di situs http://kebijakankesehatanindonesia. net/ Dalam rangka membantu agar semakin banyak dari antara kita terpapar dengan hasil-hasil penelitian tersebut, maka JKKI akan memuat beberapa artikel penelitian terpilih untuk disajikan dalam beberapa seri edisi khusus. Seri pertama akan memuat topik- topik terkait analisis biaya untuk pembiayaan kesehatan.
Sebagaimana kita ketahui, selama puluhan ta- hun sistem penetapan tarif di rumah sakit dan di fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia dilakukan berdasarkan perkiraan biaya yang dihitung dan ditetapkan secara ‘tradisional’ sehingga banyak me- ngandung unsur ‘good-enough approximations’. Ter- lebih lagi, berapa pun besarnya tarif yang dikenakan biasanya akan dibayar oleh pengguna, baik oleh pasien (out-of-pocket), pemerintah, mau pun oleh asuransi kesehatan atau kombinasi dari ketiga unsur ini. Tetapi dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasio- nal, hal ini tentu saja tidak lagi sesuai karena rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan dibayar dengan jumlah yang telah ditentukan. Masalah timbul ketika ternyata penggantian biaya oleh BPJS disi- nyalir rata-rata berada di bawah tarif pelayanan. Ke- tidakpuasan dan terhambatnya pelayanan seringkali menjadi ujungnya.
Untuk mengatasi hal ini tentu saja ada beberapa hal yang harus berubah. Pertama, kita harus berhenti melakukan kesalahan menyamakan ‘biaya’ dengan ‘tarif’, karena kedua hal ini berbeda. Kedua, kita harus mengetahui dengan tepat berapa biaya yang dikeluar- kan untuk suatu pelayanan. Ketiga, kita harus men- cari cara untuk melakukan efisiensi biaya tanpa mengorbankan mutu pelayanan.
Hal ini memerlukan keahlian akuntansi biaya (cost accounting). ‘Good-enough approximations’ tidak bisa lagi menjadi norma di bidang pelayanan kesehatan. Akuntansi biaya akan dapat melakukan penghitungan yang mendekati akurat untuk biaya- biaya tetap (fixed costs) dan biaya-biaya variabel (variable costs) suatu pelayanan. Kami katakan “mendekati akurat” karena sangat sulit melakukan penghitungan biaya yang 100% akurat. Namun, ini tidak berarti bahwa proses penghitungan biaya dan proses penetapan strategi efisiensi biaya harus dise- rahkan sepenuhnya kepada seorang akuntan biaya (cost accountant), karena keterlibatan para profes- sional kesehatan sangat diperlukan. Keterlibatan para professional kesehatan dalam proses analisis biaya kesehatan akan membantu para professional kese- hatan menyadari apa cost drivers suatu pelayanan dan mereka dapat melakukan inovasi dalam proses pelayanan yang tidak hanya menurunkan biaya tetapi juga mempertahankan mutu pelayanan dan memper- hatikan keselamatan pasien.
Dalam edisi kali ini, kami pilihkan beberapa artikel terkait analisis biaya yang semoga dapat menjadi pelajaran bagi pembaca.
Selamat membaca.
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/jkki.v4i3.36105
Article Metrics
Abstract views : 2863 | views : 2054Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI [ISSN 2089 2624 (print); ISSN 2620 4703 (online)] is published by Center for Health Policy and Management (CHPM). This website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. Built on the Public Knowledge Project's OJS 2.4.8.1.
View My Stats