Sistem Perburuan Landak Moncong Panjang (Zaglossus bruijnii) pada Masyarakat Kampung Waibem dan Kampung Saukorem Tambrauw, Papua Barat

https://doi.org/10.22146/jik.10184

Tresia Frida Awak(1), Sepus Fatem(2*), Aksamina Yohanita(3)

(1) Fakultas Kehutanan Universitas Papua Jl. Gunung Salju, Manokwari, Papua Barat 98314
(2) Fakultas Kehutanan Universitas Papua Jl. Gunung Salju, Manokwari, Papua Barat 98314
(3) Fakultas Kehutanan Universitas Papua Jl. Gunung Salju, Manokwari, Papua Barat 98314
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem perburuan landak moncong panjang (Zaglossus bruijnii) oleh masyarakat kampung Waibem dan Saukorem, Kabupaten Tambrauw. Penelitian ini dilakukan di Kampung Waibem dan Saukorem selama 1 bulan, yaitu sejak bulan Juli-Agustus 2014. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi lapangan dan wawancara semi struktural yang mengacu pada daftar kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya masyarakat Kampung Waibem dan Saukorem melakukan perburuan dengan 3 (tiga) tujuan, yaitu untuk dikonsumsi, dijual, dan sebagai hiburan. Masyarakat Kampung Waibem dan Saukorem berburu landak moncong panjang dengan menggunakan jerat, parang, bantuan anjing, dan berburu secara visual (bantuan mata). Waktu berburu landak moncong panjang adalah sehabis hujan, bulan sabit, dan pada malam hari. Pengembangan ekowisata berbasis satwa landak moncong panjang menjadi salah satu strategi untuk menambah pendapatan masyarakat pada kedua kampung serta secara perlahan-lahan mengurangi tingkat perburuan masyarakat.

Kata kunci: sistem perburuan, Zaglossus bruijnii, landak moncong panjang, Saukorem Village, Waibem Village

 

Hunting system of long-beaked echidna (Zaglossus bruijnii) by Waibem and Saukorem local communities, Tambrauw Regency, West Papua

Abstract

The objective of this research was to investigate hunting system of western long-beaked echidna (Zaglossus bruijnii) by Waibem and Saukorem Local Communities, Tambrauw Regency in Papua Province of Indonesia during July to August 2014. The observation technique and semi-structural interview were carried out by asking local people through questionnaire and analyzed by descriptive method. The result shows that local people in Waibem and Saukorem villagers generally do hunting for consumption, commercial/sale and hobby. The hunting method used by these communities were lasso, chopping knife, dog, and visual hunting. Hunting time of western long-beaked echidnais normally done after rain, crescent moon, and during night. Eco-tourism development is expected to increase the income of local people as well as reducing hunting pressure of this species.


Keywords


hunting system; Zaglossus bruijnii; western long-beaked echidna; Kampung Saukorem; Kampung Waibem

Full Text:

PDF


References

  1. Asem G, Kahisiuw P, Fatem SM, Runtuboy Y, & Marwa J. 2011. Prospect of Tambrauw as conservation regency in West Papua (A preliminary analysis). Dalam : Fauzi MT, Jaya KD, Yong HS, Krisbauch M, Sarjan M, Ujianto L, Latifa S, & Krisdayanti BD (Ed). Proceeding of the 2nd International Conference on Biodiversity Siginificance of Climate Change on Biodiversity in Sustaining the Globe. Universitas Mataram, Mataram, 2-4 Juli 2013.
  2. Baillie EMJ, Turvey ST, & Waterman C. 2009. Survival of Attenborough’s long-beaked echidna Zaglossus attenboroughi in New Guinea. Fauna dan Flora Internasional, Oryx, 43(1), 146-148.
  3. Fatem S. 2003. Karakteristik Morfologi dan Habitat Landak Moncong Panjang (Zaglossus bruijni). Skripsi (Tidak Dipulikasikan). Fakultas Kehutanan, Universitas Negeri Papua, Manokwari.
  4. Flannery T. 1995. Mammals New Guinea. Revised and Updated Edition. Australian Museum. Menteri Kehutanan. PP No. 13 Tahun 1994. Pasal 7 dan Peraturan Menteri Kehutanan No. P. 19/Menhut-II/ 2010: Tentang Penggolongan dan Tatacara Penetapan Jumlah Satwa Buru Pasal 5.
  5. Menzies J. 1991. A Hand Book of New Guinea Marsupials & Monotremes. Christen Press Inc., Madang, Papua New Guinea.
  6. Opiang MD. 2009. Home ranges, movement, and den use in Long-Beaked Echidnas, Zaglossus bartoni, from Papua New Guinea. Journal of Mammalogy 90(2), 340-346.
  7. Pattiselanno F. 2004. Wildlife Utilization and Food Security in West Papua, Indonesia. Presented Paper on the SEARCA Agriculture and Development seminar series. SEARCE Los Banos, United States.
  8. Petocz RG. 1994. Mamalia Darat Irian Jaya. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
  9. Ronsumbre F. 2007. Tingkah Laku Harian Landak Moncong Panjang (Zaglossus bruinii) Jantan Asal Cagar Alam Pegunungan Arfak Secara Ex situ. Skripsi (Tidak Dipublikasikan). Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Papua, Manokwari. The Zoological Society of London. 2012. http://edgeofexexistence.org/mammal/speciesinfo.php?id=1395. Diakses: 23 Mei 2014 : 04.00 WIT.



DOI: https://doi.org/10.22146/jik.10184

Article Metrics

Abstract views : 6549 | views : 7856

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2015 Jurnal Ilmu Kehutanan

License URL: https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/


© Editorial Board Jurnal Ilmu Kehutanan
Faculty of Forestry, Universitas Gadjah Mada
Building D 2nd floor
Jl. Agro No 1, Bulaksumur, Sleman 55281
Phone. +62-274-512102, +62-274-550541, +62-274-6491420
Fax. +62-274-550541 E-mail : jik@ugm.ac.id
former website : jurnal.ugm.ac.id/jikfkt/
new website : jurnal.ugm.ac.id/v3/jik/

 

Indexed by:

 

Jurnal Ilmu Kehutanan is under the license of Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International