Pengkayaan ilmu petugas puskesmas sebagai langkah penurunan angka anemia di Kabupaten Sleman

https://doi.org/10.22146/jcoemph.38560

Emy Huriyati(1), Tri Ratnaningsih(2), Abdul Wahab(3), Arta Farmawati(4), Nur Imma Fatimah Harahap(5), Ainun Nisa(6*)

(1) Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(2) Departemen Patologi Klinis, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(3) Departemen Biostatistik Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(4) Departemen Biokimia, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(5) Departemen Patologi Klinis, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(6) Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK Fokus Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman untuk penanggulangan anemia dewasa ini bukan hanya pada ibu hamil saja, melainkan sudah dimulai dari remaja puteri, jauh sebelum mereka hamil. Langkah pemerintah dalam menanggulangi anemia dengan adanya suplementasi besi dikhawatirkan tidak tepat sasaran. Sejauh ini deteksi anemia oleh petugas puskesmas hanya sebatas pemeriksaan haemoglobin saja dan kejadian anemia yang terdeteksi masih bersifat general, tidak spesifik anemia defisiensi besi. Subjek dalam kegiatan ini adalah petugas puskesmas meliputi dokter, ahli gizi dan ahli teknologi laboratorium medis yang diambil secara purposive sampling. Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini adalah pelatihan dengan rangkaian kegiatan yaitu penyuluhan dengan pre-test dan post-test, tutorial kasus, dan praktikum. Analisis data hasil kegiatan menggunakan uji paired t-test antara nilai pre-test dan post-test. Uji statistik dikatakan signifikan bila p-value kurang dari 0,05. Total peserta yang mengikuti kegiatan adalah 71 orang dari target awal 75 orang (persentase kedatangan= 94,67%). Pelatihan terkait anemia defisiensi besi untuk petugas puskesmas dapat meningkatkan tingkat pemahaman sebesar 32,82 poin (p<0,0001), yang merupakan delta kenaikan nilai pre-test dan post-test. Pemilihan metode untuk kegiatan pelatihan dirasa sudah tepat dengan pertimbangan hasil evaluasi kegiatan menunjukkan sebagian besar peserta kegiatan menilai metode pelatihan efektif atau sangat efektif (74,7%). Program pelatihan dapat meningkatkan pemahaman petugas puskesmas di Kabupaten Sleman terkait anemia defisiensi besi.

KATA KUNCI pelatihan; puskesmas; pengetahuan; anemia defisiensi besi

 

ABSTRACT The focus of the Sleman District Health Office in the prevention of anemia is not only on pregnant women anymore as it currently involves young women, long before they become pregnant. The government's step in overcoming anemia with iron supplementation is argued to fail to hit the target. So far the detection of anemia by health center officials is only limited to hemoglobin examination, indicating that the detection of anemia is still general and not specific to iron deficiency anemia. The subjects of this study were community health center staffs including doctors, nutritionists and medical laboratory technology experts who were picked by purposive sampling. The methods used were training with a series of activities: education with pre-test and post-test, case tutorials, and practicum. Paired t-test was performed to compare the difference of value between pre-test and post-test. P-value of less than 0.05 was considered statistically significant. The total participants who took part in the activity were 71 people from the initial target of 75 people (percentage of arrivals = 94.67%). Training related to iron deficiency anemia for health center officers can increase the level of understanding by 32.82 points (p <0,0001). The methods chosen for training activities were considered appropriate with around three-quarters (74,7%) of the participants rated the training method effective or very effective. The training program can improve the understanding of health center staff in Sleman Regency regarding iron deficiency anemia.

KEYWORDS training; community health center; knowledge; iron deficiency anemia

 


Full Text:

PDF


References

1. Widiaskara I, Pramitha P, Suryawan IWB, Ugrasena I. Gambaran hematologi anemia defisiensi besi pada anak. Sari Pediatr. 2016;13(5):362.

2. Beard JL. Iron requirements in adolescent females. J Nutr. 2000;130(2):440S–2S.

3. Margina DS, Herawati S, Yasa IWPS. Diagnosis laboratorik anemia defisiensi besi. E-Jurnal Medika Udayana. 2014;3(1):58–69(12).

4. Amalia A, Tjiptaningrum A. Diagnosis dan tatalaksana anemia defisiensi besi. Medical Journal of Lampung University. 2016;5(5):166–9.

5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2013. 384 p.

6. Dinas Kesehatan Sleman. Rekapitulasi hasil penjaringan kesehatan peserta didik Kabupaten Sleman 2016. Sleman, D. I. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Sleman; 2017.

7. Dinas Kesehatan Sleman. Laporan hasil identifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di Godean. Sleman, D. I. Yogyakarta: Dinas Kesehatan Sleman; 2017.

8. Ringoringo HP, Windiastuti E. Profil parameter hematologik dan anemia defisiensi zat besi bayi berumur 0-6 bulan di RSUD Banjarbaru. Sari Pediatr. 2016;7(4):214.

9. Sari TT. Seng dan respons imun pada talasemia. Sari Pediatr. 2016;18(2):157.

10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128 tahun 2004, Kebijakan dasar puskesmas. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2004.

11. Zuhairini, Ghofir A. Metodologi pembelajaran. Malang: UM Press; 2004.

12. Hadi S. Metode pembelajaran. Yogyakarta: Andi Offset; 1993.

13. Kurniawan A, Gamelia E, Sistiarani C. Efektivitas pelatihan metode ceramah dan diskusi kader kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak di Puskesmas I Baturraden. Jurnal Kesmas Indonesia. 2017;9(1):23–33.



DOI: https://doi.org/10.22146/jcoemph.38560

Article Metrics

Abstract views : 1964 | views : 3254

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Journal of Community Empowerment for Health

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.