Prevalensi malaria di Asmat, Papua: Gambaran situasi terkini di daerah endemik tinggi

https://doi.org/10.22146/jcoemph.38309

Josephine Debora(1*), Hanggoro Tri Rinonce(2), Maria Fransiska Pudjohartono(3), Pritania Astari(4), Monica Gisela Winata(5), Fadli Kasim(6)

(1) Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(2) Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(3) Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(4) Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(5) Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(6) Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author

Abstract


ABSTRAK Malaria merupakan salah satu penyakit yang terus endemik di beberapa daerah di Indonesia walaupun pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk mengobati dan mencegah malaria. World Health Organization (WHO) menargetkan insidensi kasus malaria pada tahun 2030 dapat turun hingga 90% dibandingkan tahun 2015.Asmat merupakan salah satu daerah endemik tinggi dan menjadi salah satu daerah target program eliminasi malaria, namun belum ada publikasi data rinci terkait malaria di Asmat, Papua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi malaria di Asmat pada tahun 2017 dan melihat tren kejadian malaria yang merupakan salah satu indikator evaluasi program eliminasi malaria di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata - Peduli Bencana (KKN-PB) Universitas Gadjah Mada (UGM), pada tanggal 17 Maret hingga 30 April 2018 di Asmat, Papua. Penelitian dilakukan dengan analisis data sekunder dan observasi. Data sekunder diambil dari Dinas Kesehatasn Kabupaten Asmat, kemudian dianalisis dan dipaparkan secara deskriptif. Dilakukan pula observasi lingkungan di Distrik Agats, Atsj, dan Sawaerma untuk mengetahui kemungkinan faktor-faktor risiko malaria. Pada tahun 2017, prevalensi malaria di kabupaten Asmat yaitu 12,37% dengan 7,90 % kasus malaria klinis dan 4,46% kasus malaria yang telah tegak diagnosisnya berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium. Prevalensi tersebut meningkat dibandingkan tahun 2016. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Atsj merupakan puskesmas dengan prevalensi malaria tertinggi, yaitu sebesar 27,70%. Kejadian malaria ini kemungkinan dipengaruhi oleh lingkungan fisik (suhu, kelembaban, kerapatan dinding rumah, pengunaan kawat kassa, curah hujan), lingkungan biologi (adanya semak dan rawa), lingkungan kimia (salinitas dan pH), serta kebiasaan masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penanganan malaria di Asmat masih menjadi tantangan besar bagi petugas kesehatan dan pemerintah. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor penyebab masih tingginya kejadian malaria agar kebijakan yang diambil lebih tepat.  

KATA KUNCI prevalensi; malaria; endemik; Asmat; Papua

 

ABSTRACT Malaria is still an endemic disease in Indonesia, despite years of government efforts to cure and prevent malaria. World Health Organization (WHO) has a goal to reduce malaria case incidence globally at least 90% in 2030 compared with 2015.Asmat is one of the high endemic areas in Indonesia, making Asmat one of the target areas for malaria elimination programs. However, the published data regarding malaria in Asmat is limited. This study aimed to investigate the prevalence of malaria in Asmat in 2017 and assess the trend of malaria prevalence, as an indicator in evaluating malaria elimination programs. This study was descriptive observational research which was performed from March 17th until April 30th 2018, as part of Kuliah Kerja Nyata - Peduli Bencana (KKN-PB) Universitas Gadjah Mada (UGM), in Asmat Regency. This study was using secondary data analysis and environmental observation. Secondary data was obtained from Department of Health in Asmat Regency and presented descriptively. Environmental observation in Agats, Atsj, and Sawaerma District was also conducted to find out the possible risk factors of malaria. In 2017, malaria prevalence in Asmat was 12.37% with 7.9% cases being clinically diagnosed malaria, and the other 4.46% laboratory diagnosed malaria. The prevalence in 2017 was higher than in 2016. Among all the districts in Asmat, Atsj had the highest prevalence (27.70%). Malaria prevalence was possibly affected by multiple factors, such as physical environment (temperature, humidity, houses’ wall density, and the use of wire net), biological environment (house surrounded by bush or swamp), chemical environment (pH and salinity), and habits in community. These findings suggest that malaria control is still a big challenge for health-care workers and government. Further research is needed to study the exact causes of high malaria prevalence in Asmat, so that more appropriate policies can be done to overcome the problem.

KEYWORDS prevalence; malaria; endemic; Asmat; Papua


Full Text:

PDF


References

  1. World Health Organization. World malaria report 2017. Geneva: World Health Organization; 2017. 196 p.
  2. World Health Organization. Global technical strategy for malaria 2016-2030 [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2015 [cited 2018 Aug 23]. 35 p. Available from: http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/176712/9789241564991_eng.pdf?sequence=1
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Wilayah Indonesia dominan bebas malaria [Internet]. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018 [updated 2018 April 23; cited 2018 Aug 23]. Available from: http://www.depkes.go.id/article/view/18042400002/wilayah-indonesia-dominan-bebas-malaria.html
  4. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Info data malaria. Jakarta: usat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2016. 8p.
  5. Dinas Kesehatan Provinsi Papua. Profil kesehatan Provinsi Papua tahun 2016. Jayapura, Papua: Dinas Kesehatan Provinsi Papua; 2017. 163 p.
  6. Badan Pusat Statistik Kabupaten Asmat. Kabupaten Asmat dalam angka 2018. Asmat, Papua: Badan Pusat Statistik Kabupaten Asmat; 2018.
  7. Kurniawan J. Analisis faktor risiko lingkungan dan perilaku penduduk terhadap kejadian malaria di Kabupaten Asmat tahun 2008 [master’s thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008. 147 p.
  8. Badan Pusat Statistik Kabupaten Asmat. Kabupaten Asmat dalam angka 2017. Asmat, Papua: Badan Pusat Statistik Kabupaten Asmat; 2017.
  9. Mirino R. Studi faktor lingkungan rumah dan perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kejadian malaria di Kecamatan Agats Kabupaten Asmat Papua 2009 [master’s thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2009. 128 p.
  10. Rahmawati E, Hadi U, Soviana S. Keanekaragaman jenis dan perilaku menggigit vektor malaria (Anopheles spp.) di Desa Lifuleo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. J Entomol Indones. 2014;11(2):53–64.
  11. Hasyim H, Camelia A, Alam NF. Determinan kejadian malaria di wilayah endemik Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2014;8(7):291–4.
  12. Tarmidzi M, Soesanto T, Sudargo T. Hubungan antara kejadian malaria dengan status gizi balita. Berita Kedokteran Masyarakat. 2007;23(1):41–6.



DOI: https://doi.org/10.22146/jcoemph.38309

Article Metrics

Abstract views : 9473 | views : 21408

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2018 Journal of Community Empowerment for Health

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.