Pengembangan Formula dan Pembuatan Controlled Release Fertilizer (CRF) untuk Bawang Merah

https://doi.org/10.22146/veg.65667

Ilhamsyah Noor(1*), Arfiana Arfiana(2), Era Restu Finalis(3), Endro Wahju Tjahjono(4), Hadi Suratno(5), Hamzah Hamzah(6), Agus Mulyono(7), Listiyo Dyah Nuraini(8), Jaim Jaim(9), Suradi Suradi(10), Hens Saputra(11)

(1) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(2) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(3) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(4) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(5) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(6) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(7) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(8) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(9) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(10) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(11) Badan Riset dan Inovasi Nasional
(*) Corresponding Author

Abstract


Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Data produksi bawang merah di Indonesia menunjukkan bahwa produktivitas hasil bawang merah tersebut masih dapat ditingkatkan. Pemupukan merupakan salah satu alternatif solusi untuk meningkatkan produktivitas tanaman. Efisiensi pemupukan harus ditingkatkan mengingat rendahnya efisiensi penggunaan pupuk buatan yang disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena kehilangan bahan aktif (nutrient) melalui proses degradasi mikrobial, volatilisasi ataupun tercuci oleh aliran permukaan. Salah satu solusi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk adalah CRF. Controlled Release Fertilizer (CRF) merupakan jenis pupuk dengan mekanisme pelepasan unsur hara secara berkala mendekati pola penyerapan oleh tanaman sehingga unsur hara yang terkandung dalam pupuk tidak terbawa oleh air. CRF yang dikembangkan merupakan formula pupuk lengkap untuk bawang merah yang meliputi makro nutrient (N, P, K), makro sekunder (Sulfur, Magnesium, Kalsium), serta mikro nutrient (Zinc, Cuprum, dan Asam humat). Berdasarkan rekomendasi badan litbang dan peraturan-peraturan terkait formula pupuk untuk bawang merah, dihasilkan 2 buah formula yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman bawang merah. Dihasilkan 2 buah prototype pupuk untuk tanaman bawang merah (NPK CRF 14-7-9-6-4-2 dan NPK CRF 16-7-10-6-2). Kedua pupuk tersebut di coating dengan menggunakan asam humat, dari hasil coating dengan menggunakan asam humat, nilai crushing strength dari granul pupuk meningkat 1,5x lipat dibandingkan sebelum di coating. Selain sifat asam humat yang dapat menghambat pelepasan N, peningkatan crushing strength juga dapat memperlambat proses degradasi granul pupuk.


Keywords


coating; CRF; efisiensi; formulasi; Produktivitas

Full Text:

PDF


References

Adiningsih, Yuni. 2008. Perubahan Kandungan Nitrogen, Phospat, dan Kalium Pada Penyimpanan Pupuk NPK. Jurnal Riset Teknologi Industri : Vol.2 No.4. Desember 2008

Hilman Y., dan Suwandi. 1987. Pengaruh Pupuk Nitrogen dan Fosfor terhadap Kentang. Buletin Penelitian Hortikultura, Vol. 15 No. 2 : 206 – 212.

Istiqomah, F.N., Budi, S.W., Wulandari, A.S. 2017. Peran Fungi Mikoriza Arbuskula (Fma) dan Asam Humat terhadap Pertumbuhan Balsa (Ochroma bicolor Rowlee.) pada Tanah Terkontaminasi Timbal (Pb). Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 7(1): 72-78.

Karti, P.D.M.H., Setiadi, Y. 2011. Respon pertumbuhan, Produksi dan Kualitas Rumput terhadap Penambahan Fungi Mikoriza Arbuskula dan Asam Humat pada Tanah Masam dengan Aluminium Tinggi. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 16(2): 105-112.

Mindari Wanti. 2022. Asam Humat Sebagai Amelioran dan Pupuk. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Edisi Ke 3.

Rosjidi M, dkk. 2018. Inovasi Pupuk Controlled Release Fertilizer (CRF) Untuk Tanaman Bawang Merah. Majalah Ilmiah Pengkajian Industri. Vol. 12 No. 3

Sumarni & Achmad Hidayat. 2005. Budidaya Bawang Merah. Panduan Teknis PTT Bawang Merah No.3 ISBN : 979-8304-49-7

Sumarni, Rosliana, Basuki. 2012. Respon Pertumbuhan, Hasil Umbi, dan Serapan Hara NPK Tanaman Bawang Merah Terhadap Berbagai Dosis Pemupukan NPK Pada Tanah Alluvial. J. Hort. 22(4) : 366-375, 2012.

Suwandi. 2009. Menakar Kebutuhan Hara Tanaman dalam Pengembangan Inovasi Budi Daya Sayuran Berkelanjutan. Pengembangan Inovasi Pertanian, Vol. 2 No. 2 : 131 – 147.

Susanti H., Budiraharjo, K., dan Handayani, M. 2018. Analisis Pengaruh Faktor – Faktor Produksi terhadap Produksi Usaha Tani Bawang Merah di Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Agrisociomics, Vol. 2 No. 1 : 23 – 30.

Kementerian Pertanian. 2017. Produktivitas Bawang Merah menurut Provinsi 2013 – 2017.

Keputusan Menteri Pertanian No.209/Kpts/Sr.320/3/2018. Persyaratan Teknis Minimal Hara Tanaman.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 2010. Pupuk dan Pemupukan Pada Budidaya Bawang Merah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementan.

SNI 2803 : 2012. SNI Pupuk NPK



DOI: https://doi.org/10.22146/veg.65667

Article Metrics

Abstract views : 896 | views : 2676

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Vegetalika

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

VEGETALIKA journal indexed by: 

 

       

  

View My Stats