Pengaruh Takaran Vinasse dan Posisi Penanaman Mata Tunas Tunggal terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.)

https://doi.org/10.22146/veg.6420

Dian Alice Widara, Dody Kastono, dan Budiastuti Kurniasih(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian yang berjudul Pengaruh Takaran Vinasse dan Posisi Penanaman Mata Tunas Tunggal terhadap Pertumbuhan Bibit Tebu (Saccharum officinarum L.) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh posisi penanaman mata tunas tunggal (vertikal, miring, dan horizontal) dan aplikasi takaran vinasse yang tepat terhadap pertumbuhan tanaman tebu. Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Mei – September 2014 di Kebun Percobaan Tridharma, Universitas Gadjah Mada, yang berlokasi di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah posisi penanaman mata tunas tunggal yaitu vertikal, miring, dan horizontal. Faktor kedua adalah takaran vinasse yang terdiri dari 4 aras yaitu 0 (kontrol), 30.000, 60.000, dan 90.000 l/ha yang diulang sebanyak 3 kali.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, baik perlakuan posisi penanaman mata tunas tunggal maupun perlakuan takaran vinasse tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman tebu, juga tidak diperoleh kombinasi posisi penanaman mata tunas tunggal dan takaran vinasse optimum. Kombinasi yang menunjukkan pertumbuhan akar terbaik adalah posisi penanaman mata tunas tunggal miring pada pemberian takaran vinasse 0 (T2V1), posisi penanaman mata tunas tunggal miring pada pemberian takaran vinasse 60.000 l/ha (T2V3), dan posisi penanaman mata tunas tunggal vertikal pada pemberian takaran vinasse 60.000 l/ha (T1V3). Akan tetapi, variabel pertumbuhan akar tersebut belum diikuti dengan pertumbuhan tajuk yang lebih baik.

Kata kunci: vinasse, mata tunas tunggal, pertumbuhan bibit, tebu, limbah



References

Afina, R. 2013. Pengaruh pemberian vinasse dan sumber nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil wijen (Saccharum indicum L.) di tanah pasir. Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Skripsi.

Andreas, Q. 2013. Pengaruh macam bibit dan posisi penanaman terhadap pertunasan dan pertumbuhan awal bibit tebu (Saccharum officinarum L.). Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Skripsi.

Anonim a. 2011. Industri Gula tidak Efisien. . Diakses tanggal 11 Oktober 2013.

Anonim b. 2012. . Diakses 1 April 2013.

Anonim c. 2012. Pendahuluan. . Diakses 17 Januari 2014.

Anonim d. 2014. Beet Vinasse. . Diakses 21 Januari 2014.

Arrodli, M. Z. 2012. Pengaruh pemberian vinasse pada tanah pasir terhadap pertumbuhan awal empat klon tebu (Saccharum officinarum L.). Fakultas Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Skripsi.

Gardner, F. P., Pearce, R. B., and Mitchell, R. L. 1991. Crop Physiology (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa: H. Susilo). Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Hairiah, K., P. Purnomosidhi, N. Khasanah, N. Nasution, B. Lusiana, dan M. van Noordwijk. 2003. Pemanfaatan bagas dan daduk tebu untuk perbaikan status bahan organik tanah dan produksi tebu di Lampung Utara: pengukuran dan estimasi simulasi WaNuLCAS. . Diakses 13 Januari 2014.

Hunsigi, G. 2001. Sugarcane in Agriculture and Industry. Eastern Press, India.

Indarwanto, C., Purwono, Siswanto, Syakir, M., dan Rumini, W. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Tebu. Eska Media, Jakarta.

Jumin, H. B. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Khaerudin, H. 2008. Aspek Keteknikan dalam Budidaya Tebu dan Proses Produksi Gula di PT. Rajawali II Unit PG Subang Jawa Barat. Bogor. p: 12-18.

Narendranath, M. 1992. Cost-effectiveness of transplanting nursery raised sugarcane bud-chip plants on commercial sugar plantations. Proceeding of ISSCT Congress 21:332-333.

Notojoewono. 1967. Berkebun Tebu Lengkap. Yogyakarta.

Prasetyo, H. 2013. Produksi Bibit Tebu Metode Bud chip. . Diakses 20 Januari 2014.

Putri, A. D. 2013. Pengaruh komposisi media tanam pada teknik bud chip tiga varietas tebu (Saccharum officinarum L.). Jurnal Produksi Tanaman 1:16-23.

Rodríguez, J. G. Y. O. 2000. Effects of vinasse on sugarcane (Saccharum officinarum) productivity. Rev. Fac. Agron. (LUZ) 17: 318-326.

Rosmarkam, A., dan Yuwono, N. W. 2006. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Sawit, M. H. 2010. Kebijakan Swasembada Gula: Apanya yang Kurang?. . Diakses 13 Januari 2015.

Sayed, A., dan Elazim, Y. A. 2002. Agronomic Evaluation of Fertilizing Efficiency of Vinasse. . Diakses 21 Januari 2014.

Smith, C. B. 2006. Anaerobic digestion of vinasse for production of methane in the sugar cane distillery. . Diakses 21 Januari 2014.

Soemarno. 2011. Pentingnya Nitrogen bagi Tanaman Tebu. . Diakses 17 Januari 2014.

Sulaeman, Suprapto, dan Eviati. 2009. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.

Sutanto, R. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Konsep dan Kenyataan. Kanisius, Yogyakarta.

Verheye, Willy. 2012 Growth and production of sugarcane. . Diakses tanggal 4 Desember 2013.

Widiyoutomo. 1983. Sarana Transportasi Tebu dalam Majalah Gula Indonesia Vol.IX Maret 1983. P: 4-7.



DOI: https://doi.org/10.22146/veg.6420

Article Metrics

Abstract views : 1920 | views : 2708

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c)



VEGETALIKA journal indexed by: 

 

       

  

View My Stats