Keragaan Pertumbuhan dan Rendemen Lima Klon Tebu (Saccharum officinarum L.) di Ultisol, Vertisol, dan Inceptisol
Idham Cholid Ramadhan, Taryono, dan Rani Wulandari(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Peningkatan konsumsi gula belum dapat diimbangi oleh produksi gula dalam negeri. Dalam dua dasawarsa terakhir, penanaman tebu bergeser dari lahan sawah subur ke lahan kering. Terdapat beragam jenis tanah lahan kering, namun Ultisol, Vertisol, dan Inceptisol merupakan tanah-tanah yang utama lahan kering Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaan pertumbuhan dan rendemen lima klon tebu di tanah Ultisol, Vertisol, dan Inceptisol. Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan faktorial 3×5 dalam rancangan lingkungan acak lengkap yang diulang 3 kali. Faktor pertama merupakan jenis tanah yang terdiri dari Ultisol (T1), Vertisol (T2), dan Inceptisol (T3) dan faktor keduanya merupakan 5 klon tebu yaitu klon PSJT 941 (K1), VMC 86-550 (K2), BL (K3), PS 881 (K4), PS 864 (K5). Setiap unit percobaan terdiri atas 3 pot dan tiap pot ditanami 1 tanaman tebu. Sifat yang diamati meliputi tinggi tanaman, diameter batang, jumlah ruas, jumlah anakan, berat segar akar, berat kering akar, berat batang, brix tebu, pol tebu, dan rendemen. Keragaan lima klon tebu berdasarkan tinggi tanaman, diameter batang, kandungan brix, kandungan pol, dan rendemen tergantung jenis tanah. Klon tebu yang beradaptasi luas berdasarkan hasil uji Eberhart Russel dan diperkuat dengan GGE biplot atas dasar kandungan pol adalah Bululawang. Klon tebu yang beradaptasi khusus di tanah ultisol berdasarkan hasil uji Eberhart Russel dan diperkuat dengan GGE biplot atas dasar rendemen adalah PS 881, PS 864 di Vertisol, dan VMC 86-550 di Inceptisol.
Kata kunci : jenis tanah, klon tebu, adaptabilitasFull Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Azeredo, D. F., A. A. De Robina, & M. S.Manhales (1980). Mineral fertilizing (NPK) of plant cane in the States of Rio de Janeiro and Minas Gerais. Plana/sucar (Brazil) 95, 19-28.
Baihaki dan Wicaksana. 2005. Interaksi Genotip x Lingkungan Adaptabilitas dan Stabilitas Hasil dalam Pengembangan Tanaman Varietas Unggul di Indonesia. Jurnal Zuriat 16 (1): 1-8.
Barnes, A. C. 1973. The sugar cane (2d Ed.).Wiley. New York.
Fauconnier, R. 1993. Sugarcane.MacMillan Press LTD. London and Basingstoke.
Finlay, K.W. and G.N. Wilkinson. 1963. The Analysis of Adaptation in A Plant-Breeding Programme. Aust. J. Agric. Res. 14: 742-754.
Foth, H.D. 1984. Fundamentals of Soil Science. John Willey & Sons. New York.
Foth, H.D. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Gardner, F.P., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell. 1991. Physiology of Crop Plant. Alih bahasa. Susilo, H. 1991. UI Press, Jakarta.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademik Persindo, Jakarta.
Prasetyo, B.H., D. Subardja, dan B. Kaslan. 2005. Ultisols dari bahan volkan andesitic di lereng bawah G. Ungaran. Jurnal Tanah dan Iklim 23: 1−12.
Prasetyo, B.H. dan D.A. Suriadikarta. 2006. Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25 (2) : 39-47.
Rasyad, A. dan Idwar. 2010. Interaksi Genetik x Lingkungan dan Stabilitas Komponen Hasil Berbagai Genotipe Kedelai di Provinsi Riau. Jurnal Agronomi Indonesia 38 (1): 25-29.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan, Biokimia Tumbuhan, jilid 2. Penerjemah: Lukman, D.R. dan Sumaryono. Bandung: Penerbit ITB.
Yan, W. 2001. GGE biplot-A Windows application for graphical analysis of multi-environment trial data and other types of two-way data. Agron J 93: 11111118.
Yan, W., L.A Hunt., Q. Sheng, and Z. Szlavnics. 2000. Cultivar evaluation and mega-environment investigation based on GGE Biplot. Crop. Sci., 40: 507-605.
DOI: https://doi.org/10.22146/veg.5763
Article Metrics
Abstract views : 3812 | views : 9916Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c)
VEGETALIKA journal indexed by: