Aplikasi Pupuk SP-36 dan Ekstrak Pelarut Fosfat untuk Meningkatkan Produksi Jagung Lokal Pulut

https://doi.org/10.22146/veg.45428

Edy Edy(1*), Taufan Alam(2), Bakhtiar Bakhtiar(3)

(1) Universitas Muslim Indonesia
(2) Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Fakultas Pertanian, Universitas Muslim Indonesia, Makassar
(*) Corresponding Author

Abstract


Impor beras setiap tahun semakin meningkat seiring meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan diversifikasi pangan pokok yang setara beras yaitu mengembangkan produk beras jagung pulen. Tujuan  penelitian adalah meningkatkan produksi jagung pulut dan efisiensi pemupukan fosfat. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dan diulang sebanyak tiga ulangan. Faktor I adalah aplikasi ekstrak pelarut fosfat (EPF) yang bersumber dari bonggol pisang yang terdiri atas 0 dan 10 liter.ha-1. Faktor kedua adalah pemupukan SP-36 yaitu 0, 50, 100 dan 150 kg.ha-1. Analisis data menggunakan ANOVA α = 5% dan dilanjutkan uji DMRT α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi EPF dan 50 kg.ha-1 SP-36 meningkatkan panjang dan diameter tongkol, dan produksi biji kering per hektar serta efisiensi pemupukan P.


Keywords


beras jagung; jagung pulut; ekstrak pelarut fosfat; pulen

Full Text:

PDF


References

Coopeland, L.W. and M.B. Mcdonald. 1985. Principles of Seed Science and Technol-ogy. Second Edition. Burger Publishing Company, Minneopolis, Minnesota, USA. 321 p.

Dermiyati, Jeni Antari, Sri Yusnaini dan Sutopo Ghani Nugroho, 2009. Perubahan Populasi Mikroroganisme Pelarut Fosfat pada Lahan Sawah dengan Sistem Pertanian Intensif menjadi Sistem Pertanian Organik Berkelanjutan. J. Tanah Trop., Vol. 14, No. 2, P: 143-148.

Hardjowigeno, S., 1992. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.

Makkulawu, A.T, Sunartiningsih, Adnan, AM.,2012. Pengembangan Varietas Hibrida Jagung Pulut (Waxy Corn), Tahan Penyakit Bulai (Perenosclerospora maydis L.), Dan Toleran Kekeringan (Drought Tolerance) Memiliki Potensi Hasil Tinggi (10 T/Ha). Tim Implementasi PKPP 2012 Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Jakarta.

Plante, A.F. 2007. Soil biogeochemical cycling of inorganic nutrients and metals. In: Soil Microbiology, Ecology, and Biochemistry, 3rd, E.A. Paul (Ed.). Academic Press. Amsterdam, pp. 389-432.

Pratamaningtyas, S., 2011. Isolasi, Karakterisasi & Uji Aktifitas Mikroba Fosfat dan Pengikat Nitrogen dari Mol (Mikroorganisme Lokal) Bonggol & Batang Pisang (Musa paradisiaca). Laporan Hasil Penelitian Disertasi Doktor. Universitas Brawijaya. Malang.

Rouf, A.A., A. Zubair, D. Walangadi, M.Y. Antu dan Sukarto, 2010. Pengkajian Pemurnian Benih Jagung Pulut di Provinsi Gorontalo. Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010. p:117-121.

Suarni dan S. Widowati, 2005. Struktur, Komposisi, dan Nutrisi Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, dan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.

Subagyono, K., U. Haryati, dan S.H. Tala’ohu., 2009. Teknologi Konservasi Air pada Pertanian Lahan Kering. Jurnal Teknologi Konservasi Lahan Kering, P: 145-181.

Syuryawati, Margaretha, dan Hadijah, 2010. Pengolahan Jagung Pulut Menunjang Diversifikasi Pangan dan Ekonomi Petani. Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010, P:619-626.

Yafizham. 2003. Aplikasi mikroba pelarut fosfat dan pupuk P terhadap produksi kacang tanah pada tanah podsolik merah kuning. J. Agrotrop. VIII(1). P: 18-22.



DOI: https://doi.org/10.22146/veg.45428

Article Metrics

Abstract views : 1904 | views : 3083

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Vegetalika

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

VEGETALIKA journal indexed by: 

 

       

  

View My Stats