Pengaruh Waktu Penyiangan terhadap Pertumbuhan dan Hasil Dua Kultivar Kedelai (Glycine max (L.) Merr.)

https://doi.org/10.22146/veg.28015

Kurnia Dyah Puspita(1*), Dyah Weny Respatie(2), Prapto Yudono(3)

(1) 
(2) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu penyiangan terhadap
pertumbuhan dan hasil dua kultivar kedelai, menentukan periode kritis dua kultivar
kedelai dan mengetahui komposisi gulma dominan pada pertanaman dua kultivar
kedelai.Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 – Februari 2016 di Kebun
Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Penelitian
menggunakan Rancangan Split Plot 2 faktor yaitu kultivar kedelai (Grobogan dan
Argomulyo) sebagai petak utama dan perlakuan waktu penyiangan (penyiangan sejak
tanam hingga umur 2, 4, 6 minggu dan panen, serta tanpa penyiangan sejak tanam
hingga umur 2, 4 , 6 minggu, dan panen) sebagai anak petak.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa waktu penyiangan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil
dua kultivar kedelai. Penyiangan yang dilakukan pada periode kritis tanaman kedelai
menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan tanaman
kedelai yang tidak dilakukan penyiangan. Periode kritis tanaman kedelai kultivar
Grobogan dan kultivar Argomulyo yaitu pada umur 0-6 minggu setelah tanam. Gulma
yang dominan pada pertanaman kedelai Grobogan yaitu Bulbostylis puberula. Gulma
yang dominan pada pertanaman kedelai Argomulyo yaitu Cyperus rotundus.

Keywords


kultivar kedelai, gulma, waktu penyiangan



References

Atman. 2006. Budidaya kedelai di lahan sawah Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah Tambua.

(3): 288-296

Khalil, M. 2003. Komponen hasil tanaman kedelai varietas kipas putih pada berbagai

densitas dan pemupukan. Jurnal Eugenia. 9(3):161-164.

Manurung, J.P. dan E. Syam’un. 2003. Hubungan komponen hasil dengan hasil

kedelai (Glycine max (L.) Merr.) yang ditanam pada lahan diolah berbeda

sistem dan berasosiasi dengan gulma. Jurnal Agrivigor. 3(2):179-188.

Mercado, B.L. 1979. Introduction to weed science. Southeast Asia Regional Centre for

Graduate Study and Research in Agriculture. Los Banos, Laguna, Philippines.

Moenandir, J. 1993. Pengantar ilmu dan pengendalian gulma. PT. Rajawali Press,

Jakarta.

Siregar, M. 2003. Kebijakan perdagangan dan daya saing komoditas kedelai. PSE

Balitbang Pertanian, Departemen Pertanian Republik Indonesia, Bogor.

Soerjani, M., M. Soendaru dan C. Anwar. 1996. Present status of weed problems and

their control in Indonesia. Biotrop. Special Publication.

Sudaryanto, T. dan D.K.S. Swastika, 2007. Ekonomi kedelai di Indonesia. Forum Agro

Ekonomi (FAE) 12 (3) : 1-27.

Tjitrosoedirdjo, S., I.H. Utomo dan J. Wiroatmojo. 1984. Pengelolaan Gulma di

Perkebunan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Zimdahl, R.L. 2004.Weed Crop Competition: a Review. Second Edition. Blackwell

Publishing. Australia.



DOI: https://doi.org/10.22146/veg.28015

Article Metrics

Abstract views : 6100 | views : 22115

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2017 Vegetalika



VEGETALIKA journal indexed by: 

 

       

  

View My Stats