Pengaruh pemberian edukasi dan leaflet terhadap penurunan frekuensi bangkitan epilepsi anak
Prasetyo Tri Kuncoro(1*), Cempaka Thusina Srie Setyaningrum(2), Indarwati Setyaningsih(3)
(1) Bagian Neurologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
(2) Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Kejang sebagai salah satu manifestasi epilepsi merupakan kelainan saraf yang paling sering terjadi pada anak, di mana ditemukan 4–10% anak-anak mengalami setidaknya satu kali kejang pada 16 tahun pertama kehidupan. Pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap penyakitnya berhubungan dengan keberhasilan terapi. Rendahnya tingkat pengetahuan mengenai epilepsi menyebabkan banyak penderita epilepsi yang tidak terdeteksi secara dini dan prognosis penderita epilepsi menjadi buruk. Edukasi berperan dalam meningkatkan pengetahuan terhadap penyakit epilepsi, konsekuensi, diagnosis dan terapi serta meningkatkan pemahaman terhadap masalah psikososial
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian edukasi dan leaflet terhadap penurunan frekuensi bangkitan pada epilepsi anak di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito Yogyakarta.
Pengisian kuisioner dilakukan secara mandiri oleh subjek di poliklinik anak Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito. Derajat tingkat pengetahuan subjek dinilai menggunakan instrumen Knowledge, Attitudes, and Practice towards Epilepsy (KAPE), sedangkan derajat tingkat kepatuhan minum obat dengan Morisky scale yang telah dimodifikasi ke dalam bahasa Indonesia. Faktor sosiodemografi lainnya dan frekuensi bangkitan dinilai dengan pertanyaan terbuka dan tertutup.
Hasil analisis bivariat pemberian leaflet dengan penurunan frekuensi bangkitan tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok yang diberikan leaflet dengan yang tidak diberikan leaflet (p 0,058).
Walaupun secara statistik tidak didapatkan hubungan bermakna antara pemberian leaflet dengan penurunan frekuensi bangkitan, namun hasil dari penelitian ini didapatkan kecenderungan penurunan frekuensi bangkitan yang lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
1.Forsgren I. Incidence and prevalence. In: Wallace SJ, Frrell K, eds: Epilepsy in children, 2nd ed. London: Arnold; 2004:21-25.
2.Abou-Khalil B, Morgan VL, Sonmezturk HH, Gore JC. Lateralization of temporal lobe epilepsy using resting functional magnetic resonance imaging connectivity of hippocampal networks. Epilepsia. 2012;53(9):1628-1635.
3.Huber B, Seidel M. PEPE: an educational programme for patients with epilepsy and learning disabilities. In: Pfäfflin M, Fraser RT, Thorbecke R. eds. Comprehensive care for people with epilepsy. London: John Libbey; 2001: 155–162.
4.Joan K. Austin. Development of The Parent Response To Child Illness (Prci) Scale. Epilepsy Behav. 2008;662–669.
5.Sastroasmoro, S., Ismael, S. Dasar-dasar metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-2. Jakarta: Sagung Seto; 2002.
6.Ried S, Specht U, Thorbecke R. MOSES: an educational program for patients with epilepsy and their relatives. Epilepsia. 2001;42(3):76–80.
7.Sillanpää M, Schmidt D. Long-term rates of childhood onset epilepsy remission confirmed. Nat Rev Neurol. 2015;11:130-131.
8.Dahlan, M.S. Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Sagung Seto; 2014.
9.Sabate E, Burjhart PV. Adherence to Longterm therapies: evidence for action. J Nurs Scholarsh. 2003;35(3):207.
10.Supardi S, Suswanto O D, Notosiswoyo N. Pengaruh Metode Ceramah Dan Media Leaflet Terhadap Perilaku Pengobatan Sendiri Yang Sesuai Dengan Aturan. Bul. Pencl. Kesehatan, 2002;30(3):128-138.
11.Winnick S, D O Lucas, A.L. Hartman and D Toll, How do you Improve Complience? Pediatric. 2005;115(6):e718-e724.
12.Hakim L. Wibowo S. Hubungan antara kepatuhan minum obat pada penderita epilepsi dengan kejadian remisi. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2006.
13.Burneo J, Nathalie J, William T. Disparities in epilepsy: Report of a systematic review by the North American Commission of the International League Against Epilepsy. Epilepsia. 2009;50(10):2285–2295.
14.Triono A. Faktor prognostik kegagalan terapi epilepsi dengan monoterapi. Sari Pediatri. 2014;16(4);10-19.
15.O'Neil P, Hump's G.M, Field E.A."The Use of an Information Leaflet for Patients Undergoing Wisdom Tooth Removal". British Journal Oral Maxilofac Surger. 1996;34(4):331-334.
16.Geerts AT, Callenbach PM, Bouma PA. Longterm Outcome of Benign Childhood Epillepsy with Centrotemporal Spike: Dutch Study of Epiepsy in Childhood. J. Seizure. 2010;19(8):5016.
17.Marson AG, Al Kharusi AM, Alwaidh M. The SANAD study of effectiveness of Valproat, Lamotrigine, or Topiramatefor Generalised and Unclassified Epilepsy: An unblinded Randomised Controlled Trial. Lancet. 2007;369(9566):1016-1026.
18.Kwan P, Schacter SC, Brodie MJ. Drug resistant epilepsi. New England Journal Medicine: 2011;365:919-926.
19.Ramzi, Yati S, Sunartini. Faktor prediktor epilepsi refrakter onset anak di awal terapi obat anti epilepsi. Universitas Gadjah Mada (Tesis). Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada; 2007.
20.Kutlu G Abidin E, Yasemin B, Levent E. Pseudo-refractory epilepsy. Neurosciences. 2013;18(3):284-286.
21.Gabr W. Adherence to medication among outpatient adolescents with epilepsy. Saudi Pharmaceutical Journal. 2015;23(1):33-40.
22.Cockerell I, Bølling G, Nakken KO. Landau-Kleffner syndrome in Norway: long-term prognosis and experiences with the health services and educational systems. Epilepsy Behav. 2011;21:153-159.
DOI: https://doi.org/10.22146/bns.v18i3.55024
Article Metrics
Abstract views : 2284 | views : 2726Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Berkala NeuroSains
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.