Nyeri punggung bawah pada pembatik home based worker: durasi kerja dan tinggi kursi

https://doi.org/10.22146/bkm.45127

Rofiatun Rofiatun(1*)

(1) Akademi Fisioterapi YAB Yogyakarta
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar belakang: Rendahnya upah pada pembatik menyebabkan mereka bekerja lebih dari 6 jam per hari dan menerima pesanan batik dari juragan manapun. Penggunaan kursi kerja yang tidak sesuai ukuran standar serta durasi kerja yang panjang dengan  posisi duduk yang statis dan gerakan repetitif berriisiko terhadap kejadian musculoskeletal disoder’s, salah satunya yaitu nyeri punggung bawah. Adanya keluhan yang dirasakan para pembatik pada bagian punggung ke bawah jika duduk membatik lebih dari 2 jam. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap durasi kerja dan tinggi kursi dengan kejadian nyeri punggung bawah pada pembatik home based worker. Metode: penelitian cross sectional, dengan jumlah sampel 85 orang (total sampel) pembatik home based worker di sentra batik Giriloyo Imogiri Bantul. Kriteria inklusi dan ekslusi.  Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, mulai Juli 2018 – Oktober 2018. Nyeri punggung bawah ditentukan berdasarkan kuesioner dan pemeriksaan oleh fisioterapis untuk mengkonfirmasinya. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan panduan pemeriksaan gerak dasar dan pemeriksaan spesifik. Analisis statistic bivariat dengan uji chi square, analisis multivariat dengan uji regresi logistic. Hasil: berdasarkan uji statistic diketahui bahwa terdapat hubungan antara durasi kerja > 6 jam dengan kejadian nyeri punggung bawah pada pembatik home based worker (p: 0.032). Rata rata tinggi kursi yang digunakan oleh para pembatik adalah 19.3 cm, masih dibawah rentang standar (32.5- 49 cm).  Tidak terdapat hubungan antara  tinggi kursi dengan kejadian nyeri punggung bawah (p: 0.173).

 


Keywords


nyeri punggung bawah; durasi kerja; tinggi kursi; pembatik home based worker



References

  1. Andini, F. (2015). Risk factors of low back pain in workers. Jurnal Majority, 4(1), 13–15.
  2. Anggraini, M. T., Jenie, M. N., & Ronica, D. W. (2014). Durasi Kerja Meningkatkan Kejadian Low Back Pain pada Buruh Pabrik Rokok Duration of Working Increase Low Back Pain Incidence in Cigarette Factory Workers. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 3(2), 1–4. Retrieved from https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/2562.
  3. Astutik, S., & Sugiharto. (2015). Hubungan Antara Desain Kursi Kerja dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada pekerja Bagian Penenunan di CV. Pirsa Art Pekalongan. Unnes Journal of Public Health, 4(1), 61–68.
  4. Badley EM, I, R., & GK., W. (1994). Relative importance of musculoskeletal disorders as a cause of chronic health problems, disability, and health care utilization: findings from the 1990 Ontario Health Survey. The Journal of Rheumatology, 21(3), 505–14.
  5. Bhardwaj, A. (2012). Occupational Risk Factor of Workers in the Handicraft Industry : A Short Review, 1(3), 1–3.
  6. Chou, R., Qaseem, A., Snow, V., Casey, D., Cross, T., Shekelle, P., & Owens, D. (2007). Clinical Guidelines: Diagnosis and Treatment of Low Back Pain : A Joint Clinical Practice Guideline from the American College of Physicians and the American Pain Society. Annals of Internal Medicine, 147(July 2007), 478–491.
  7. Cole, A. J., & Herring, S. A. (2003). Low Back Pain Handbook, A Guide for The Practicing Clinician (2nd ed.). Philadelphia: Hanley and Belfus Inc.
  8. Day, A. (2011). Small and Medium Sized Entreprises as Healthy Workplace. In E. K. Kelloway & C. L. Cooper (Eds.), Occupational Health and Safety for Small and Medium Sized Entreprises (pp. 159–182). Cheltenham,UK: Edward Elgar.
  9. Driscoll, T., Jacklyn, G., Orchard, J., Passmore, E., Vos, T., Freedman, G., … Punnett, L. (2014). The global burden of occupationally related low back pain : estimates from the Global Burden of Disease 2010 study. Bmj.com. http://doi.org/10.1136/annrheumdis-2013-204631.
  10. Harkian, Y., Dewi, D. R. L., & Fitrianingrum, Ii. (2014). Hubungan Antara Lama Duduk dan Sikap Duduk terhadap Kejadian Nyeri Punggung Bawah di Poliklinik Saraf RSUD Dokter Soedarso Pontianak, 6–7.
  11. Hermawati, S., Lawson, G., & Sutarto, A. P. (2014a). Mapping ergonomics application to improve SMEs working condition in industrially developing countries: a critical review. Ergonomics, (October), 1–24. http://doi.org/10.1080/00140139.2014.953213.
  12. Hermawati, S., Lawson, G., & Sutarto, A. P. (2014b). Mapping ergonomics application to improve SMEs working condition in industrially developing countries: a critical review. Ergonomics, 139(October), 1–24. http://doi.org/10.1080/00140139.2014.953213.
  13. Icsal M A, M., Sabilu, Y., & Pratiwi, A. D. (2016). Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada Penjahit Wilayah Pasar Panjang Kota Kendari Tahun 2016. http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/viewFile/665/454, 1–8. Retrieved from http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIMKESMAS/article/viewFile/665/454.
  14. Iridiastadi, H., & Yassierly. (2014). Ergonomi, Suatu Pengantar. Bandung: Penerbit Rosdakarya.
  15. Isahak, M., Young Loh, M., Susilowati, I. H., Harncharoen, K., Amin, N. M., Toai, N. P., … Ratanasiripong, P. (2017). The Association of Workplace Exposures on Quality of Life in Small and Medium Enterprises Workers : A Cross-Sectional Study in Four ASEAN Countries. Asia Pacific Journal of Public Health, 29(4), 315–327. http://doi.org/10.1177/1010539517699060.
  16. Legg, S. J., Olsen, K. B., Laird, I. S., & Hasle, P. (2015). Managing safety in small and medium enterprises. Safety Science, 71(PC), 189–196. http://doi.org/10.1016/j.ssci.2014.11.007.
  17. Meena, M. L., Dangayach, G. S., & Bhardwaj, A. (2011). Impact of Ergonomic Factors in Handicraft Industries. In International Conference on Mechanical,Production and Automobile Engineering (pp. 247–249).
  18. Pattaya. Nur, F. H., Dewi, D. R. L., & Yanti R.S.A, S. N. (2015). Hubungan Lama Duduk Saat Jam Kerja dan Aktivitas Fisik dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) pada Karyawan Kantor Terpadu Pontianak Tahun 2014.
  19. Nurmianto, E. (2008). Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. (I. K. Gunarta, Ed.) (Edisi Pert). Surabaya: Penerbit Guna Widya.
  20. Pratiwi, M., Setyaningsih, Y., & Kurniawan, B. (2009). Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Penjual Jamu Gendong. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 4(1), 61–67. http://doi.org/10.14710/jpki.4.1.61-67.
  21. Punnett, L., Pruss-ustun, A., Nelson, D. I., Fingerhut, M. A., Leigh, J., Tak, S., & Phillips, S. (2005). Estimating the Global Burden of Low Back Pain Attributable to Combined Occupational Exposures. American Journal of Industrial Medicine, 48, 459–469. http://doi.org/10.1002/ajim.20232.
  22. Putz, R., Pabst, R., Suyono, Y. J., & Sugiharto, L. (2006). Sobotta, Atlas Anatomi Manusia (22nd ed.). Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC.
  23. Rofiatun, & Hasanbasri, M. (2017). Analisis safety Practice pada industri batik, Studi Kasus di Sentra Batik Giriloyo Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul. Universitas Gadjah Mada.
  24. Rucker, K. S., Cole, A. J., & Weinstein, S. M. (2001). Low Back Pain, A Symptom-based Approach to Diagnosis and Treatment. British: Butterworth- Heinemanm, A division of Reed Education and Professional Publishing Ltd.
  25. Samara, D., Basuki, B., & Jannis, J. (2005). Duduk statis sebagai faktor risiko terjadinya nyeri punggung bawah pada pekerja perempuan. Universa Medicina, 24(2), 73–79.
  26. Samsi, S. S. (2007). Teknik dan Ragam Luas Batik. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Batik dan Kerajinan, Departemen Perindustrian.
  27. Smith, D. L., & Gutman, S. A. (2011). Health literacy in occupational therapy practice and research. American Journal of Occupational Therapy, 65(4), 367–369. http://doi.org/10.5014/ajot.2011.002139.
  28. Soedirman, & Sumakmur. (2014). Kesehatan Kerja dalam Perspektif Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Penerbit Erlangga.
  29. Sulistyanto. (2016). Potensi Industri Kerajinan Kain Batik di Kabupaten Bantul. Bantul: Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi.
  30. Tahi Hamonangan Tambunan, T. (2011). Development of small and medium enterprises in a developing country. Journal of Enterprising Communities: People and Places in the Global Economy, 5(1), 68–82. http://doi.org/10.1108/17506201111119626.
  31. Tarwaka. (2013). Ergonomi Industri, Dasar- dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja (Edisi II R). Surakarta: Penerbit Harapan Press.
  32. Veisi, H., Choobineh, A., & Ghaem, H. (2016). Musculoskeletal Problems in Iranian Hand-Woven Shoe-Sole Making Operation and Developing Guidlines for Workstation Design. International Journal of Occupational Environment and Medicine, 7, 87–97.
  33. Wignjosoebroto, S. (2006). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. (I. K. Gunarta, Ed.) (Edisi Pert). Surabaya: Penerbit Guna Widya.
  34. Wulandari, A. (2011). Batik Nusantara, Makna Filosofis dan Industri Batik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  35. Yamtana. (2016). Posisi Kerja Ergonomis Berkorelasi dengan Tingkat Kelelahan Pembatik. In Seminar Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.45127

Article Metrics

Abstract views : 1893 | views : 1375

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter