Hubungan riwayat ASI eksklusif dan pola konsumsi dengan kejadian gizi buruk pada balita di daerah pesisir kota Kendari

https://doi.org/10.22146/bkm.45079

Asmarani Asmarani(1*), Anisa Anisa(2), Sudayasa Putu(3), Indriyani Nina(4)

(1) halu oleo university
(2) Prodi S1 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo
(3) Departemen Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo
(4) Departemen Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Halu Oleo
(*) Corresponding Author

Abstract


Tujuan: Masalah gizi pada balita dapat memberi dampak terhadap kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui riwayat ASI eksklusif dan pola konsumsi sebagai faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi buruk pada balita di daerah pesisir Kota Kendari. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian obrevasional dengan desain case control. Kelompok kasus balita usia 12-47 bulan berstatus gizi buruk berdasarkan laporan cakupan pelayanan gizi Puskesmas Abeli, Mata dan Benu-Benua bulan Oktober 2018. Kelompok kontrol balita usia12-47 bulan yang berstatus gizi baik. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 64 sampel yang terdiri dari 16 sampel kasus dan 48 sampel control menggunakan  kuesioner food recall 24 jam selama 2 hari tidak berturut-turut. Hasil: Analisis menunjukan riwayat ASI eksklusif (OR=1,000 CI 95%:0,683-1,937) bukan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi buruk pada balita di daerah pesisir Kota Kendari, Pola konsumsi karbohidrat (OR=11,000 CI 95%:2,019-42,000), lemak (OR=6,600 CI 95%:1,825-23,873),protein (OR=11,400 CI 95%:3,091-43,052) merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi buruk pada balita di daerah pesisir Kota Kendari. Simpulan: Riwayat ASI eksklusif, bukan merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi buruk serta Pola konsumsi karbohidrat, lemak dan protein merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gizi buruk pada balita di daerah pesisir Kota Kendari. Adanya penyuluhan mengenai gizi seimbang kepada masyarakat pesisir, terutama ibu sehingga dapat memberikan makanan yang bervariasi kepada balitanya sehingga asupan makan cukup.


Keywords


riwayat ASI eksklusif; pola konsumsi; gizi buruk



References

  1. Alamsyah, D., Mexitalia, M., Margawati, A. 2015. Beberapa Faktor Resiko Gizi Kurang dan Gizi Buruk pada Balita 12-59 Bulan. Jurnal Vokasi Kesehatan 1(5): 131-135.
  2. Arisman. 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta. Astuti, EP. 2017. Status Gizi Balita di Posyandu Melati Desa Sendangadi Melati Sleman. Jurnal Permata Indonesia 8(1): 18-23.
  3. Baculu, EPH., Jufri, M. 2017. Faktor Resiko Gizi Buruk pada Balita Pesisir Pantai. Jurnal Kesehatan Masyarakat 7(2): 123-130.
  4. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. 2017. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2016.
  5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari. Dinas Kesehatan Kota kendari. 2018.
  6. Profil Kesehatan Kota Kendari 2017. Dinas Kesehatan Kota Kendari. Kendari.
  7. Diniyyah, SR., Nindya, TS. 2017. Asupan Energi, Protein, dan Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci Gresik. Departemen Gizi Kesehatan. Universitas Airlangga.
  8. Fabianto, MD., Berhitu, PT. 2014. Konsep pengelolaan Wilayah Pesisir Secara terpadu dan Berkelanjutan yang Berbasis Masyarakat. Jurnal Teknologi 11(2): 2054-2058.
  9. Fausayana, I. 2012. Pengaruh Introduksi Teknologi Aneka Pengelolaan Rumput Laut Terhadap Laba Usaha Kelompok Tani Tunas Bahari. Agriplus 2(2): 125-131.
  10. Helmi, R. 2013. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Magototo Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur. Jurnal kesehatan 4 (1): 233-245.
  11. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2015. Rekomendasi Praktik Pemberian Makanan Berbasis Bukti pada Bayi dan Balita di Indonesia untuk Mencegah Malnutrisi. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta.
  12. Ismail, Z., Kartasurya, MI., Mawarni, A. 2016. Analisis Implementasi Program Penanggulangan Gizi Buruk di Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Jurnal Manajemen Kesehatan 4(1): 20-26.
  13. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
  14. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Strategi Nasional Penerapan Pola Konsumsi Makanan dan Aktifitas Fisik untuk Mencegah Penyakit Tidak Menular. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
  15. Kusumaningtyas, K., Wyanti, S. 2016. Faktor Pendapatan dan Pendidikan Keluarga terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun 7(1).
  16. Lestari, P., Suyatno., Kartini, A. 2014. Hubungan Praktik Pemberian Susu Formula dengan Status Gizi Bayi Usia 0-6 Bulan di Kecamatan Semarang Timur Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2(6): 339-348.
  17. Meilyasari, F., Isnawati, M. 2014. Faktor Risiko Gizi Kurang pada Balita Usia 12 bulan di Desa Purwokerto Kecamatan Pateban Kabupaten Kendal. Journal Of Nutrition Collage 3 (2): 16-25.
  18. Mubarak. 2018. Analisis faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi anak balita di Wilayah Pesisir Kecamatan Soropia 5(2): 454-463.
  19. Muchlis, N., Hadju, V., Jafar, N. 2011. Hubungan Asupan Energi dan Protein dengan Status Gizi Balita di Kelurahan Tamamaung. Universitas Hasanudddin. Makassar.
  20. Naseh, S. 1993. Keunggulan dan Keterbatasan Beberapa Metode Penelitian Kesehatan. Media Litbangkes 3 (1): 22-24.
  21. Nila Kesuma, A., Jurnalis, YD,. Rusjdi, SR. 2015. Hubungan Faktor Gizi Bayi dengan Tingkat Pendidikan Ibu dan Status Ekonomi Kleuarga di Wilayah Kerja Puskesmas Padang pasir. Jurnal Kesehatan Andalas 4(1): 37-44.
  22. Novitasari, D. 2013. Faktor-Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk pada Balita yang dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang. Jurnal Media Medika Muda.
  23. Oktavia, S., Widajanti, L., Aruben, R. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Buruk pada Balita di Kota Semarang Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Masyarakat 5(3): 186-192.
  24. Pemerintah Kota Kendari. 2012. Buku Putih Sanitasi Kota Kendari. Kota Kendari.
  25. Pramudyanto, B. 2014. Pengendlaian pencemaran dan Kerusakan di Wilayah Pesisir. Jurnal Lingkar Widyaiswara 1 (4): 21-40.
  26. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2014. Kondisis Pencapaian Program Kesehatan Anak Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.
  27. Puspitasari, N., Andriani, M. 2017. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan Asupan Makan Balita dengan Status Gizi Balita (BB/U) Usia 12-24 Bulan. Amerta Nutr : 369-378.
  28. Puspitasari, RS. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi Kurang pada Balita di Desa Sojpmerto Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal Tahun 2015. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan.
  29. Ramadhani, RL. 2015. Hubungan Riwayat ASI Eksklusif dengan Status Gizi Balita Usia 12-36 bulan. Yogyakarta Santika, IGPNA. 2015. Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Umur Terhadap Daya Tahan Tahan Umum (Kardiovaskular) Mahasiswa Putra Semester II Kelas A Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PDGR Bali Tahun 2014. Jurnal Pendidikan dan Rekreasi 1(1): 42-47.
  30. Santri, A., Indriansari, A., Girsang, BM. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Foodler (1-3 Tahun) dan Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat 5(1): 63-70. Sastroasmoro, S., Ismael, S. 2014. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: Sagung Seto.
  31. Septiani, H., Budi, A., Karbito. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Ekslusif Ibu Menyusi yang bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan. Jurnal Ilmu Kesehatan 2(2): 159-174.
  32. Sineke, J., Kawulusan,M. 2015. Perbedaan Pola Makan dan Status Gizi Anak Sekolah Dasar dari Keluarga Nelayan dan Bukan Nelayan di Kabupaten mInahasa Tenggara. GIZIDO 7(2): 21-40.
  33. Sugito, MW., Wardoyo, AS., Mahmudiono, T. 2016. Hubungan ASI Eksklusif dengan Kejadian Underweight di Jawa Timur tahun 2016. Amerta Nutr : 180-188.
  34. Supariasa, IDN., Bakri, B., Fajar, B. 2013. Penilaian Status Gizi. EGC. Jakarta.
  35. Tewu, I., Punuh, MI., Purba, RB. 2017. Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi Balita usia 6-12 bulan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Manado.
  36. Tim Inti Penilaian Ketangguhan Kota Kendari. 2017. Laporan Penilaian Ketangguhan Kota Kendari. Kendari.
  37. Wahyudi, BF., Sriyono., Indarwati, R. 2015. Analisis Faktor yang Berkaitan dengan Gizi Buruk pada Balita. Jurnal Pediomaternal 3(1): 83-91.
  38. Wismaningsih, ER., Indrasari, OR., Andriyani, R. 2016. Hubungan Penganekaragaman Pangan dan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Status Gizi Kurang pada Balita Umur 1-5 tahun. Jurnal Preventia 1(1): 35-41.
  39. Wulandari, R., Ichsan, B., Romadhon, YA. 2016. Perbedaan Perkembangan Sosial Anak Usia 3-6 Tahun dengan Pendidikan Usia Dini dan Tanpa Pendidikan Usia Dini di Kecamatan Peterongan Jombang. Biomedika 8(1): 47-53.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.45079

Article Metrics

Abstract views : 4921 | views : 2443

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter