Sertifikat ASI eksklusif guna mendongkrak cakupan ASI eksklusif di puskesmas Padang Kandis tahun 2019

https://doi.org/10.22146/bkm.45070

Afrina Siska(1*)

(1) Departemen Biostatistik, Epidemiologi, dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Latar belakang: Dalam pembangunan bangsa peningkatan kualitas manusia harus dimulai sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI). Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh kepada pertumbuhan dan perkembangan kualitas SDM  secara umum. 80% perkembangan otak anak dimulai sejak dalam kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas, sehingga sangat penting untuk mendapakatkan ASI yang mengandung protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang dibutuhkan bayi, oleh karena itu diperlukan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan dan dapat dilanjutkan hingga 2 tahun. Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Puskesmas Padang Kandis pada tahun 2018 capaian cakupan bayi 0-6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif sebesar 77,3%. Hal ini berada jauh dari target Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33 tahun 2012 pasal 6 yaitu sebesar 100%. Beberapa tahun terakhir, pencapaian cakupan ASI eksklusif Puskesmas Padang Kandis mengalami penurunan dan peningkatan, meskipun meningkat tetapi masih berada di bawah target. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif, namun angka cakupan pada tahun 2018 masih berada jauh di bawah target. Tujuan : 1)Mampu meningkatkan capaian cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Padang Kandis. 2) Menjadi alternatif pemecahan masalah kesehatan dan dapat menjadi percontohan bagi instansi lain. Hasil : Program inovasi yang ditawarkan berupa pemberian sertifikat ASI eksklusif bagi ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada anaknya dan diberikan reward pada akhir tahun.


Keywords


ASI eksklusif; inovasi



References

  1. Astuti, I. (2013) ‘Determinan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Menyusui’, pp. 60–68.
  2. Bustami (2011) Penjaminan Mutu Pelayanan Kesehatan dan Akseptabilitas. Jakarta: Erlangga.
  3. Denas Symond (2013) ‘Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis Intervensi Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan di suatu Wilayah’, (2), pp. 94–100.
  4. Fikawati, S. and Syafiq, A. (2009) ‘Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif’, 16424.
  5. Kemenkes RI (2017) Profil Kesehatan Indonesia. Available at: http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/profil kesehatan indonesia 2016.pdf.
  6. Kurniawan, B., Sakit, R. and Lamongan, M. (2013) ‘Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Determinants of the Successful of Exclusive Breast Feeding’, 27(4), pp. 236–240.
  7. Peraturan Mentri Kesehatan No 46. (2014) ‘Sistem Informasi Kesehatan’. Jakarta PP (2012) ‘Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif’, (33).
  8. Profil Kesehatan Puskesmas Padang Kandis (2018). Lima Puluh Kota: Puskesmas Padang Kandis.
  9. Ramadani, M. and Hadi, E. N. (2009) ‘Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang , Sumatera Barat’, 16424, pp. 1–6.
  10. Sugiyono (2017) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.45070

Article Metrics

Abstract views : 2874 | views : 2213

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2019 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter