Perlukah sekolah memiliki lulusan SKM sebagai manajer kesehatan di sekolah?
Eka Putri Rahayu(1*), Riana Dian Anggraini(2)
(1) Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Latar belakang: Mempromosikan kesehatan anak-anak dan remaja melalui kebijakan di lingkungan sekolah adalah tanggung jawab yang sering dibagi oleh sektor kesehatan dan pendidikan. Sekolah adalah institusi fundamental dalam membangun kesejahteraan dan kesehatan negara, dan pendidikan telah terbukti menjadi faktor kunci dalam mempersempit perbedaan antara kaya dan miskin. Proses pengembangan karakteristik siswa sekolah adalah kursus instruksional manajemen oleh sekolah. Platform dari kata "kesehatan di sekolah", yaitu 1) siswa sehat, 2) sekolah sehat, 3) lingkungan sehat, dan 4) Komunitas sosial yang sehat. Selain mendapatkan tentang ajaran pendidikan, sekolah dapat dijadikan sebagai basis promosi kesehatan pada usia dini. Dimanakah peran kesehatan dapat berperan? Apakah perlu memasukkan kurikulum kesehatan sekolah sebagai basis pengajaran?. Metode: Metode yang digunakan dalam penulisan studi kasus ini adalah metode penelusuran pustaka (literature review). Bahan pustaka yang terkumpul selanjutnya dianalisis dan disintesis untuk membangun suatu alternatif solusi dalam meningkatkan keamanan pangan jajanan anak sekolah. Hasil: Seorang koordinator kesehatan sekolah, dalam hal ini manajer kesehatan, juga bisa menjadi sumber yang berharga karena dia dapat memikul tanggung jawab dalam hal promosi kesehatan sekolah. Sarjana SKM diperlukan untuk menjadi manajer kesehatan di sekolah yang akan mengemban tanggung jawab di bidang promosi kesehatan sekolah. Simpulan: Upaya kolaborasi antara Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan untuk mendukung promosi kesehatan sekolah dapat ditingkatkan melalui peningkatan pemangku kepentingan. Keterlibatan pemangku kepentingan tampaknya menjadi penting di seluruh proses kebijakan, mulai dari identifikasi kebutuhan akan kebijakan, hingga menganalisis opsi dan mengembangkan kebijakan, hingga adopsi kebijakan, implementasi dan evaluasi dan dukungan. Disinilah pentingnya ada sarjana lulusan Kesehatan, khususnya sarjana SKM sebagai manajer kesehatan. Sehingga, status kesehatan siswa terpantau dan promosi kesehatan sekolah dapat berjalan dengan baik. Pendidikan dan kesehatan dapat berkolaborasi untuk mencapai hasil kesehatan masyarakat dan tingkat keterampilan dan pengetahuan yang tinggi pada siswa.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
- Nutbeam D. Health literacy as a public health goal: a challenge for contemporary health education and communication strategies into the 21st century. Health Promot Int. 2000;15: 259–267.
- St Leger L. Schools, health literacy and public health: possibilities and challenges. Health Promot Int. 2001;16: 197–205.
- Pan Canadian Joint Consortium for School Health. Stakeholder Engagement for Improved School Policy: Development and Implementation. ,. Canadian Journal of Public Health / Revue Canadienne De Sante’e Publique,. 2010;101: S20–S23.
- Dudley DA, Cotton WG, Peralta LR. Teaching approaches and strategies that promote healthy eating in primary school children: a systematic review and meta-analysis. Int J Behav Nutr Phys Act. 2015;12: 28.
- Erawan P. Healthy Schools Promotion: An Experience in Thailand. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 2015;186: 513–521.
DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.40489
Article Metrics
Abstract views : 775 | views : 773Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).