Program gentongisasi melalui pengelolaan sampah mandiri oleh aktivis lingkungan di wilayah urban area

https://doi.org/10.22146/bkm.40474

Munsyi Mutasawif Wafa(1*)

(1) Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Tujuan: Mengidentifikasi efektifitas program gentongisasi di Kelurahan Purwokinanti, Kota Yogyakarta sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat. Gentongisasi menjadi program upaya kesehatan masyarakat yang dicanangkan oleh GKBRAA Paku Alam,dan bersinergi dengan Kecamatan, Kelurahan, Puskesmas, dan Forkompinca. Dalam program ini gentong, tanaman toga, dan ikan lele dalam konteks kesehatan atau kesejahteraan memang tidak berhubungan. Tapi, bagi Kelurahan Purwokinanti, ketiganya ternyata komplemen. Gentong hanya sebagai simbol masyarakat yang sehat dan lingkungan yang sehat. Kegiatan ini mulanya dilakukan bersamaan dengan program kelurahan siaga, akan tetapi akan lebih baik jika dilakukan secara tersendiri oleh komunitas masyarakat dalam lingkup kelurahan Purwokinanti. misalnya dengan melibatkan aktivis lingkungan sebagai aktor utama di lapangan, yang memang memiliki kepedulian lebih terhadap kesehatan lingkungan. kemudian program gentongisasi dapat lebih di spesifikan lebih ke arah pengelolaan sampah secara kelompok atau bank sampah. Lesson Learn: Pengelolaan sampah ini menyasar pada semua penduduk yang tinggal di kelurahan Purwokinanti. Setiap kepala keluarga tiap dua kali dalam seminggu akan menyetor sampah di tempat pengelolaan sampah sementara yang disediakan di tiap RT. sampah yang dikumpulkan memiliki kriteria yakni sampah plastik, sampah sisa makan, sampah kering dan dikelompokkan masing masing. Pengelolaan sampah ini dapat diawasi oleh penduduk setempat yang memang menjadi aktivis  lingkungan atau ditunjuk secara langsung oleh Lurah. Hal tersebut sebagai role model di masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah khususnya di daerah urban. Simpulan : Aktivis lingkungan menjadi salah satu solusi penggerak pengelola sampah mandiri dan kegiatan berbasis kesehatan lingkungan lain di  wilayah urban area kelurahan Purwokinanti kota Yogyakarta. Hal ini untuk mengatasi gap masalah sosial kultural pertisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah (bank sampah) di wilayah urban perkotaan khususnya Keluarahan Purwokinanti kota Yogyakarta.


Keywords


kesehatan lingkungan; aktivis lingkungan; urban; pengelolaan sampah



References

  1. Asteria, D., & Heruman, H. (2016). Bank Sampah Sebagai Alternatif Strategi Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Di Tasikmalaya (Bank Sampah (Waste Banks) as an Alternative of Community-based Waste Management Strategy in Tasikmalaya). Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(1), 136-141.
  2. Sari, M. M. K. (2015). DEMOKRASI DAN PARTISIPASI WARGANEGARA: PARTISIPASI POLITIK AKTIVIS KADER LINGKUNGAN KELURAHAN JAMBANGAN DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DAN KEBERSIHAN DI KOTA SURABAYA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
  3. Purwani, D. A., & Afdila, N. H. (2014). STRATEGI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM COMMUNITY DEVELOPMENT. Acta diurnA│ Vol, 10(1).
  4. WIDOWATY, Y. (2017). KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DAERAH (Studi Kasus Pengelolaan Sampah di DIY) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta).
  5. Syarfaini, S., Amansyah, M., & Khairunnisa, K. (2017). Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba. HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(1), 10-14.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.40474

Article Metrics

Abstract views : 1002 | views : 1098

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter