"Super Youth": program inovasi penyuluhan kesehatan reproduksi berbasis komunitas remaja

https://doi.org/10.22146/bkm.40358

Joice Deby Nafi(1*)

(1) Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Remaja dalam masa transisi kehidupan menuju kedewasaan cenderung untuk mencari tahu dan mencoba banyak hal baru. Fenomena pergeseran perilaku dapat dilihat dari laporan sebanyak 62, 7 % pelajar pernah melakukan hubungan seksual, 21,2 % pelajar pernah melakukan aborsi, 93,7 % pernah berciuman, melakukan genital stimulation, dan oral sex. 97 % pernah menonton film porno Kuncoro . Oleh karenanya perlu dibuatkan suatu wadah diskusi dan konseling bagi remaja agar mereka dapat belajar dan berkonsultasi tentang kesehatan reproduksi. Tujuan program ini adalah memberikan edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja menggunakan metode Focus Group Disscusion. Gereja dalam tugasnya melayani jemaat harus mampu melihat kebutuhan krusial yang paling dibutuhkan. Program ini dilaksanakan pada kelompok remaja yang dikomandani oleh Komisi GSC (Gejayan Students Club) bekerjasama dengan tim konselor Gereja, Universitas dan Dinas Kesehatan Daerah. Pemberian Pendidikan seksual yang dilakukan tidak seolah mengintimidasi gaya hidup remaja namun harus mampu mengarahkan  dengan cara yang menarik. Setiap kelompok terdiri dari empat orang yaitu Tiga orang remaja dan satu orang konselor sebagai pemimpin. Semua kelompok dibekali dengan buku panduan Kesehatan Reproduksi dan Buku Panduan Kemajuan Konseling. Sebelumnya dilakukan Seminar Kesehatan Reproduksi terlebih dahulu agar para konselor juga dibekali pengetahuan Kespro dan Teknik konseling. Program ini diharapkan menjadi solusi masalah pergaulan remaja, dimana mereka dapat menemukan wadah untuk saling berbagi pengalaman seksual dan diarahkan untuk mendapatkan informasi yang benar.

 


Keywords


Remaja, Kesehatan Reproduksi, FGD, Komunitas Gereja



References

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160521083036-20-132374/kemdikbud-pendidikan-seks-sudah-masuk-kurikulum https://www.liputan6.com/health/read/2601794/kontroversi-pendidikan-seks-di-sekolah https://www.rappler.com/indonesia/132429-pendidikan-seksualitas-untuk-anak Achora, S. et al. (2018) ‘Sexual & Reproductive Healthcare Perceptions of adolescents and teachers on school-based sexuality education in rural primary schools in Uganda’, Sexual & Reproductive Healthcare. Elsevier, 17(October 2017), pp. 12–18. doi: 10.1016/j.srhc.2018.05.002. Prasetyo, D. ; M. ; D. P. (2017) ‘PORNOGRAFI TERHADAP RELASI HETEROSEKSUAL REMAJA’, Nursing Journal of STIKES Insan Cendekia Medika Jombang, Volume 13. Rustiana, E. R. and Cahyati, W. H. (2013) ‘Jurnal Kesehatan Masyarakat’, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(2), pp. 113–120. doi: ISSN 1858-1196. Suhaimi, U. (1999) ‘Focus Group Discussion’, Panduan Peneliti Studi Kualitatif, p. 15. doi: 10.1159/000444206.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.40358

Article Metrics

Abstract views : 7325 | views : 2756

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter