Ancaman kesehatan pada komunitas anak-anak yang hidup disekitar pertambang emas tanpa izin di Provinsi Jambi
Sri Maya Guswahyuni(1*)
(1) Faculty of Medicine, Public Health and Nursing, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Provinsi Jambi memiliki sumberdaya alam melimpah sehingga sector pertanian, perkebunan, kehutanan dan pertambangan berkembang cukup baik, terdapat empat Kabupaten yang menjadi tempat Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI). Pada tahun 2016 Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi memperkirakan peningkatan kerusakan wilayah karena PETI meningkat 100% tertinggi di Sarolangun dan Merangin, hal ini mengakibatkan tercemarnya lebih 30 sungai dan anak sungai oleh limbah tambang emas berupa lumpur, besi, arsenik, hingga merkuri, juga merusak 7 lubuk larangan (sumber ikan) dan area persawahan lebih dari separonya tidak dapat ditumbuhi tanaman. Penemuan lainnya adalah sungai Batanghari yang merupakan muara dari beberapa sungai di Jambi tercemar berat hal ini diduga akibat air buangan PETI (1,2,3,4). PETI terus berlangsung di provinsi Jamabi dikarenakan masyarakat merasa ini cara cepat untuk menghasilkan uang dan ditampung oleh pengusaha emas besar karena merasa diuntungkan serta oknum aparat keamanan yang dibayar memberikan pengamanan dan oknum pemerintah yang memberlakukan peraturan secara longgar (5,6). Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk membuat langkah-langkah antisipasi mencegah terjadinya gangguan kesehatan karena efek mercury, besi, dan arsenic serta zat kimia lainnya pada manusia khususnya anak-anak yang hidup di area tambang illegal diantaranya; Membuat surat atau nota keberatan atas proses penambanagan emas yang terjadi kepada pemerintah kabupaten dan provinsi agar tegas menindak oknum dibalik penambangan emas illegal, melakukan advokasi kepada pihak pengambil kebijakan agar membuat kebijakan yang melindungi kesehatan warga dan kelestarian lingkungan, dan sebagai pemicu bagi Dinas Kesehatan kabupaten dan provinsi untuk mengambil tindakan segera mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan karena keracunan mercuri dan zat berbahaya lainnya. Karena kemiskinan dan kurangnya lapangan pekerjaan serta kemudahan untuk mengakses area penambangan membuat masyarakat ingin terus melakukan penambangan walaupun tidak memiliki izin dari pemerintah hal ini membuat kehilangan kontrol atas penggunaan bahan-bahan kimia yang berbahaya selama proses penambangan yang berdampak pada gangguan masalah kesehatan dan pencemaran lingkungan dalam jangka waktu yang panjang.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Komisi VII DPR RI 2017, Laporan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI Reses Masa Persidangan Masa Sidang 2016-2017.
Kambey, J. L., Farrell, A. P., & Bendell-Young, L. I. (2001). Influence of illegal gold mining on mercury levels in fish of North Sulawesi's Minahasa Peninsula,(Indonesia). Environmental Pollution, 114(3), 299-302. 2.
Hilson, G., & Pardie, S. (2006). Mercury: An agent of poverty in Ghana's small-scale gold-mining sector?. Resources Policy, 31(2), 106-116.
Jaiye, D. J. (2013). The environmental implication of illegal mining activities in Nigeria, a case study of Pandogari and Barkin Ladi/Buruku surface mines in Niger/plateau states. IOSR J. Humanit. Soc. Sci.(IOSR-JHSS), 13(5), 13-19.
Mjimba, V. (2011). The nature and determinants of linkages in emerging minerals commodity sectors: a case study of gold mining in Tanzania.
Mullins, C. W., & Rothe, D. L. (2008). Gold, diamonds and blood: International state‐corporate crime in the Democratic Republic of the Congo. Contemporary Justice Review, 11(2), 81-99.
Agusa, T., Kunito, T., Sudaryanto, A., Monirith, I., Kan-Atireklap, S., Iwata, H., ... & Tanabe, S. (2007). Exposure assessment for trace elements from consumption of marine fish in Southeast Asia. Environmental Pollution, 145(3), 766-777.
Bhebhe, D., Kunguma, O., Jordaan, A., & Majonga, H. A Case Study of t Case Study of the Perceived Socio he Perceived Socio-Environmental Problems Environmental Problems caused By Illegal Gold sed By Illegal Gold Mining in Gwanda District Gwanda District, Zimbabwe.
Chan, H. M., & Egeland, G. M. (2004). Fish consumption, mercury exposure, and heart diseases. Nutrition Reviews, 62(2), 68.
Oskarsson, A., Schütz, A., Skerfving, S., Hallén, I. P., Ohlin, B., & Lagerkvist, B. J. (1996). Total and inorganic mercury in breast milk and blood in relation to fish consumption and amalgam fillings in lactating women. Archives of Environmental Health: An International Journal, 51(3), 234-241.
Owusu, E. E., & Dwomoh, G. (2012). The impact of illegal mining on the Ghanaian youth: evidence from Kwaebibirem district In Ghana. Research on Humanities and Social Sciences, 2(6), 86-93.
Bhebhe, D., Kunguma, O., Jordaan, A., & Majonga, H. (2013). A case study of the perceived socio-environmental problems caused by illegal gold mining in Gwanda district, Zimbabwe. Disaster Advances, 6(10), 70-76.
DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.37704
Article Metrics
Abstract views : 3058 | views : 2888Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Berita Kedokteran Masyarakat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).