Mengapa Masyarakat Atas tidak Memilih Puskesmas? Studi Kasus di Sleman

https://doi.org/10.22146/bkm.25339

Said Muntahaza(1), Upiek Sumanti(2), Mubasysyir Hasanbasri(3*)

(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Tiga alasan paling penting mengapa layanan swasta dipilih dibandingkan puskesmas adalah karena ada „kelas“ layanan yang sesuai dengan status sosial, layanan oleh dokter, dan citra layanan yang bagus. Program perbaikan mutu puskesmas tampaknya belum bisa membuat orang kaya datang. Masyarakat kaya masih mendapat kepuasan dari layanan swasta daripada puskesmas. Puskesmas belum bisa menjadi bagian dari tempat petugas kesehatan bekerja yang lebih kompetitif dibandingkan dengan lembaga swasta. Ketika tenaga kesehatan merasa lebih suka membuka praktik swasta, maka puskesmas hanya sekadar memperbaiki mutu.

Jika puskesmas dapat memberikan pelayanan yang kompetitif dengan pelayanan lain, ia akan dikunjungi pasien kaya. Puskesmas yang ingin bergairah perlu mengembangkan diri seperti lembaga swasta yang melayani masyarakat menengah ke atas. Sisi customer penting bagi mereka. Puskesmas yang hanya memiliki visi perbaikan mutu tanpa menghitung alasan pemilihan layanan swasta tidak cukup sebagai sebuah strategi. Pemerintah tidak boleh ragu mengambil keputusan puskesmas sebagai lembaga mandiri. Puskesmas yang akhirnya melayani penduduk miskin saja hanya membuat petugas kesehatan lebih suka membangun sistem swasta di luar jam kerja pemerintah mereka.

Puskesmas yang memperbaiki mutu selama ini mungkin perlu berorientasi pada sistem pengelolaan tenaga kesehatan berbasis kinerja. Perbaikan internal organisasi puskesmas ini difasilitasi oleh peraturan dan posisi pemerintah daerah dalam memahami bagaimana pengelolaan puskesmas dan kebutuhan masyarakat secara efisien dan efektif berdasarkan misi pemerintah mereka.


Full Text:

Untitled


References

Barber. S.L. 2006. Public and Private Prenatal Care Providers in Urban Mexico: How Does Their Quality Compare? International Journal for Quality in Health Care 18(4):306-313. Dagmara, S. 2003. The Patient Experience. Hospitals and Health Networks 77(12):41-45. Dale Shaller, Shoshanna Sofaer, Steven D. Findlay, Judith H. Hibbard, David Lansky, and Suzanne Delbanco. 2003. Consumers And Quality-Driven Health Care: A Call To Action. Health Affairs 22(2):95-101. Departemen Kesehatan. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Puskesmas. Jakarta Hasanbasri. M. 2005. Kemandirian Puskesmas Yang Cocok Dengan Otonomi Daerah. Buletin Desentralisasi Kesehatan 3(4):24-29. Osborne, D dan Plastrik, P. 2001 Memangkas Birokrasi, Lima strategi menuju pemerintahan wirausaha. PPM, Anggota IKAPI, Jakarta, 2000 Sari, A.N. (2004). Penampilan Fisik Pukesmas di Kabupaten Sleman: Kajian Manajerial. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.25339

Article Metrics

Abstract views : 4437 | views : 4010

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2007 Berita Kedokteran Masyarakat



Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter