Sanitasi lingkungan dan keberadaan jentik Aedes sp dengan kejadian demam berdarah dengue di Banguntapan Bantul

https://doi.org/10.22146/bkm.12704

Apriyani Apriyani(1*), Adi Heru Sutomo(2), Sitti Rahmah Umniyati(3)

(1) Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Kedokteran Keluarga, Komunitas dan Bioetika Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
(3) Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Environmental sanitation and the presence of larvae Aedes sp. with dengue hemoragic fever  incidence in Banguntapan Bantul

Purpose

This study aimed to analyze any association between environmental sanitation and existence of Aedes sp. larva with incidence of Dengue Hemorrhagic Fever in Banguntapan, Bantul District.

Methods

This study was an observational study with case control design which analyzed any association between an effect with determinants. Respondents of this study amounted to 52 in the case group and 52 in the control group.

Results

Results of bivariate analysis showed solid waste management, water reservoirs, depletion of water reservoirs, presence of Aedes sp. larva, presence of Aedes sp. larva inside and outside house, presence of Aedes sp. larva outside of house, presence of breeding place outside of home were statistically associated with incidence of dengue fever. Multivariate analysis showed the variable of larva presence outside of house was most related to dengue fever incidence.

Conclusion

The determinants of environmental sanitation included solid waste management, quality of water reservoirs, frequency of water reservoirs, and presence of breeding place inside and outside of house. All of determinants are correlated statistically with incidence of dengue fever. The determinant that was most associated with incidence of dengue fever is presence of Aedes sp. larva outside of house.

Environmental sanitation and the presence of larvae Aedes sp. with dengue hemoragic fever  incidence in Banguntapan Bantul

Keywords


dengue hemorrhagic fever; Aedes sp. larva; environmental sanitation



References

  1. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2014. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015 (Vol.51).
  2. Fathi F, Keman S, Wahyuni CU. Peran faktor lingkungan dan perilaku terhadap penularan demam berdarah dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2005 Jul 1;2(1).
  3. Ariyadi, B. Hubungan Keberadaan Jentik Aedes sp dan Kondisi Sanitasi Lingkungan Terhadap Kejadian DBD di Kota Jambi. Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana UGM. 2012.
  4. Soegijanto. Demam Berdarah Dengue. Surabaya : PT Bina Ilmu. 2003.
  5. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Laporan Penyakit DBD, Surveilans Penyakit Menular. Yogyakarta : Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2016.
  6. Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul. Profil Kecamatan Banguntapan. Yogyakarta: Pemerintah Kabupaten Bantul. 2016.
  7. Stiawati, E. Hubungan Perilaku, Sanitasi Lingkungan dengan kejadian DBD pada anak SD di Kota Palembang. Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana UGM. 2013.
  8. Purba, M. Analisis Hubungan antara Kondisi Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Penduduk Dengan Kepadatan Vektor DBD di Kecamatan Sangatta Utara Kalimantan Timur. Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana UGM. 2008.
  9. Badrah S, Hidayah N. Hubungan antara tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti dengan kasus demam berdarah dengue di Kelurahan Penajam Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry. 2011 Jun 30;1(2):150-7.
  10. Kementerian Kesehatan RI. Modul pengendalian demam berdarah dengue. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta. 2011.
  11. Purnajaya, I. K., Rusminingsih, N. K., & Sujaya, I. N. Air Bersih Terhadap Kejadian Demam Berdarah Dengue ( Dbd ) Di Wilayah Kerja Upt Kesmas Gianyar I Tahun 2012, Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 2014 Nov;4(2):156-61.
  12. Dian Saraswati SK, M Epid L, Hestiningsih MK, Richwanto F. Hubungan Kejadian Keberadaan Tempat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Tiga Kelurahan Endemis Kota Palangka Raya Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.;2(2).
  13. Adyatma, Hasanuddin Ishak, E. I. Hubungan antara Lingkungan Fisik Rumah, Tempat Penampungan Air dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian DBD di Kelurahan Tidung Kecamatan Rappocini Kota Makassar, 2010 1–10.
  14. Ayumi, F. Hubungan Iklim dan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Terhadap Insidensi Demam Berdarah Dengue di Beberapa Zona Musim di Daerah Istimewa Yogyakarta (Studi Kasus di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta). Yogyakarta: Tesis Program Pascasarjana UGM. 2016.
  15. Joshi V, Mourya DT, Sharma RC. Persistence of dengue-3 virus through transovarial transmission passage in successive generations of Aedes aegypti mosquitoes. The American journal of tropical medicine and hygiene. 2002 Aug 1;67(2):158-61.
  16. Thavara U, Siriyasatien P, Tawatsin A, Asavadachanukorn P, Anantapreecha S, Wongwanich R, Mulla MS. Double infection of heteroserotypes of dengue viruses in field populations of Aedes aegypti and Aedes albopictus (Diptera: Culicidae) and serological features of dengue viruses found in patients in southern Thailand.



DOI: https://doi.org/10.22146/bkm.12704

Article Metrics

Abstract views : 4639 | views : 4034

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2017 Berita Kedokteran Masyarakat

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Berita Kedokteran Masyarakat ISSN 0215-1936 (PRINT), ISSN: 2614-8412 (ONLINE).

Indexed by:


Web
Analytics Visitor Counter