
Pengeringan batubara kualitas rendah dengan kadar air yang tinggi di sektor tambang batubara sangat penting untuk mengurangi biaya transportasi, meningkatkan efisiensi energi dan stabilitas penggunaannya sebagai sumber energi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan suhu optimal dan parameter kinetika pengeringan batubara lignit dan sub-bituminus di Indonesia menggunakan analisis termogravimetri (TGA) di bawah kondisi isothermal dan nonisothermal. Sampel batubara diuji pada tiga laju pemanasan (5, 10, dan 20°C/menit) dan tiga suhu tetap (150, 200, dan 250°C). Beberapa model kinetika pengeringan, termasuk model Newton, Henderson and Pabis, Logarithmic, dan Page, digunakan untuk mengevaluasi karakteristik pengeringan kedua jenis batubara. Hasilnya menunjukkan bahwa Model Page memberikan kecocokan terbaik dengan nilai 𝑅2 tertinggi dan 𝜒2 terendah, sehingga menjadi model paling akurat untuk menggambarkan laju pengeringan batubara pada berbagai kondisi. Suhu optimal pengeringan untuk lignit adalah 83.04°C dengan energi aktivasi 3224.04 J/mol, sementara untuk sub-bituminus suhu optimalnya adalah 109.65°C dengan energi aktivasi 17972.83 J/mol. Hasil ini mendukung optimasi proses pengeringan dalam industri, khususnya untuk mengurangi kadar air batubara secara efisien tanpa menurunkan kualitas energi.