Lewati ke menu navigasi utama Lewati ke konten utama Lewati ke footer situs

Artikel penelitian

Vol 10 No 1 (2016): Volume 10, Number 1, 2016

Evaluasi pengaruh konsentrasi umpan pada produksi biogas dari limbah cair industri alkohol secara fed batch

DOI
https://doi.org/10.22146/jrekpros.34422
Telah diserahkan
November 16, 2023
Diterbitkan
Juni 30, 2016

Abstrak

Biogas merupakan alternatif sumber energi yang dapat diperbaharui dapat mengurangi kelangkaan kebutuhan energi. Limbah cair industri alkohol (vinasse) berpotensi sebagai salah satu bahan baku biogas. Vinasse mempunyai pH ( 4-5 ) bukan merupakan kondisi yang mendukung metanogen, sehingga diperlukan penelitian untuk mengatur kondisi yang terbaik pada produksi biogas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perbandingan vinasse dan air terhadap produksi biogas secara fed batch.  Berbagai perbandingan vinasse dan air = 1:2 ( R.1 ) ; 1:2,5 ( R.2 ) ; dan 1:3 ( R.3 ) sebanyak 500 mL diumpankan ke bioreaktor. setiap 3 hari sekali dengan jumlah stater kotoran sapi 6L.. Dilakukan analisis Total Suspended Solid (TSS), Volatile Suspended Solid (VSS) dan Chemical Oxygen Demand (COD) awal. Volume biogas diukur setiap hari. Sedangkan kandungan Total Suspended SolidVolatile Suspended Solid dan Chemical Oxygen Demand dianalisis setiap 1 minggu sekali. Analisis TSS dan VSS dengan metode APHA 2005 dan COD dengan metode SNI (2009) serta volume biogas dengan manometer air. Hasil penelitian menunjukkan produksi biogas pada R.1 diperoleh akumulasi volume biogas sebesar 1640,949 mL, pada hari ke-9 dengan pH 7 kadar CH4 sebesar 9,895% dan kadar CO2 sebesar 36,930%.  Rancangan 2 ( R.2) volume biogas terbesar dihasilkan pada hari ke-20 sebesar 119,669 mL dengan kadar metana sebesar 15,849%, kadar CO2 sebesar 43,282% dan pH 5.Pada rancangan 3 ( R3) volume biogas terbesar dihasilkan pada hari ke-10 sebesar 158,24 mL dengan kadar metana sebesar 35,355%, kadar CO2 sebesar 35,271% dan pH 7. Pengumpanan secara fed batch campuran Vinasse dan air pada produksi biogas setiap 3 hari sekali akan menekan efek inhibitor. Bahan organik yang telah terdegradasi menjadi gas akan selalu ditambahkan sehingga bahan organik yang terdapat di dalam substrat selalu ada. Kondisi ketersediaan substrat yang cukup akan  menghasilkan biogas maksimal.

Referensi

  1. APHA. 2005. Standard Method for Examination of Water and Wastewater. 21st Edition, American Public Health Assosiation, Washington DC.
  2. Fry, L. J., 1974. “Methane Digesters for Fuel Gas and Fertilizer”. http://journeytoforever.org/biofuel_library/Me thaneDigesters/MD1.html (6 April 2007).
  3. Puspita, A. 2013. “Pengaruh Perbandingan Vinasse dan Kotoran Sapi Pada Pembuatan Biogas dari LImbah Cair Industri Alkohol (Vinasse)”. Skripsi. Solo: Fakultas Teknik, Universitas Setia Budi.
  4. Rusmana dan Iman. 2008. “Sistem Operasi Fermentasi, Departemen Biologi FMIPA, Bogor Jawa Barat.
  5. Simamora, S., Salundik, Sri.W. dan Surajudin. 2006. “Membuat Biogas”. Agro Media Pustaka. Jakarta.
  6. Standar Nasional Indonesia. Cara Uji Kebutuhan Oksigen Kimia (Chemical Oxygen Demand) dengan Refluks Tertutup Secara Titrimetri (SNI 6989.73 : 2009).
  7. Widjaja, T. 2010. “Pengolahan Limbah Industri Teknologi Biokimia Kinetika Raksi”. Penelitian. Fakultas Teknik Kimia, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.