Lewati ke menu navigasi utama Lewati ke konten utama Lewati ke footer situs

Artikel penelitian

Vol 8 No 2 (2014): Volume 8, Number 2, 2014

Pembuatan kitosan dari kulit dan kepala udang laut perairan kupang sebagai pengawet ikan teri segar

DOI
https://doi.org/10.22146/jrekpros.11375
Telah diserahkan
November 15, 2023
Diterbitkan
Desember 31, 2014

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan kitosan dari kulit dan kepala udang laut perairan Kupang sebagai pengawet ikan teri segar. Penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap yaitu pembuatan kitosan dan aplikasi kitosan sebagai pengawet ikan teri segar. Pembuatan kitosan secara umum dimulai dari pembuatan tepung limbah udang, deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi. Aplikasi pengawetan ikan teri segar menggunakan kitosan dengan konsentrasi 1,5%. Karakterisasi kitosan meliputi kadar air, abu, protein dan derajat deasetilasi. Uji ikan teri segar meliputi uji organoleptik, mikrobiologi dan uji proksimat. Hasil penelitian menunjukkan kitosan yang dihasilkan memiliki bentuk partikel serpihan, kadar air 2,81%, kadar abu 0,75%, kadar nitrogen 7,26%, warna larutan jernih dan derajat deasetilasi 79,11%. Karakteristik kitosan sudah memenuhi standar Proptan Laboratoris. Kitosan dapat memperpanjang umur penyimpanan dan meningkatkan kadar protein. Umur simpan ikan teri segar yang dicelup kitosan adalah 3 hari pada penyimpanan suhu kamar, sedangkan untuk ikan teri segar kontrol hanya 1 hari. Kitosan tidak merubah cita rasa ikan teri segar dan membuat penampakan ikan teri segar mengkilat.

Referensi

  1. Ariyani, F., dan Yenie, Y., 2008. Pengawet Pindang Ikan Layang (Decapterus russelli) Menggunakan Kitosan, Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol. 3 No. 2, Desember 2008.
  2. Bautista Banos A. N., Hernandez-Liuzard, M. G., Velazquez-del Valle, 2006. Chitosan as a potential natural compaound to control pre and postharvest diseases of horticultural commodities, Corp Protection, Elsevier Ltd.
  3. Darmanto, M., Atmaja, L., dan Nadjib, M., 2012. Studi tentang Analisis Anti Bakteri dari Film Gelatin Kitosan menggunakan Staphylococcus aureus, Prosiding Skripsi Jurusan Kimia, ITS, Surabaya.
  4. De Man J. M., 1980. Principle of Food Chemistry. The Avi Publishing Company, Inc. Wesport.
  5. Gustini, Khotimah, S., dan Hepiyanti, A., 2014. Kualitas Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) Setelah Perendaman Dalam Kitosan ditinjau dari Aspek Mikrobiologi dan Organoleptik, Jurnal Probiont Vol 3 (2).
  6. Hwang J., S. Hong dan C. Hung, 2002. Reporting Degree of Deacetylation Value of Kitosan, the influence of analytical methode, J. Pharm. Pharmaceut. Sci., 5:205 – 210.
  7. Killay, A., 2013. Kitosan sebagai Anti Bakteri pada Bahan Pangan yang Aman dan tidak Berbahaya, Prosiding FMIPA Universitas Pattimura 2013 – ISBN: 978-602-97522-0-5.
  8. Kong, M., Chen, X. G., Xing, K., and Park, H. 2010. Antimicrobial Properties of Chitosan and Mode of Action: A State of The Art Review. International Journal of Food Microbiologi 144(1): 51-63.
  9. Liu N., Xi-Guang, C., Hyun-Jin P., Chen-Guang, L., Cheng-Sheng, L, Xiang-Hong, M. and Le-Jun, Y., 2006. Effect of MW and Concentration of Chitosan On Antibacterial Activity of Escherichia coli, Carbohydr. Polym., 64, 60-65.
  10. Mahatmanti, F. W., Warlan, S., dan Wisnu, S., 2010. Sintesis Kitosan dan Pemanfaatannya sebagai Anti Mikroba Ikan Segar, Sains dan Teknologi,vol 8,no. 2, hal. 101-111
  11. Meyer, 1997. Preparation of Chitin and Kitosan. Di dalam: R.A.A. Muzzarelli dan Kyoon No dan M.G. Peter (et) Chitin Handbook, European Chiyin Society, Italy.
  12. Murtini, T. J., dan Kusmawarti, A., 2006. Pengaruh Perendaman Cumi-Cumi Segar dalam Larutan Kitosan terhadap Daya Awetnya Selama Penyimpanan pada Suhu Kamar. Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 1(2): 160-161.
  13. Nicholas, T. A., 2003. Antimicrobial Use of Native and Enzymatically Degraded Chitosans for Seafood Applications. Electronic Theses and Dissertations, The University of Maine Digital Commons @UMaine, 5-1-2003.
  14. Rokhati, N., 2006. Pengaruh Derajat Deasetilasi Khitosan dari Kulit Udang Terhadap Aplikasinya sebagai Pengawet Makanan, Reaktor, vol. 10, no. 2, hal. 54-58.
  15. Sagheer, F. A. Al, M. A. Al-Sughayer, S. Muslim, M. Z. Elsabee, 2009. Extraction and Characcterization of Chitin and Chitosan from Marine Sources in Arabian Gulf, Elseiver Journal Charbohidrate Polymers, Kuwait.
  16. Sari, C. K., dan Hakim, M., 2009, Pembuatan Chitosan dari Cangkang Udang serta Penjerapannya terhadap Lemak Kambing, Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang, 2009.
  17. Sedjati, S., Tri, W. A., dan Titi, S., 2007. Studi Penggunaan Khitosan sebagai Antibakteri pada Ikan teri segar (Stolephorus heterolobus) Asin Kering selama Penyimpanan Suhu Kamar, Pasir Laut, vol. 2, no. 2, hal. 54-66.
  18. Simpson, B. K., Gagne, N., dan Simpson, M. V., 1994. Bioprocessing of chitin and chitosan, In Martin, A. M. (ed.). Fisheries Processing. Biotechnological Applications. Chapman & Hall, London. p. 156–173.
  19. Suptijah, P., Yayandi, G., dan Dedi, R. S., 2008. Kajian Daya Hambat Kitosan terhadap Kemunduran Mutu Fillet Ikan Patin (Pangasius hypophalmus) pada Penyimpanan Suhu Ruang, Teknologi Hasil Perikanan, vol. 11, no. 2, hal. 89- 98.
  20. Suseno, S. H., 2006. Kitosan Pengawet Alami Alternatif Pengganti Formalin. Teknologi untuk Peningkatan Daya Saing Wilayah Menuju Kehidupan yang Lebih Baik. Jepara (1): 11 –15.
  21. Syahrul Mutaqin, 2008. Karakteristik kitosan rajungan dan aplikasinya sebagai edible coating ikan cucut asin, IPB, Bogor.
  22. Volk, W., dan Wheeler, 1998. Mikrobiologi Dasar, Soenarto (alih bahasa), Erlangga, Jakarta.
  23. Winarno, F. G., 1997. Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, hlm. 84-93, Jakarta.
  24. Yulisma, A., Yulvizar, C., dan Rudi, E., 2012. Pengaruh Konsentrasi Kitosan dan Lama Penyimpanan terhadap Total Plate Count (TPC) Bakteri pada Ikan Kembung (Rastrelliger sp.) Asin, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Syiah Kuala.