Lewati ke menu navigasi utama Lewati ke konten utama Lewati ke footer situs

Artikel penelitian

Vol 6 No 2 (2012): Volume 6, Number 2, 2012

Life cycle assessment pabrik semen PT Holcim Indonesia Tbk. pabrik Cilacap: komparasi antara bahan bakar batubara dengan biomassa

DOI
https://doi.org/10.22146/jrekpros.4696
Telah diserahkan
November 14, 2023
Diterbitkan
Desember 31, 2012

Abstrak

Holcim Indonesia Tbk. Pabrik Cilacap dengan kapasitas produksi 2,6 juta ton/tahun telah menggunakan sekam padi sebagai energi alternatif biomassa. Penggantian batubara dengan biomassa akan menimbulkan emisi dan dampak ke lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak lingkungan penggunaan batubara dan biomassa dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA).
Pendekatan cradle to gate digunakan untuk mengevaluasi 4 skenario penggunaan bahan bakar: (1) 100% batubara, (2) campuran 90% batubara dan 10% biomassa, (3) campuran 50% batubara dan 50% biomassa, (4) 100% biomassa, dengan basis 1000 kg produk semen. Langkah-langkah evaluasi mengacu pada ISO 14040 tahun 2006 yang terdiri dari: (1) pendefinisian tujuan dan ruang lingkup, (2) analisis inventori, (3) analisis/penakaran dampak, (4) interpretasi.
Hasil analisis kontribusi dampak terhadap lingkungan dengan skenario 1, 2, 3, dan 4 diperoleh nilai kontribusi total berturut-turut 2,78 x10-1 Pt, 2,24 x10-1Pt, 1,57 x10-1Pt, dan 8,50 x10-2 Pt. Kategori dampak global warming, respiratory inorganic dan resources merupakan kontributor terbesar dari total dampak terhadap lingkungan. Analisis perbaikan dan rekomendasi mengurangi dampak yang terjadi yaitu mengganti angkutan truck pasir silika dengan kereta api, bahan bakar biomassa menggunakan miscanthus giganteus dan melakukan penghijauan.

Referensi

  1. Cahyono, T. D., Coto, Z., Febriyanto, F., 2008. Aspek Thermofisis Pemanfaatan Kayu Sebagai Bahan Bakar Substitusi di Pabrik Semen, Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Hutan, Institut Pertanian Bogor.
  2. Curran, M. A., (ed) 1996. Environmental Life Cycle Assessment, ISBN 0-07-015063-X, McGraw-Hill, USA.
  3. Dahlan, E. N., 1992. Hutan Kota untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan, APHI, Jakarta.
  4. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2004. Kebijakan Energi Nasional 2003–2020, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta.
  5. GaBi, 2011. Handbook for Life Cycle Assessment (LCA) Using the GaBi Software, PE International, Leinfelden-Echterdingen Germany.
  6. Holcim Indonesia Tbk. PT., 2007. Confidence 2007Annual Report, Jakarta.
  7. Holcim Indonesia Tbk., PT., 2008. Holcim Group AFR Policy, Jakarta.
  8. Holcim Indonesia Tbk., PT., 2011. Pembangunan Berkelanjutan Laporan 2011, Jakarta.
  9. International Standards Organization, 2006. Environmental Management - Life Cycle Assessment - Principles and Framework ISO 14040, ISO Press.
  10. Jolliet, O., Sébastien, H., Schryver, A. D., Manuele, M., 2012. Impact 2002 + : User Guide Swiss Federal Institute of Technology Lausanne (EPFL), Switzerland.
  11. Kementerian Perindustrian, Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 12/M-IND/PER/1/2012: Peta Panduan (Road Map) Pengurangan Emisi CO2 Industri Semen di Indonesia, Kementrian Perindustrian, Jakarta.
  12. Vito, A., Dangelico, M. R., Natallicio, A., Yazan M. D., 2011. Alternative Energy Source in Manufacturing Cement, Department of Mechanical and Management Engineering, Politecnico di Bari, Italy.
  13. World Business Council for Sustainable Development, 2002. What LCA Can Tell Us about the Cement Industry., Konrad Saur, Five Winds International, Germany.
  14. World Business Council for Sustainable Development, 2009. Cement Technology Road Map 2009 Carbon Emission Reductions up to 2050 Geneva, Switzerland.
  15. World Business Council for Sustainable Development, 2011. CO2 and Energy Accounting and Reporting Standard for the Cement Industry, Geneva, Switzerland.
  16. www.miscanthus.uiuc.edu