Angka Mortalitas Perioperatif yang Terkait Anestesi di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Tahun 2010 – 2011
Abstract
Pendahuluan. Angka kematian merupakan jumlah kematian secara umum atau oleh sebab khusus dalam suatu populasi, berskala sesuai dengan besarnya populasi per unit waktu. Angka kematian yang terkait anestesi merupakan pengukuran dasar atau utama dari kualitas dan keselamatan pelayanan anestesi. Pencegahan mortalitas terkait dengan tindakan anestesi adalah bagian dari rangkaian pelayanan anestesi termasuk optimalisasi preoperatif, penatalaksanaan anestesi yang baik, bahkan hingga penanganan postoperasinya. Penelitian tentang mortalitas terkait anestesi yang cukup intens dapat meningkatkan perbaikan keselamatan pasien yang dianestesi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui angka mortalitas terkait anestesi di RSUP Dr Sardjito tahun 2010-2011.
Subyek dan Metode. Penelitian ini menggunakan rancangan observasional kohort retrospektif dengan membandingkan dua macam kelompok subyek yang mempunyai variabel yang berbeda. Semua data pasien yang mendapatkan anestesi tahun 2010 sampai 2011 di RSUP Dr Sardjito diambil dari rekam medis RSUP Dr Sardjito kemudian dihitung angka kematiannya dengan kriteria meninggal < 24 jam setelah operasi/anestesi selesai dengan k ategori 1 apabila penyebab kematian disebabkan oleh faktor anestesi atau penyebab lain dibawah kendali anestesi, kategori 2 apabila ada keraguan penyebab kematian apakah faktor anestesi ataukah faktor lain yang masih dibawah kendali ahli anestesi dan kategori 3 apabila kematian disebabkan faktor operasi maupun anestesinya . Analisis dilakukan dengan analisa deskriptif, analisa bivariat menggunakan Chi- square dan analisa multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil dianggap bermakna bila p<0,0 5.
Hasil. Delapan belas ribu tujuh pasien telah menjalani pembiusan di tahun 2010- 2011. Sebanyak 17 pasien meninggal perioperatif dan 9 diantaranya terkait anestesi. Angka kematian per 10.000 pembiusan di RSUP Dr Sardjito untuk perioperatif (9,44) lebih rendah dibanding rata-rata negara maju (17,68) maupun negara berkembang (44,17), sedangkan kematian yang terkait anestesi (5) lebih tinggi dibanding rata-rata negara maju (2,813) maupun negara berkembang (3,645).
Kesimpulan. Berdasarkan karakteristik variabel penelitian tidak ditemukan perbedaan yang bermakna terhadap kematian yang terkait anestesi sehingga analisis regresi logistik tidak dapat dilakukan.
Copyright (c) 2013 Heri Pujiono, Untung Widodo, Djajanti Sari
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
The Contributor and the company/institution agree that all copies of the Final Published
Version or any part thereof distributed or posted by them in print or electronic format as permitted herein will include the notice of copyright as stipulated in the Journal and a full citation to the Journal.