Evaluasi Perubahan dan Kesesuaian Penggunaan Lahan Tahun 2019 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Kabupaten Bekasi
Abstract
Pola penggunaan lahan di kawasan perkotaan yang umum terjadi adalah penyusutan dari sektor pertanian, yang beralih menjadi lahan terbangun. Hal serupa terjadi di Kabupaten Bekasi, dikutip dari data LAPAN (2017), bahwa telah terjadi penurunan lahan sawah sebesar 0.59% yang beriringan dengan pertambahan kawasan industri mencapai 0,15%per tahun. Berbagai perubahan penggunaan lahan yang terjadi akan memberikan pengaruh terhadap struktur tata ruang wilayah secara keseluruhan. Jika hal tersebut terus-menerus dilakukan, dikhawatirkan akan terjadi perubahan yang tidak proporsional pada setiap klasifikasi penggunaan lahan. Kegiatan aplikatif ini dilaksanakan untuk mengetahui perubahan penggunaan lahan tahun 2014–2019 serta mengevaluasi kesesuaian penggunaan lahan tahun 2019 terhadap RTRW di wilayah Kabupaten Bekasi. Kegiatan aplikatif ini diawali dengan melakukan penentuan klasifikasi tata ruang dengan mengacu PERDA No.12 Tahun 2011 tentang RTRW pada citra Spot 6 wilayah Kabupaten Bekasi tahun 2014. Kemudian dilakukan digitasion screen pada citra Spot 6 wilayah Kabupaten Bekasi untuk mendapatkan data penggunaan lahan tahun 2014 dengan format shapefile. Selanjutnya dilaksanakan uji ketelitian hasil interpretasi dengan membandingkan hasil klasifikasi citra Spot 6 dengan citra acuan melalui Google Earth Pro melalui menu historical image. Data lainnya yang digunakan yaitu data RTRW dan data penggunaan lahan tahun 2019 wilayah Kabupaten Bekasi. Data tersebut dianalisis dengan menu overlay. Luas perubahan paling besar terjadi pada jenis perubahan pertanian menjadi industri seluas 78.1 ha. Untuk kesesuaian penggunaan lahan tahun 2019 terhadap RTRW menunjukkan bahwa Kecamatan Pebayuran merupakan kecamatan dengan luas klasifikasi sesuai paling besar yaitu 7196.38 ha.
The common pattern of land use in urban areas is agricultural land shrinkage due to conversions to built-up land. Similar things happened in the Bekasi Regency, quoted from LAPAN data (2017), there has been a decline in rice fields by 0.59%whichgoes hand in hand with the increase of industrial land by 0.15% per year. Several conversions in land use that happened will influence the overall spatial structure of the region. If this phenomenon happens continuously, there will be disproportionate changes for each land use classification. This applicative activity aims to find out land use conversions in 2014-2019 and evaluate the land use compatibility in 2019 based on RTRW in the Bekasi Regency. The activity began by ensuring spatial classification by referring to PERDA No.12 of 2011 concerning RTRW, to the Spot 6 image of Bekasi Regency in 2014. Then, on-screen digitization is carried out to the Spot 6 image of Bekasi Regency to obtain2014land use data in shapefile format. Furthermore, an accuracy test is done using a confusion matrix to determine the value of accuracy by comparing the result of Spot 6 classification with reference on google earth’s pro historical image. Other data used are RTRW data and 2019 land use data in the Bekasi Regency area. The data is analyzed using the overlay menu. The largest land conversions occurred in the agricultural to industrial land conversion type, accounting for 78.1 ha. For the land use compatibility in 2019 to the RTRW, Pebayuran District has the largest compatibility inland use classification, accounting for 7196.38 ha
References
Jamilah, M. Al, Prasetyo, Y., & Sukmono, A. (2019). Potensi Tambang Batubara Berdasarkan Analisis Kelimpahan Mineral Batubara Menggunakan Citra Hyperion EO-I dan Citra Landsat di Kota Sawahlunto. Jurnal Geodesi Undip. Vol 8(1), 208-217.
Karim, M. Al, Utomo, G. J., & Fauziah, B. (2019). Analisis Perubahan Penggunaan dan Pemanfaatan Lahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Tahun 2009 dan 2017 (Studi Kasus: Kabupaten Boyolali). Jurnal Geodesi Undip, 6(4), 443-452.
Kusumaningrat, M., Subiyanto, S., & Yuwono, B. (2017). Kualitas Hidup dan Pertumbuhan Ekonomi, Studi Kasus Dki Jakarta dan Daerah Penyangganya. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 15(3), 227-247. https://doi.org/10.14710/pwk.v15i3.22287.
Mokodompit, Putri. (2019). Perubahan Lahan Pertanian Basah di Kotamobagu. Jurnal Spasial, Vol 6 No.3 P792-796.
Rusdi, M. (2005). Perbandingan Klasifikasi Maximum Likelohood dan Object Oriented Pada Pemetaan Tutupan/Penggunaan Lahan. IPB University.
Sari, N. F. (2014). Ensiklopedia Geografi: Penginderaan Jauh. Cempaka Putih, Klaten.
Sultoni, Maulud. (2014). Kajian Perubahan Jenis Penggunaan Lahan Pertanian ke Non Pertanian di Desa Ledug Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas Tahun 2002 dan 2014. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Susetyo, D., Nuraeni, D., & Perdana, A. (2016). Aturan Topologi Untuk Unsur Perairan Dalam Skema Basis Data Spasial Rupabumi Indonesia. Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponimi, Badan Informasi Geospasial.
Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi. (2011). Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi tahun 2011 - 2031. Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial. (2016). Pedoman Teknis Unsur Klasifikasi dan Penggunaan Lahan. Badan Informasi Geospasial, Cibinong.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Wiggers, M, Nuarsa, I., & Putra, D. (2020). Potensi Monitoring Perubahan Penggunaan Lahan Pesisir di Kecamatan Batu Layar, Kabupaten Lombok Pada Tahun 2002 dan 2009. Journal of Maritime Research and Technology. Vol 3(2), 68-74.