Perkembangan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sanatorium Panti Asih Pakembinangun, 1936 - 1967

  • Fita Fidi Astuti Departemen Sejarah, Universitas Gadjah Mada

Abstrak

Abstrak
Penelitian ini mengulas tentang perkembangan fasilitas pelayanan kesehatan sanatorium Panti Asih di Pakembinangun Yogyakarta antara tahun 1936-1967. Perkembangan sanatorium kesehatan ini merupakan hasil kerja lembaga zending yang tidak hanya berfokus pada kesehatan saja. Akan tetapi juga tetap melakukan pekabaran injil untuk menyebarkan agama Kristiani di tengah pendirian lembaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan fasilitas pelayanan kesehatan sanatorium Panti Asih di Pakembinangun Yogyakarta antara tahun 1936-1967. Penelitian ini dilakukan melalui metode historis, melalui sumber mayoritas yang digunakan adalah berita dalam surat kabar dan majalah yang sezaman serta beberapa buku. Melalui metode historis penelitian menjelaskan proses perkembangan fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan sanatorium Panti Asih bagi pengidap penyakit tuberkulosis di Yogyakarta pada 1936-1967. Hal ini penting karena pendirian sanatorium ini sebagai bentuk pencegahan penularan tuberkulosis dan sebagai wujud kesadaran yang baik dari pihak swasta dan pemerintahan pada periode tersebut. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa perkembangan pelayanan kesehatan sanatorium Panti Asih yang dikembangkan oleh organisasi zending berperan penting dalam mencegah persebaran penyakit tuberkulosis di Yogyakarta dengan fasilitas sanatorium mengalami perkembangan dalam proses penyembuhannya.

Abstract
This research examines the development of the health institution Panti Asih Sanatorium in Pakembinangun Yogyakarta between 1936-1967. The development of this health sanatorium was the result of the work of Zending institutions that did not only focus on health. However, they also continued to preach the gospel to spread Christianity in the midst of establishing health institutions. This research aims to find out how the development of Panti Asih Sanatorium health care facility in Pakembinangun Yogyakarta between 1936 - 1967 This research was conducted through the historical method by using the majority of sources were news in contemporary newspapers and magazines and several books. Through the historical method, the research explains the development process of Panti Asih Sanatorium health facility for tuberculosis patients in Yogyakarta between 1936-1967. This is important because the establishment of this sanatorium was a form of prevention of tuberculosis transmission and a form of good awareness of the private sector and the government in that period. The results of this study show that the development of Panti Asih sanatorium health services developed by zending organizations played an important role in preventing the spread of tuberculosis in Yogyakarta, with sanatorium facilities experiencing developments in the healing process.

Referensi

Surat Kabar, Arsip dan Majalah
Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië, 01 Maret 1940
Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië, 17 Oktober 1935.
Algemeen handelsblad voor Nederlandsch-Indië, 21 Oktober 1935.
Bataviaasch nieuwsblad, 08 Juni 1936.
Bataviaasch nieuwsblad, 19 Mei 1938.
Bataviaasch Nieuwsblad, 20 September 1938.
Bredasche Courant, 5 November 1935.
Christelijk sociaal dagblad voor Nederland De Amsterdammer, 02 Maret 1939.
De Avondpost, 20 Oktober 1938.
De Indische courant, 05 Maret 1936.
De Indische Courant, 10 Juni 1938.
De Indische Courant, 21 September 1938.
De Indische Courant, 28 Juli 1938.
De Indische Courant, 28 Juni 1937.
De Indische Courant, 29 Juli 1937.
De standaard,11 Oktober 1938.
De Locomotief , 23 Oktober 1939.
De Maasbode, 11 Oktober 1905.
De Tijd : Godsdienstig- Staatkundig Dagblad, 06 Maret 1926.
Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlandsch-Indië, 17 Agustus 1938.
Het Vaderland : Staat-en Letterkundig Nieuwsblad, 30 Januari 1935.
Het Vaderland : staat- en letterkundig nieuwsblad, 30 September 1938.
Indische Courant voor Nederland,19 Januari 1955.
Soerabaijasch Handelsblad, 1 Oktober 1938.
Soerabaijasch Handelsblad, 22 Oktober 1935.
Voorwaarts : Sociaal-Democratisch Dagblad, 7 December 1920.

Surat Peraturan
Dewan Perwakilan DIY. 1954. Surat PERDA DIY No 16 Tahun 1954 Perusahaan Air Minum Kaliurang. Yogyakarta: Peraturan Daerah

Buku
Boomgaard, P (1996). Health Care In Java Past and Present. Leiden: KITLV Press.
Departemen Kesehatan (1980). Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia II. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan (1980). Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Direktorat Jendral PP dan PL (2007). Sejarah Pemberantasan Penyakit di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Goenawan, Ryan, dan Darto Harnoko (1993). Sejarah Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Mobilitas Sosial di Yogyakarta Periode Awal Abad 20. Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
J.D. Wolterbeek (1995). Babad Zending di Pulau Jawa. Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen.
Kuntowijoyo (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
S.H. Soekotjo (2009). Sejarah Gereja-Gereja Kristen Jawa Jilid 1. Yogyakarta: TPK.
Sri Margana, M. Nursam (2010). Kota-Kota di Jawa: Identitas, Gaya Hidup dan Permasalahan Sosial. Yogyakarta: Ombak.
Sugiarti Siswandi (1989). Rumah Sakit Bethesda dari Masa ke Masa. Yogyakarta: R.S. Bethesda.
Tim Penyusun (1936). Het Zendingsziekenhuis Petronella en zijn 22 neveninrichting in woord en beeld. Yogyakarta: N.V drukerrij Kolff Buning.

Skripsi
Alfian Wulandhana (2014). Perkembangan Fasilitas Kesehatan Zending di Yogyakarta 1901-1942. Skripsi. (Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta).
Mohammad Dante (2023). Strategi Pelestarian Kompleks Bangunan Eks Sanatorium Pakem Sleman D.I. Yogyakarta. Skripsi.
(Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada).

Artikel
Cici Christina Manurung (2022). “Peran Zending dalam Pelayanan Kesehatan di Tarutung, 1900-1942.” Peran Zending dalam Pelayanan Kesehatan di Tarutung, 1900-1942 6, 2.
Handayani Nurwati (2021). “Penyakit Tuberkulosis di Surabaya Tahun 1937-1942.” Historia 3, 2.
Kristini, Tri D., and Rana Hamidah (2020). “Potensi Penularan Tuberculosis Paru pada Anggota Keluarga Penderita.” Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia 15, 1: 15.
M. Martini, V. Gazzaniga (2018). “The history of Tuberculosis: the social role of Sanatoria for the treatment of Tuberculosis in Italy between the end the 19th century and the middle of the 20th.” Journal of Preventive Medicine and Hygiene 4, 59.
Mumuh Muhsin Z (2012). “Bibliografi Sejarah Kesehatan Pada Masa Pemerintahan Hindia Belanda.” Paramita: Historical Studies Journal 2, 2. https://doi.org/10.15294/paramita.v22i2.2119.
Netanael Tampubolon (2022). “Tanggung Jawab Negara Terhadap Jaminan Kesehatan dalam Perspektif Hak Asasi Manusia.” Nommensen Journal of Constitutional and Administrative Law 1, 1: 25-34.
Pauline Miller (1951). “Medical Social Service in a Tuberculosis Sanatorium.” Public Health Reports (1896-1970) 66, 31. https://doi.org/10.2307/4587809.
Pope, Alton S (1938). “The Role of the Sanatorium in Tuberculosis Control.” The Milbank Memorial Fund Quarterly 16, 4: 327–337. https://doi.org/10.2307/3347949.
Prest, Edward E., and E. Weatherhead (1926). “Sanatorium Treatment.” The British Medical Journal 2: 578. http://www.jstor.org/stable/25325851.
Ruiter Dirk, et al (2023). “Tuberculose: (Tuberculosis).” Over Honderd Ziekten, 88-92. http://www.jstor.org/stable/jj.3355125.27.
Stocks, Percy, and Felix Savy (1926). “Sanatorium Treatment.” The British Medical Journal.” The British Medical Journal 2: 713-714. http://www.jstor.org/stable/25326049.
Wahyu Prakosa, Agus Suparman (2013). “Karakteristik Rumah Peristirahatan Kolonial Belanda di Kaliurang.” Neliti Journal 5.

Website Resmi
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta (2023). Website Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. https://kesehatan.jogjakota.go.id/berita/id/451.
Diterbitkan
2024-06-14