Dinamika Sosial Ekonomi Nelayan Kampung Wuring di Pesisir Utara Flores

https://doi.org/10.22146/jpmmpi.v2i1.65587

Martin Elvanyus De Porres(1*)

(1) Anthropology Department, Faculty of Cultural Sciences, Gadjah Mada University
(*) Corresponding Author

Abstract


Studi ini membahas kontestasi perebutan sumber daya di kalangan nelayan Kampung Wuring, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, melalui perspektif historis dan observasi lapangan, dan menjelaskan bagaimana terjadinya resistensi yang dilakukan oleh para nelayan kecil kepada nelayan yang menguasai sarana produksi penangkapan ikan. Wuring mulanya merupakan tempat persinggahan pelaut Suku Bajo sejak abad ke-17, yang semakin masif terjadi dengan migrasi suku-suku lain, dan secara administratif diperkenankan menjadi perkampungan pada masa pemerintahan feodal Raja Don Thomas Ximenes da Silva. Introduksi alat tangkap modern pada era Orde Baru menyebabkan terjadinya konsentrasi kepemilikan sarana produksi yang kemudian selanjutnya memunculkan relasi patron-klien, masalah hutang, hingga anak putus sekolah. Resistensi yang muncul dari para nelayan miskin tampak dalam mabuk-mabukkan, tawuran, hingga usaha melakukan mobilitas sosial naik dengan ikut serta menjadi tukang kampanye dalam perhelatan pemilihan legislatif dan kepala daerah tempatan. 




References

Antlöv, Hans. (2002). Negara Dalam Desa. Patronase kepemimpinan lokal. Jakarta: Lappera Pustaka Utama.

Aspinall, E. (2014). WHEN BROKERS BETRAY: Clientelism, Social Networks, and Electoral Politics in Indonesia. Critical Asian Studies, 46, 545 - 570.

Emmerson, Donald K. (1982). Orders of meaning: understanding political

change in a fishing community in Indonesia. Anderson, Benedict O’ and Kahin, Audrey (eds.), Interpreting Indonesian Politics: Thirteen Contributions to the Debate. Ithaca: Cornell Modern Indonesian Project.

FOX, J. (1977). NOTES ON THE SOUTHERN VOYAGES AND SETTLEMENTS OF THE SAMA-BAJAU. Bijdragen Tot De Taal-, Land- En Volkenkunde, 133(4), 459-465. Retrieved January 15, 2021, from http://www.jstor.org/stable/27863151

Gobang, Ambrosius & Sudikno, Antariksa & Nugroho, Agung. (2017). PERKEMBANGAN SPASIAL HUNIAN SUKU BAJO DI KAMPUNG WURING KOTA MAUMERE. Jurnal Teknik Arsitektur ARTEKS. 2. 1-14. 10.30822/artk.v2i1.136.

Gusni Saat. (2003). The identity and social mobility of Sama-Bajau. Universiti Kebangsaan Malaysia.

Harvey, D. (2010). Imperialisme baru, genealogi dan logika kapitalisme kontemporer. Yogyakarta: Resist Book.

Kahn, Joel S. (2002). Membudayakan daerah pedalaman Indonesia. Li, Tania Murray (ed). Proses Transformasi Daerah Pedalaman di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor.

Kazufumi Nagatsu. (2017). Maritime Diaspora and Creolization: Genealogy of the Sama-Bajau in Insular Southeast Asia, Seneri Ethnological Studies, 95, 35 - 64.

Kondi, D.D.P. dan Pareira, A. B. (2008). Hikayat Kerajaan Sikka, disunting dan diterjemahkan E. D. Lewis dan O.P. Mandalangi. Maumere: Penerbit Ledalero.

Lefebvre, H. (1991). The production of space. Blackwell.

Li, T. (1999). Compromising Power: Development, Culture, and Rule in Indonesia. Cultural Anthropology, 14(3), 295-322. Retrieved February 26, 2021, from http://www.jstor.org/stable/656653

Madlan, Lailawati & Bee Seok, Chua & Mutang, Jasmin & Shamsul, A.B. & Joo, Ho. (2014). The Prejudice of Bajau: From Own and Others Ethnic Perspective: A Preliminary Study in Sabah. International Journal of Information and Education Technology. 4. 244-248. 10.7763/IJIET.2014.V4.406.

Nurlaili. (2012). Strategi Adaptasi Nelayan Bajo Menghadapi Perubahan Iklim: Studi Nelayan di Bajo di Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur, Jurnal Masyarakat dan Budaya, 14, 3.

Muhtadi, Burhanuddin. (2013). Politik Uang dan Dinamika Elektoral di Indonesia: Sebuah Kajian Awal Interaksi antara "Party-ID" dan Patron-Klien, Jurnal Penelitian Politik LIPI, 10, 41-58.

Scott, J. C. (1990). Domination and the arts of resistance: Hidden transcripts. New Haven: Yale University Press.

Spergel, I. (1990). Youth Gangs: Continuity and Change.Crime and Justice, 12, 171-275. Retrieved March 10, 2021, from http://www.jstor.org/stable/1147440

Susar, Nong Paolos. (2003). Mengarung Samudera Bangsa. Maumere: Yayasan Flores Sejahtera.

Tolo, E. (2016). Akumulasi Melalui Perampasan dan Kemiskinan di Flores. MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi, 21(2). Retrieved March 6, 2021, from http://journal.ui.ac.id/index.php/mjs/article/view/5478

Yeh, Harry & Imamura, Fumihiko & Synolakis, Costas & Tsuji, Yoshinobu & Liu , Philip & Shi, Shaozhong. (1993). The Flores Island tsunamis. EOS Transactions. 74. 369-373. 10.1029/93EO00381.

Yuwono, Pujo S. H. (1995). Evolusi Teknologi Subsistensi, Humaniora, 1, doi:10.22146/jh.v0i1.1991.

Yuwono, P. (2016). OTONOMI DAERAH DI SEKTOR PENANGKAPAN IKAN. Populasi, 13(1). /*doi:http://dx.doi.org/10.22146/jp.11831*/

doi:https://doi.org/10.22146/jp.11831

Surat Kabar dan Internet

Leo, Novemy. (2008, November 2). Perikanan, Potensi Besar di Sikka. Pos Kupang, p. 1.

Pengusaha Rebut Ikan di Sikka. (2011, Juli 27). Retrived from https://kupang.tribunnews.com/2011/07/27/19-pengusaha-rebut--ikan-di-sikka



DOI: https://doi.org/10.22146/jpmmpi.v2i1.65587

Article Metrics

Abstract views : 3080 | views : 2338

Refbacks

  • There are currently no refbacks.