Pengaruh aplikasi wound dressing kepompong ulat sutera (Bombyx mori) terhadap kepadatan kolagen dan kekuatan tarik luka insisi kulit
Adyaputra Indrapradana(1*), Cahya Yustisia Hasan(2), Bambang Dwirahardjo(3)
(1) Program Studi Bedah Mulut dan Maksilofasial, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(2) Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial,Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial,Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
Kepompong ulat sutera (Bombyx mori) merupakan material yang sangat biokompatibel dan memiliki kemampuan regenerasi yang baik terhadap jaringan tubuh manusia dan studi terkini juga menunjukkan bahwa material ini digunakan sebagai wound dressing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan wound dressing dari kepompong ulat sutera terhadap kepadatan kolagen dan kekuatan tarik luka pada penyembuhan luka insisi kulit. Tikus Wistar jantan sesuai kriteria inklusi sebanyak 28 ekor dibagi secara acak ke dalam 4 kelompok,
masing-masing kelompok 7 ekor, berdasarkan waktu dekapitasi dan berdasarkan bahan dressing (dressing kasa sebagai kelompok kontrol dan kepompong ulat sutera sebagai perlakuan). Masing-masing tikus mendapatkan insisi sepanjang 3 cm di kulit punggung tikus dan dijahit 3 simpul simple interrupted dengan benang nylon 4.0. Luka insisi pada punggung tikus ditutup dengan bahan dressing sesuai dengan kelompoknya. Pengamatan kepadatan kolagen dan kekuatan tarik luka dilakukan pada hari pengamatan ke-7 dan ke-14. Uji statistik independent t-test menunjukkan kepadatan kolagen kelompok wound dressing kepompong ulat sutera (bombyx mori) lebih padat dari kelompok kontrol, baik pada pengamatan hari ke-7 (p = 0,000) dan ke-14 (p = 0,000). Kekuatan tarik kelompok wound dressing kepompong ulat sutera (bombyx mori) lebih tinggi dari kelompok kontrol, baik pada pengamatan hari ke-7 (p = 0,000) dan ke-14 (p = 0,000). Penggunaan wound dressing kepompong ulat sutra meningkatkan
kepadatan kolagen dan kekuatan tarik penyembuhan luka insisi kulit tikus Wistar secara signifikan. Semakin padat kolagen akan meningkatkan kekuatan tarik.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
1. Borle RM. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery. 1st Edition. New Delhi: Jaypee
brothers; 2014.
2. Webster J, Scuffham P, Sherriff KL, Stankiewicz M, Chaboyer WP. Negative
pressure wound therapy for skin grafts and surgical wounds healing by primary intention.
Cochrane Database of Systematic Reviews. 2012; 4: 1-45.
3. World Union of Wound Healing Societies (WUWHS). Closed surgical incision
management: preventing surgical site complications. Wounds International; 2016.
4. Yu K, Lu F, Li Q, Zou Y. Accelerated woundhealing capabilities of dressing fabricated
from silkworm cocoon. Int J Biol Macr. 2017; 102: 901-913.
5. Kamalathevan P, Peng SO, Yew LL. Silk-Based biomaterials in cutaneous wound healing: wound care journal. Advances in Skin and Wound Care. 2018; 31(12): 565-573.
6. Terada S, Sasaki M, Yanagihara K, Yamada H. Preparation of silk protein sericin as mitogenic
factor for better mammalian cell culture. J Biosci Bioeng. 2005; 100(6): 667-671.
7. Caetano GF, Fronza M, Leite MN, Gomes A, Frade MAC. Comparison of collagen content in
skin wounds evaluated by biochemical assay and by computer-aided histomorphometric
analysis. Pharmaceutical Biology. 2016; 54(11): 2555-2559.
8. Fonseca JR, Walker RV. Oral and maxillofacial surgery trauma. Philadelphia: Saunders;
1991. 186-187.
9. Fenton H, West GB. Studies on Wound Healing. Brit J Pharmacol. 1963; 20: 505-515.
10. Dorsett-Martin WA, Wysocki AB. Rat Models of Skin Wound Healing. Sourcebook of Models
for Biomedical Research; 2008. 631-638.
11. Yao K, Bae L, Yew PW. Post-operative wound management. Australian Family Phycisian.
2013; 42: 12.
12. Gantwerker EA, Hom DB. Skin: histology and physiology of wound healing. Facial Plast
Surg Clin N Am. 2011; 19: 441–453.
13. Doherty GM. Current Diagnosis and Treatment: Surgery. 14th edition. St. Louis:
McGraw Hill; 2016.
14. Prasetyono T. Panduan klinis manajemen luka. Jakarta: EGC. 2014; 3-60.
15. Price RD, Myers S, Leigh IM, Navsaria HA. The role of hyaluronic acid in wound healing:
assessment of clinical evidence. Am J Clin Dermatol. 2005; 6(6): 393-402.
16. Hanif R, Astuti ERT, Prihartiningsih. Perbedaan Penggunaaan Octyl Cyanoacrylate dressing dan polyurethane dressing terhadap kepadatan kolagen dan kekuatan tarik luka pasca insisi kulit. UGM: Tesis; 2019. 70-103.
17. Liu J, Lu F, Chen H, Bao R, Li Z, Lu B, Yu K, Dai F, Wu D, Lan G. Healing of skin wounds
using a new cocoon scaffold loaded with platelet-rich or platelet-poor plasma. The
Royal Society of Chemistry Advances. 2017; 7: 6474-6485.
18. Ju HW, Lee OJ, Lee JM, Moon BM, Park HJ, Park YR, Lee MC, Kim SH, Chao JR, Ki CS, Park, CH. Wound healing effect of electrospun silk fibroin nanomatrix in burnmodel. International Journal of Biological Macromolecules. 2016; 85: 29-39.
19. Zhang X, Chen Z, Bao H, Liang J, Xu S, Cheng G, Zhu Y. Fabrication and characterization of
silk fibroin/curcumin sustained-release film. Materials. 2019; 12: 3340.
20. Padamwar MN, Pawar AP. Silk sericin and it’s applications: A review. Journal of Scientific
and Industrial Research. 2004; 63: 323-329.
21. Robinson JK, Hanke CW, Sangelmann RD, Siegel DM. Surgery of the skin, pocedural
dermatology. Philadelphia: Elsevier Mosby; 2005. 117-135.
22. Saghazadeh S, Rinoldi C, Schot M, Kashaf S, Sharifi F. Drug delivery systems and materials
for wound healing applications. Adv Drug Deliv Rev. 2018; 127: 138-166.
23. Oliveira HG, Barud HS, Cavicchioli M. Preparation and characterization of a bacterial cellulose/silk fibroin sponge scaffold for tissue regeneration. Carbohydr Polym. 2015; 128:
41-51.
24. Greenhalgh DG. Burn Care for General Surgeons and General Practitioners. California: Springer; 2016. 100-101.
DOI: https://doi.org/10.22146/mkgk.67837
Article Metrics
Abstract views : 972 | views : 1067Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 MKGK (Majalah Kedokteran Gigi Klinik) (Clinical Dental Journal) UGM
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.