Gene Rizky Natalia Gunawan
* Corresponding Author Program Studi Prostodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Titik Ismiyati Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Haryo Mustiko Dipoyono Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
Herijanti Amalia Kusuma Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Indonesia
(1) Program Studi Prostodonsia, Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2) Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (3) Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (4) Departemen Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (*) Corresponding Author
Abstract
Overdenture adalah jenis gigi tiruan sebagian lepasan atau gigi tiruan lengkap yang didukung oleh akar gigi atau implan. Overdenture merupakan salah satu pilihan perawatan untuk meningkatkan retensi pada gigi tiruan. Di samping untuk membantu meningkatkan retensi, overdenture dapat meningkatkan stabilisasi gigi tiruan, dan mengurangi resorpsi tulang secara signifikan yang terjadi karena pencabutan gigi. Jenis-jenis overdenture antara lain overdenture bare root, overdenture magnet, telescopic overdenture, overdenture bar dan overdenture coping. Overdenture magnet berupa magnet yang dilekatkan pada basis gigi tiruan dan keeper yang disementasi pada gigi penyangga. Magnet memiliki kekuatan retentif untuk menahan keeper di tempatnya. Coping sebagai pegangan overdenture dapat meningkatkan retensi melalui gaya gesek yang ditimbulkan antara coping dan gigi tiruan. Tujuan studi kasus ini adalah untuk mengkaji peningkatan retensi gigi tiruan overdenture dengan pegangan coping, magnet dan bare root pada gigi tiruan lengkap rahang bawah. Pada pemeriksaan klinis terdapat kehilangan gigi 16, 15, 14, 13, 12, 11, 21, 22, 23, 24, 25, 26 pada rahang atas dan 37, 36, 35, 34, 32, 42, 43, 44, 45, 46, 47 pada rahang bawah. Gigi anterior rahang bawah yang tersisa yaitu gigi 31, 41,dan 43 telah ekstrusi. Tatalaksana kasus: gigi 31 sebagai penyangga coping, gigi 41 sebagai penyangga bare root, dan gigi 43 sebagai penyangga overdenture magnet. Penggunaan overdenture dengan kaitan coping, magnet dan bare root dapat meningkatkan retensi pada gigi tiruan lengkap rahang bawah.
Busetti J. Overdenture and masticatory effiency: literature review. Dent Press Implantol; 2013. 2. Singh K, Gupta N. Telescopic denture – a treatment modality for minimizing the conventional removable complete denture problems: a case report. J Clin Diagn Res. 2012; 6(6): 1112-6. 3. Jayasree K, Bharathi M, Dileep N V, Vinod B. Precision attachment: retained overdenture. J indian prosthodont soc. 2012; 12(1): 59–62. 4. Soesetijo FXA. Overdenture: perawatan dengan pendekatan preventif dan konservatif. Cermin Dunia Kedokteran. 2012; 39(2): 102-5. 5. Soesetijo A. Overdenture dengan retensi magnet. Dentika Dent J. 2007; 12 (1): 90-5. 6. Rahn AO. Heartwell CM. Textbook of complete dentures. 5th ed. Elsevier; 2002.493-496. 7. Gillings BR. Magnetic retention for complete and partial overdentures: part I. Journal of prosthetic dentistry. 1981; 45(5): 484–491. 8. Farcasiu AT, Andrel OC, Hutu E. Using magnet to increase retention lower denture. Romanian journal of dentistry. 2011; 3(1). 9. Budtz-Jorgensen E. Effect of controlled oral hygiene in overdenture wearers: a 3-year study. The lnternational Journal of Prosthodontics. 1991; 4(3): 226-37.