Kajian kerusakan lingkungan pada tambang intan berbasis pertambangan rakyat di Kecamatan Cempaka, Kalimantan Selatan
Lely Adriani Nasution(1*), Suratman Suratman(2), Sudrajat Sudrajat(3)
(1) Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(2) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(3) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstrak. Penambangan intan di Kecamatan Cempaka telah ada sejak dulu dan dikelola langsung oleh masyarakat serta tergolong sebagai tambang rakyat yang berskala kecil. Keberadaan tambang intan memunculkan permasalahan pada lingkungan berupa kerusakan. Kerusakan yang ditimbulkan mencakup seluruh aspek seperti abiotik, biotik dan kultural. Untuk itu perlu dilakukan suatu kajian terkait bagaimana kerusakan yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut. Tujuan pada penelitian ini berupa, (1) mengidentifikasi jenis kerusakan lingkungan akibat kegiatan pertambangan intan, (2) menganalisis tingkat kerusakan lingkungannya, (3) merumuskan strategi pengelolaan yang sesuai untuk kerusakan lingkungan akibat pertambangan intan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian merupakan metode gabungan antara kuantitatif berupa skoring dan perhitungan kelas interval serta kualitatif berupa wawancara mendalam, yang mengacu pada kriteria dari Buku I Kerusakan Lahan Akses Terbuka Akibat Tambang Rakyat oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi jenis kerusakan lingkungan memiliki kesesuaian dengan parameter yang ada pada ketentuan KLHK tahun 2015. Analisis tingkat kerusakan menunjukkan bahwa titik pengamatan 4 di Kelurahan Sungai Tiung menjadi titik dengan tingkat kerusakan yang berat. Perumusan strategi pengelolaan menunjukkan bahwa pengalihfungsian lokasi pertambangan menjadi tujuan wisata adalah upaya pengelolaan yang paling tepat.
Abstract .Diamond mining in Cempaka Subdistrict existed for a long time ago and was handled by community groups and included as small-scale artisanal mining. The existence of diamond mining causes a problem to the environment like environmental damage. The damage caused covers all aspects such as abiotic, biotic, and cultural. Thus, it needs to carry out a study related to how these activities cause the damage. The purposes of the research are, (1) Identify the types of environmental damage, (2) analyze the level of environmental damage, (3) formulate the appropriate management strategies for environmental damage caused by diamond mining. The research method uses mix method between quantitative like scoring and calculation an interval class, and qualitative, with an in-depth interview, which references Book I Open Access to Land Damage due to Artisanal Mining by the Ministry of Environmental and Forestry 2015. The results showed that identifying the environmental damage type was in accordance with the parameters in 2015 of KLHK references. Analyze an environmental damage level shows the heavy damage level found in observation point 4 in Sungai Tiung. Formulation of a management strategy shows that mining sites' conversion to tourism destinations is the most appropriate.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Affum, A. 0., Dede, S. O., Nyarko, B. J., Acquaah, S. O., Kwaansa-Ansah, E. E., Darko, G., Fianko, J. R. (2016). Influence of Small-Scale Mining and Toxic Element Concentration in Bonsa River Ghana: A Potential Risk to Water Quality and Public Health. Environmental Earth Science, 75(2), 178. doi: 10.007/s12665-15-5000-8: 2-17
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
Azkia, Laila. (2018). Analisis Sosiologi Ekonomi Pada Tambang Rakyat (Kajian terhadap Kegiatan Ekonomi dalam Tambang Rakyar Intan di Cempaka, Banjarbaru, Kalimantan Selatan). Sosioglobal:Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi 3(1): 60-69.
Bansah, K. J., Dupey, Dumakor, N.K., Kansake, B. A., Assan, E., Bekui, P. (2018). Socioeconomic and Environmental Assessment of Informal Artisanal Mining and Small-scale Mining in Ghana. Journal of Clear Production (202): 465-475.
Carney, J.G & Gushulak, B.D. (2016). A Review of Research on Health Outcomes, for Workers, Home and Host Communities of Population Mobility Associated with Extractive Industries. J. Immigr. Minority Health 18(3): 673-686
D’Angelo, L. (2015). “Diamond mining is Chain”: Luck, Blessing and Gambling in Sierra Leone’s Artisanal Mines. Crit. Afr. Stud 7(3); 243-261.
Dina. (2019, 09 April) Lima pendulang intan cempaka tertimbun longsor. Kalselpos. Diakses tanggal 23 Februari 2021 dari https://kalselpos.com/2019/04/09/lima-pendulang-intan-cempaka-tertimbun-longsor/
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. (2018). Potensi Pertambangan. Diakses tanggal 19 September 2019 dari https://dpmptsp.kalselprov.go.id/potensi-pertambangan/html.
Djarani. E. M. (1998). Mendulang Intan di Martapura. Perpustakaan Provinsi. Kalimantan Selatan. Arsip Deposit.
Engwicth, Nina. (2018). “It can Lift Someone from Poverty”: Imagined Futures in the Sierra-Leonean Diamond Market. The Extractive Industries and Society 5: 260-266.
Hasnia. (2018). Kajian Kerusakan Lingkungan Akibat Penambangan Bijih Nikel di Kecamatan Bahodopi Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah. Tesis. Yogyakarta. Sekolah Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada
Hilson, G., Hilson, A., Maconachie, R., McQuilken, J. (2017). Artisanal and Small-scale Mininh (ASM) in Sub-saharan Africa: Re-Conceptualizing Formalization and “Illegal” Activity. Geoforum 83, 80-90. doi: 10.1016/j.geoforum.2017.05.004.
https://regional.kompas.com/read/2019/07/24/07000001/lagi-longsor-di-pendulangan-intan-kalsel-satu-penambang-tewas-tertimbun. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
Kahhat, Ramzy., Parodi, Eduardo., Gallegos-Larea, Gustavo., Mesta, Carlos., Rowe-Vázques, Ian. (2019). Environmental Impacts of the Life Cycle of Alluvial Gold Mining in the Peruvian Amazon Rainforest. Science of the Total Environment 662(2019), 940-951. doi: 10.1016/j.scitotenv.2019.01.246.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2015). Buku I Kerusakan Lahan Akses Terbuka Akibat Tambang Rakyat Tahun 2015. Jakarta.
Laurentiu, G. M., Cristina, F. M., Loreta, A. C. (2016). The Assessment of Social and Economic Impacts Associated to an Abandoned Mining Site. Case Study: Ciudanovita (Romania). Procedi Environmental Science 32(2016), 420-430. doi: 10.1016/j.proenv.2016.03.048.
Mancini, Lucia and Sala, Serenella. (2018). Social Impact Assessment in the Mining Sector: Review and Comparison Indicators Frameworks. Resources Policy 57(2018), 98-111. doi: 10.1016/j/resourcepol.2018.02.002.
Menteri Dalam Negeri. (1998). Keputusan Bersama Nomor: 151A Tahun 1998. Jakarta.
Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah. (1998). Keputusan Bersama Nomor: 23/SKB/M/XII/1998. Jakarta
Menteri Pertambangan dan Energi. (1998). Keputusan Bersama Nomor: 2002.K/20/MPE/1998. Jakarta.
Obeng, Elizabeth, Asantewaa., Oduro, Kwame, Antwi., Obiri, Beatrice, Darko., Abukari, Haruna., Guuroh, reginald, Tang., Djagbletey, Gloria, Djaney., Korang, Joseph, Appiah., Appiah, Mark. (2019). Impact of Illegal Mining Activities on Forest Ecosystem Service: Local Communities’ Attitude and Willingnes to Participate in Restoration Activities in Ghana. Heliyon (5), 1-11. doi: 10.1016/j.heliyon.2019.e02617.
Owusu, Obed., Bansah, Kenneth., Joseph, Mensah., Albert, Kobina (2019). “Small in Size, but Big in Impact”: Socio-environmental Reform of Sustainable Artisanal and Small Scale-mining. Journal of Sustainable Mining 18(2019), 38-44. doi: 10.1016/j.jsm.2019.02.001.
Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru.(2002). Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pengelolaan Pertambangan Rakyat Bahan Galian Strategis dan Vital (Golongan B&C).Banjarbaru.
Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru.(2014). Peraturan Daerah Nomor 13 tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru (2014-2034). Banjarbaru.
Pemerintah Daerah Provinsi. (2017). Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 2 Tahun 2017 tentang Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan. Kalimantan Selatan.
Pemerintah Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. (2010). Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta.
Pemerintah Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta.
Sukandarrumidi. (1998). Bahan Galian Industri. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Wahyudi, Erwan dan Slameto. (2017). Dampak Sosial Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) tergadap Usaha Tani di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Paper dipresentasikan pada Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat ASEAN. 2017.
White, L.T., Graham, I., Tanner, D., Hall, R., Armstrong, R., Yaxley, G., Barron, L., Spencer, L., Van Leuween, T.M. (2016). The Provenance of Borneo’s Enigmatic Alluvial Diamonds: a Case Study From Cempaka, SE Kalimantan. Gondwana Research (2016), 1-22. doi: 10.1016/j/gr.2015.12.007.
Yana, Agus. (2010). Praktik Pertambangan Intan dan Faktor-faktor yang Memengaruhi Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Lahan Pertambangan Intan (Studi Kasus di Kelurahan Sungai Tiung, Kota Banjarbaru). Tesis. Bappenas.
DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.63231
Article Metrics
Abstract views : 10651 | views : 5580Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 lely adriani nasution, Suratman Suratman, Sudrajat Sudrajat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI