Analisis Kerusakan Lahan untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai melalui Integrasi Teknik Penginderaanjauh dan Sistem Informasi Geografis
Listumbinang Halengkara(1*), Totok Gunawan(2), Setyawan Purnama(3)
(1) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(2) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(3) Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK DAS merupakan ekosistem yang sangat penting bagi kehidupan sehingga perlu dikelola dan dijaga kelestariannya. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh Pemerintah, swasta, maupun masyarakat dalam rangka pengelolaan DAS Namun demikian masih banyak DAS di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa yang berada dalam kondisi kritis. Salah satu DAS kritis yang ada di Pulau Jawa dan perlu untuk segera ditangani adalah DAS Blukar yang terletak di Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji kondisi limpasan DAS Blukar, (2) mengkaji kondisi erosi DAS Blukar, (3) melakukan analisis tingkat kerusakan lahan DAS Blukar, dan (4) merumuskan strategi pengelolaan untuk konservasi lahan di DAS blukar. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat 7 ETM+ dan citra SRTM sebagai data primer, dilengkapi dengan data sekunder berupa peta-peta pendukung, data statistik, dan hasil survey lapangan. Analisis limpasan dilakukan dengan metode overlay peta-peta parameter berdasar model Cook. Analisis erosi juga dilakukan dengan metode overlay pada peta-peta parameter sesuai pendekatan USLE. Analisis kerusakan lahan dilakukan dengan metode matching pada hasil analisis limpasan dan erosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS memiliki kondisi limpasan tinggi. Hal ini ditunjukkan dimana DAS Blukar didominasi oleh kelas limpasan ekstrim (80,69%). Kecamatan yang paling rentan terhadap limpasan adalah Kecamatan Patean. Kondisi erosi di DAS Blukar cukup bervariasi, dimana yang paling dominan adalah kelas sangat ringan (36,40%). Kelas erosi sangat berat terdapat sekitar 17,93% dimana kecamatan yang paling rentan terhadap erosi adalah Kecamatan Sukorejo. Tingkat kerusakan lahan di DAS Blukar juga bervariasi, dimana yang paling dominan adalah kelas kerusakan sedang (49,21%). Namun demikian kelas kerusakan tinggi dan sangat tinggi juga cukup banyak dijumpai di DAS Blukar. Kecamatan yang paling rentan terhadap kerusakan lahan adalah Kecamatan Sukorejo dan Patean. Upaya konservasi yang dapat dilakukan di DAS Blukar adalah penanaman kembali pada lahanlahan terbuka yang ada di daerah hulu, konversi lahan pertanian semusim menjadi tanaman tahunan terutama pada lereng-lereng diatas 40%, serta pengggunakan mulsa jerami dan penghalang dengan tanaman (perdu) pada tanaman pertanian. Secara teknik sipil, beberapa bentuk konservasi yang dapat diterapkan adalah guludan, teras kredit, bronjong, serta pembangunan dam penahan dan dam pengendali.
ABSTRACT Watershed is very important ecosystem, so it needs to be managed and preserved. Various efforts have been made either by the Government, private sector, or communities to manage the watershed in order to prevent its extinction. However there are many watersheds in Indonesia, especially in Java Island which are in critical condition. One of the critical watershed in Java Island and need to be managed is Blukar Watershed which located in Kendal Regency, Central Java Province. The purposes of this research are: (1) assess the surface run-off condition in Blukar Watershed, (2) assess the erosion condition in Blukar Watershed, (3) analyze the level of land degradation in Blukar Watershed,and (4) formulate management strategies for land conservation in Blukar Watershed. Data source that used in this research are Landsat 7 ETM+ imagery and SRTM imagery as primary data, supported by secondary data from other maps, statistical data, and result of field survey. Surface run-off analysis performed using overlay method to every parameter maps based on Cook’s model. Erosion analysis also performed using overlay method to every parameter maps based on USLE.model. while land degradation analysis performed using matching method to the result of surface run-off analysis and erosion analysis. The results of this research show that Blukar Watershed has high potential of surface run-off. This indicated where Blukar Watershed dominated by extreme class of surface run-off (80,69%). The most vulnerable district from surface run-off is Patean. Erosion in Blukar Watershed has various condition, where the most dominant class is very light (36,40%). Beside that there is about 17,93% of very wieght class of erosion. Sukorejo is the most vulnerable district from erosion in Blukar Watershed. The condition of land degradation in Blukar watershed also quite complex where the most dominant class is moderate (49,21%). However high class and very high class of land degradation also often found in Blukar Watershed. The most vulnerable districts from land degradation are Sukorejo and Patean. Conservation efforts that can be applied in Blukar Watershed are replanting the bare lands (reforestation) in the uplands area of watershed, land conversion from seasonal agricultural to annual crops, especially on slopes steepness above 40%, and combination used of straw mulch and plants barriers (shrubs) in agricultural crops. In civil engineering method, some conservation forms that can be applied are guludan, credit terrace, bronjong, barrier dams, and control dams.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.22146/mgi.13421
Article Metrics
Abstract views : 4110 | views : 19679Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Majalah Geografi Indonesia
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Volume 35 No 2 the Year 2021 for Volume 39 No 1 the Year 2025
ISSN 0215-1790 (print) ISSN 2540-945X (online)
Statistik MGI