Aplikasi Gay: Perjuangan dan Ruang Negosiasi Identitas bagi Kaum Gay Muda di Yogyakarta
Puji Rahayu(1*), Rina Satriani(2), Hamada Adzani Mahaswara(3)
(1) 
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Persoalan homoseksualitas masih menjadi perdebatan di masyarakat. Ketidaksesuaian dengan nilai dan norma yang berlaku membuat mereka dianggap menyimpang. Kondisi ini membuat kelompok dengan orientasi seksual berbeda seperti gay menjadi rentan diskriminasi. Kekhawatiran kaum gay untuk membuka diri dan identitas di ranah publik mendorong mereka bergabung dalam komunitas, terhubung dalam jaringan hingga yang terbaru, aktif dalam media sosial khusus gay. Aplikasi seperti Jack’d, Grindr, Hornet memungkinkan mereka untuk berinteraksi dalam ruang yang lebih egaliter dan bebas intervensi. Dalam proses penyusunannya, tim penulis menggunakan dua metode yakni observasi partisipatoris dan wawancara mendalam terhadap enam orang gay muda di Yogyakarta yang berasal dari berbagai daerah. Tim penulis juga berusaha melakukan komparasi antar aplikasi untuk mengetahui fungsi, keanggotaan dan persebaran jaringan. Ditemukan bahwa keberadaan aplikasi membuat kaum gay lebih diakui, dapat berinteraksi luas, memfasilitasi keingintahuan serta kebutuhan mereka. Aplikasi menjadi salah satu media penegasan identitas dan negosiasi ruang. Keberadaan aplikasi, dapat dikatakan tidak lagi mendudukan mereka dalam ruang yang eksklusif dan berjarak, namun membuka akses informasi dan keterbukaan terhadap siapapun yang ingin mengakses.
Kata kunci: gay muda, identitas sosial, interaksi, ruang publik
Kata kunci: gay muda, identitas sosial, interaksi, ruang publik
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32026
Article Metrics
Abstract views : 4002 | views : 6637Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Studi Pemuda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Studi Pemuda (Online ISSN 2527-3639; Print ISSN 2252-9020) is published by the Youth Studies Centre in collaboration with Faculty of Social and Political Science, Universitas Gadjah Mada. |