Agensi dan Negosiasi Remaja Hamil dalam Menghadapi Stigma dan Hambatan-hambatan dalam Kehidupannya di Kota Yogyakarta
Fina Itriyati(1*), Deshinta Dwi Asriani(2)
(1) 
(2) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Studi mengenai stigma terhadap kehamilan remaja sudah banyak dilakukan baik itu dalam konteks negara barat yang kebiasaan seksualnya (sexual mores) nya lebih terbuka dan bebas maupun di negara-negara di timur yang masih merujuk pada agama dan tradisi dalam pengaturannya. Penelitian yang dilakukan Yardley (2008) di Inggris mengenai efek dari stigma terhadap remaja hamil dan bagaimana mereka melakukan mekanisme koping untuk menyelesaikan masalahnya menunjukkan bahwa remaja hamil yang mengambil nilai positif dari proses menjadi seorang ibu muda lebih tahan terhadap tekanan dibandingkan dengan mereka yang merasa dirinya tidak berharga. Berbeda dengan Yardley, penelitian ini tidak membahas mengenai koping mekanisme remaja hamil, tetapi melihat agensi remaja yang hamil di usia sekolah dalam menghadapi hambatan struktural dan kultural dalam kehidupannya baik selama kehamilan maupun setelah menjadi seorang ibu. Dengan menggunakan teori human agency nya Martin Hewson (2010) dengan konsepnya intentionality, power dan rationality, penelitian ini mengungkap bahwa remaja yang
hamil di usia sekolah bisa sekaligus mendayagunakan posisi mereka sebagai remaja di usia transisi (sebagai anak) dan sebagai ibu muda untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan-keputusan dalam kehidupannya. Kedua peran sebagai anak dan sebagai orang tua ini digunakan secara bergantian untuk bisa tetap cair dan luwes dalam pergaulannya dengan teman sebaya atau peer group maupun dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap remaja usia 16-18 tahun ini menunjukkan bahwa kelompok terstigma tidak selalu terus menerus menyandang atribut negatif jika agensi atau individu bisa memainkan peran sebagai remaja dan sebagai ibu muda secara positif.
Kata kunci: pelajar hamil, stigma, agensi, negoisasi
hamil di usia sekolah bisa sekaligus mendayagunakan posisi mereka sebagai remaja di usia transisi (sebagai anak) dan sebagai ibu muda untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan-keputusan dalam kehidupannya. Kedua peran sebagai anak dan sebagai orang tua ini digunakan secara bergantian untuk bisa tetap cair dan luwes dalam pergaulannya dengan teman sebaya atau peer group maupun dengan lingkungan masyarakat yang lebih luas. Penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap remaja usia 16-18 tahun ini menunjukkan bahwa kelompok terstigma tidak selalu terus menerus menyandang atribut negatif jika agensi atau individu bisa memainkan peran sebagai remaja dan sebagai ibu muda secara positif.
Kata kunci: pelajar hamil, stigma, agensi, negoisasi
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.22146/studipemudaugm.32024
Article Metrics
Abstract views : 2909 | views : 13576Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2016 Jurnal Studi Pemuda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Jurnal Studi Pemuda (Online ISSN 2527-3639; Print ISSN 2252-9020) is published by the Youth Studies Centre in collaboration with Faculty of Social and Political Science, Universitas Gadjah Mada. |