Strategi Luar Biasa untuk Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
Laksono Trisnantoro(1*)
(1) 
(*) Corresponding Author
Abstract
Di berbagai daerah jumlah absolut kematian ibu
meningkat tajam. Kematian bayi juga meningkat.
Peningkatan ini tentunya sasaran Millenium Development
Goals (MDG)4 dan MDG5 sulit tercapai.
Pada konteks ini, kesehatan ibu dan anak (KIA) telah
banyak dilakukan penelitian yang menghasilkan
doktor baru, tulisan di jurnal dan berbagai hal lain.
Namun dampak untuk penurunan kematian ibu tidak
signifikan, bahkan di berbagai daerah ada peningkatan.
Sebagai komplemen berbagai penelitian perlu
dilakukan rencana aksi di daerah dengan pendekatan
common-sense. Pendekatan ini mengacu pada
sifat luhur manusia yang mampu menggunakan akal
sehat dan naluri.
Pendekatan sense making menggunakan langkah
langkah sebagai berikut: 1) Menggunakan konsep-
konsep universal untuk memahami masalah
yang terjadi di KIA; 2) Mengidentifikasi fakta di
lapangan dalam level kabupaten; 3) Melakukan
pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan
perspektif konsep-konsep universal (sense making);
4) Melakukan usulan respons dalam kebijakan dan
manajemen program untuk mengatasi masalah yang
terjadi; (5) Usulan respons kebijakan dan manajemen
program tertuang dalam dokumen yang berisi
kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif;
(6) melakukan aksi perubahan berbasis respons
di berbagai tempat secara sukarela dan dimonitor
proses dan evaluasi dampaknya; dan (7) melakukan
evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan
untuk perbaikan kebijakan. Berbagai langkah dapat
diuraikan lebih rinci agar dapat operasional. Langkah
1: Konsep-konsep universal yang dipergunakan.
Penanganan KIA memerlukan pendekatan sistem
kesehatan dengan komponen-komponen yang mencakup:
(1) pelayanan kesehatan dan tindakan masyarakat
di hulu dan hilir; (2) fungsi-fungsi dalam
sistem kesehatan misal pemberi pelayanan, regulasi,
pembiayaan, pembayaran Sumber Daya
Manusia (SDM), perubahan perilaku masyarakat;
dan (3) perlunya reformasi sistem pelayanan
kesehatan KIA. Prinsip-prinsip universal yang
digunakan mencakup: continuum of care, koordinasi
yang baik antar berbagai pihak, membedakan antara
daerah maju banyak fasilitas dan tenaga dengan
daerah yang kurang, mutu pelayanan dan
keselamatan ibu dan bayi, dan menggunakan
semaksimal mungkin pembiayaan negara untuk
mengurangi angka kematian.
Langkah 2: Mengidentifikasi fakta. Data mengenai
kematian ibu dan bayi perlu diindentifikasi. Selanjutnya
dilakukan langkah 3 dengan dilakukan pemahaman
dan pemaknaan data dalam perspektif
konsep universal dan situasi lokal. Pemahaman dan
pemaknaan data ini dilakukan dalam kerangka pertanyaan:
Reformasi kebijakan apa yang akan dilakukan
di level kabupaten? Penguatan manajemen apa yang
akan dilakukan?
Langkah 4. Usulan respons lokal mencakup
perlunya kebijakan KIA yang mencakup perbaikan di
hulu dan di hilir. Usulan kebijakan tersebut antara lain:
penggunaan kematian absolut sebagai indikator
kinerja sistem, perbaikan tata kelola sistem pelayanan
KIA, dan reformasi kebijakan yang tidak terbatas
pada Jampersal saja. Reformasi kebijakan mencakup
perbaikan aspek pembiayaan jaminan bagi ibu
yang bersalin, perbaikan mekanisme pembayaran
bagi lembaga dan tenaga kesehatan; perbaikan pengorganisasian
pelayanan kesehatan KIA yang
mencakup hulu, rujukan dan hilir; penguatan kebijakan
regulasi; dan peningkatan promosi kesehatan
untuk memperbaiki perilaku masyarakat. Secara
khusus dalam paket kebijakan ini ditekankan mengenai:
peningkatan kemampuan pre-emptive strike
dalam rujukan terencana sehingga mengurangi rujukan
emergency; perbaikan jalur rujukan; pengarahan
pembiayaan negara untuk ibu-ibu bermasalah; dan
perbaikan mutu pelayanan dan keterlibatan aktif para
spesialis dalam pengurangan kematian ibu dan anak.
Langkah 5 berupa penulisan draft kebijakan dan
manual manajemen. Mengapa menggunakan model
manual di kabupaten? Jawabannya adalah bahwa
program KIA sangat rumit yang melibatkan banyak
lembaga dan banyak profesi. Melalui cara manual
diharapkan masalah yang kompleks ini dapat dicari
solusinya dan dapat dilakukan pengembangan
secara sistematis. Lebih jauh lagi, dengan adanya
manual sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak,
peranan tenaga pembantu teknis (konsultan) dalam
KIA akan lebih mudah dilakukan.
176 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 14, No. 4 Desember 2011
Laksono Trisnantoro: Strategi Luar Biasa untuk Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
Diharapkan usulan ini dapat diuji di beberapa
daerah terpilih sebagai langkah 6 yaitu melakukan
action berbasis respons di berbagai tempat dan
dimonitor proses dan evaluasi dampaknya (Langkah
7). Langkah 7 ini sangat penting karena sebagai usulan
yang luar biasa tentunya harus dapat diukur hasil
perubahannya. Pengukuran ini dilakukan dengan
indikator jumlah kematian ibu dan bayi absolut di
sebuah kabupaten.
Pertanyaan yang akan terus berkembang dalam
penyusunan dan pelaksanaan perubahan kebijakan
dan manajemen program KIA di kabupaten adalah:
Apakah perubahan kebijakan dan manajemen KIA
ini logis dan masuk akal (making sense)? Apakah
mengandung pembaharuan yang luar biasa untuk
usaha pengurangan kematian ibu dan anak? Apanya
yang baru? Apakah usulan ini dapat berjalan ataukah
hanya di atas kertas saja? Apa bukti-bukti yang dapat
mendukung usulan ini? Sebagai catatan akhir, andaikata
usulan ini dianalisis tidak logis dan tidak dapat
diaplikasikan, apakah ada alternatif perubahan kebijakan
dan manajemen untuk mengurangi kematian
ibu dan anak di kabupaten? Laksono Trisnantoro
(trisnantoro@yahoo.com)
meningkat tajam. Kematian bayi juga meningkat.
Peningkatan ini tentunya sasaran Millenium Development
Goals (MDG)4 dan MDG5 sulit tercapai.
Pada konteks ini, kesehatan ibu dan anak (KIA) telah
banyak dilakukan penelitian yang menghasilkan
doktor baru, tulisan di jurnal dan berbagai hal lain.
Namun dampak untuk penurunan kematian ibu tidak
signifikan, bahkan di berbagai daerah ada peningkatan.
Sebagai komplemen berbagai penelitian perlu
dilakukan rencana aksi di daerah dengan pendekatan
common-sense. Pendekatan ini mengacu pada
sifat luhur manusia yang mampu menggunakan akal
sehat dan naluri.
Pendekatan sense making menggunakan langkah
langkah sebagai berikut: 1) Menggunakan konsep-
konsep universal untuk memahami masalah
yang terjadi di KIA; 2) Mengidentifikasi fakta di
lapangan dalam level kabupaten; 3) Melakukan
pemahaman dan pemaknaan mengenai data dengan
perspektif konsep-konsep universal (sense making);
4) Melakukan usulan respons dalam kebijakan dan
manajemen program untuk mengatasi masalah yang
terjadi; (5) Usulan respons kebijakan dan manajemen
program tertuang dalam dokumen yang berisi
kebijakan dan manual manajemen yang komprehensif;
(6) melakukan aksi perubahan berbasis respons
di berbagai tempat secara sukarela dan dimonitor
proses dan evaluasi dampaknya; dan (7) melakukan
evaluasi terhadap aksi perubahan yang dilakukan
untuk perbaikan kebijakan. Berbagai langkah dapat
diuraikan lebih rinci agar dapat operasional. Langkah
1: Konsep-konsep universal yang dipergunakan.
Penanganan KIA memerlukan pendekatan sistem
kesehatan dengan komponen-komponen yang mencakup:
(1) pelayanan kesehatan dan tindakan masyarakat
di hulu dan hilir; (2) fungsi-fungsi dalam
sistem kesehatan misal pemberi pelayanan, regulasi,
pembiayaan, pembayaran Sumber Daya
Manusia (SDM), perubahan perilaku masyarakat;
dan (3) perlunya reformasi sistem pelayanan
kesehatan KIA. Prinsip-prinsip universal yang
digunakan mencakup: continuum of care, koordinasi
yang baik antar berbagai pihak, membedakan antara
daerah maju banyak fasilitas dan tenaga dengan
daerah yang kurang, mutu pelayanan dan
keselamatan ibu dan bayi, dan menggunakan
semaksimal mungkin pembiayaan negara untuk
mengurangi angka kematian.
Langkah 2: Mengidentifikasi fakta. Data mengenai
kematian ibu dan bayi perlu diindentifikasi. Selanjutnya
dilakukan langkah 3 dengan dilakukan pemahaman
dan pemaknaan data dalam perspektif
konsep universal dan situasi lokal. Pemahaman dan
pemaknaan data ini dilakukan dalam kerangka pertanyaan:
Reformasi kebijakan apa yang akan dilakukan
di level kabupaten? Penguatan manajemen apa yang
akan dilakukan?
Langkah 4. Usulan respons lokal mencakup
perlunya kebijakan KIA yang mencakup perbaikan di
hulu dan di hilir. Usulan kebijakan tersebut antara lain:
penggunaan kematian absolut sebagai indikator
kinerja sistem, perbaikan tata kelola sistem pelayanan
KIA, dan reformasi kebijakan yang tidak terbatas
pada Jampersal saja. Reformasi kebijakan mencakup
perbaikan aspek pembiayaan jaminan bagi ibu
yang bersalin, perbaikan mekanisme pembayaran
bagi lembaga dan tenaga kesehatan; perbaikan pengorganisasian
pelayanan kesehatan KIA yang
mencakup hulu, rujukan dan hilir; penguatan kebijakan
regulasi; dan peningkatan promosi kesehatan
untuk memperbaiki perilaku masyarakat. Secara
khusus dalam paket kebijakan ini ditekankan mengenai:
peningkatan kemampuan pre-emptive strike
dalam rujukan terencana sehingga mengurangi rujukan
emergency; perbaikan jalur rujukan; pengarahan
pembiayaan negara untuk ibu-ibu bermasalah; dan
perbaikan mutu pelayanan dan keterlibatan aktif para
spesialis dalam pengurangan kematian ibu dan anak.
Langkah 5 berupa penulisan draft kebijakan dan
manual manajemen. Mengapa menggunakan model
manual di kabupaten? Jawabannya adalah bahwa
program KIA sangat rumit yang melibatkan banyak
lembaga dan banyak profesi. Melalui cara manual
diharapkan masalah yang kompleks ini dapat dicari
solusinya dan dapat dilakukan pengembangan
secara sistematis. Lebih jauh lagi, dengan adanya
manual sistem pelayanan kesehatan ibu dan anak,
peranan tenaga pembantu teknis (konsultan) dalam
KIA akan lebih mudah dilakukan.
176 Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 14, No. 4 Desember 2011
Laksono Trisnantoro: Strategi Luar Biasa untuk Penurunan Kematian Ibu dan Bayi
Diharapkan usulan ini dapat diuji di beberapa
daerah terpilih sebagai langkah 6 yaitu melakukan
action berbasis respons di berbagai tempat dan
dimonitor proses dan evaluasi dampaknya (Langkah
7). Langkah 7 ini sangat penting karena sebagai usulan
yang luar biasa tentunya harus dapat diukur hasil
perubahannya. Pengukuran ini dilakukan dengan
indikator jumlah kematian ibu dan bayi absolut di
sebuah kabupaten.
Pertanyaan yang akan terus berkembang dalam
penyusunan dan pelaksanaan perubahan kebijakan
dan manajemen program KIA di kabupaten adalah:
Apakah perubahan kebijakan dan manajemen KIA
ini logis dan masuk akal (making sense)? Apakah
mengandung pembaharuan yang luar biasa untuk
usaha pengurangan kematian ibu dan anak? Apanya
yang baru? Apakah usulan ini dapat berjalan ataukah
hanya di atas kertas saja? Apa bukti-bukti yang dapat
mendukung usulan ini? Sebagai catatan akhir, andaikata
usulan ini dianalisis tidak logis dan tidak dapat
diaplikasikan, apakah ada alternatif perubahan kebijakan
dan manajemen untuk mengurangi kematian
ibu dan anak di kabupaten? Laksono Trisnantoro
(trisnantoro@yahoo.com)
DOI: https://doi.org/10.22146/jmpk.v14i04.2566
Article Metrics
Abstract views : 3434Refbacks
- There are currently no refbacks.