Negosiasi Kelokalan pada Pop Dawan Nusa Tenggara Timur di Era Internet
Michael H.B. Raditya(1*)
(1) Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Tulisan ini menyoal negosiasi masyarakat suku Dawan akan unsur lokal dan pengaruh global pada musik pop daerah mereka. Alih-alih tunduk pada globalisasi, musisi setempat justru melakukan negosiasi pada musik pop Dawan Tindakan ini dalam kerangka akademis disebut sebagai glokalisasi. Objek material di dalam penelitian ini adalah musisi pop yang mengunggah video musik mereka ke kanal YouTube. Lebih lanjut, kami memberikan fokus lebih pada bahasa, tema, dan musikalitas di dalam proses konstruksi musik pop Dawan. Dari banyaknya musisi Nusa Tenggara Timur yang mendistribusikan karyanya di kanal YouTube, kami memilih Tiga narasumber yang berbeda asal, referensi musikal, usia, dan jenis kelamin. Tiga narasumber ini dipilih berdasarkan popularitas di internet dan saran dari masyarakat setempat. Tulisan ini bertujuan untuk mengartikulasikan dan menelisik perkembangan praktik musik populer daerah di Nusa Tenggara Timur. Bermetodekan etnografi, tulisan ini merujuk konsep glokalisasi dan hibridisasi budaya Roland Robertson dan Richard Giulianotti. Hasil dari penelitian ini menguraikan sejauh mana unsur lokal dinegosiasikan oleh musisi di pulau Timor di dalam musik yang mereka unggah di internet.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anderson, Benedict R. O'G. Imagined communities: reflections on the origin and spread of nationalism (Revised and extended. ed.). London: Verso, 1991. Croteau, David, William Hoynes dan Stefania Milan. Media/Society: Industries, Images, and Audiences (Fourth Edition). Los Angeles: Sage, 2011. Giulianotti, Richard & Roland Robertson, ―Forms of Glocalization: Globalization and the Migration Strategies of Scottish Football Fans in North America‖, in Journal Sociology, Vol. 41, No. 1, 2007. London: Sage Publications. Hardjana, Suka. “Catatan Musik Indonesia: Fragmentasi Seni Modern Indonesia yang Terasing”, pada Jurnal Kebudayaan Kalam edisi 5 tahun 1995. Khondker, Habibul Haque. Globalisation to glocalization: a conceptual exploration. Intellectual Discourse 13(2): 181–99, 2005. Prier, Karl Edmund. Kamus Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi, 2009. Robertson, R. Globalization: Social Theory and Global Culture. London: Sage. 1992. Roudometof, Victor. “Theorizing glocalization: Three interpretations”, dalam European Journal of Social Theory, halaman 1–18, 2015. DOI: 10.1177/1368431015605443 Sage. Sunarto dan A.R. Afoan Elu. “Bentuk dan Makna Gong Timor dalam Upacara Ritual Tfua Ton di Napan”, Jurnal Resital Vol 19 No.3, hal: 122-130, 2018. Sylado, Remy. “Musik Pop Indonesia: Satu Kebebalan Sang Mengapa”, Jurnal Prisma, Juni 1977. Weintraub, Andrew N. Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia Popular Music. Oxford: Oxford University Press, 2010. Yampolsky, Phillip. “Hati Yang Luka”, an Indonesian Hit”, in Indonesia No. 47, Southeast Asia Program Publications at Cornell University, pp. 1-17, 1989. _______________. Music and Media in the Dutch Indies: Gramaphone Records and Radio in the late Colonial Era, 1903-1942. Washington: University of Washington, 2013.
DOI: https://doi.org/10.22146/jksks.60254
Article Metrics
Abstract views : 1828 | views : 5900Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Kajian Seni
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.