HUBUNGAN ANTARA STRESOR PSIKOSOSIAL DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA SMP PASCA ERUPSI MERAPI DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

https://doi.org/10.22146/jkr.12655

Anik Dwi Marga(1*), Sumarni Dw(2), Djaswadi Dasuki(3)

(1) Gadjah Mada University
(2) 
(3) 
(*) Corresponding Author

Abstract


HUBUNGAN ANTARA STRESOR PSIKOSOSIAL DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA REMAJA SMP PASCA ERUPSI MERAPI DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Anik Dwi Marga 1, Sumarni DW 2, Djaswadi Dasuki 3

ABSTRACT

Background: Merapi eruption can cause tremendous damage, not only physically but also mentally
which will trigger the emergence of mental disorders in adolescence and even into adulthood. After the
eruption of Merapi, adolescents and their families should move from shelters to permanent residence.
Resettlement to permanent residence had resulted in a new variety of stressors. The new stressors would
affect the release of LH (luteinizing hormone) and FSH (follicle-stimulating hormone) which may affect
the occurrence of menstrual disorders. Menstrual disorder might interfere with learning achievement in
adolescence.
Objective: To determine the relationship between psychosocial stressors with menstrual disorders in
female junior high school students after the eruption of Merapi in Cangkringan Sleman Yogyakarta
Method: This study is a observational with cross-sectional design and combined with a qualitative
approach. Respondents in this research is class VII students who were menstruating in Cangkringan
Sleman. Samplings method used was total sampling. The research instrument was a questionnaire
psychosocial stressors (IPSP), menstrual disorder questionnaire (SPAF) and the behavioral aspects of the
questionnaire. Datas were analysed using Chi-Square test by looking at the value of prevalence ratio and
logistic regression at the significance level of p <0.05 with a confidence interval (CI) of 95%.
Result and Discussion: There was a significant correlation between psychosocial stressors and menstrual
disorders (OR; 6.47; CI = 1.436 to 29.165)
Conclusion: Adolescents who experienced severe psychosocial stressors six times more likely to experience
menstrual disorders compared to adolescents who experience mild psychosocial stressors

Keywords: Psychosocial Stressors, menstrual disorders, post-eruption of Merapi, Youth,SMP.

ABSTRAK

Latar Belakang: Erupsi Merapi dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa, tidak hanya fisik tetapi
juga mental yang akan memicu munculnya gangguan jiwa pada remaja bahkan sampai masa dewasa.
Pasca erupsi Merapi, remaja dan keluarganya harus pindah dari huntara ke huntap. Perpindahan tempat
tinggal ke huntap inilah yang mengakibatkan berbagai stresor-stresor baru.. Stresor baru tersebut akan
mempengaruhi pelepasan LH (Luteinizing Hormone) dan FSH (follicle-stimulating hormone) yang dapat
mempengaruhi terjadinya gangguan menstruasi. Masalah menstruasi jika tidak mendapatkan penanganan
yang benar dapat mengganggu prestasi belajar remaja.

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara stresor psikososial dengan gangguan menstruasi pada remaja
SMP pasca erupsi Merapi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Yogyakarta
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan metode observasional dengan
rancangan cross-sectional yang dilengkapi dengan pendekatan kualitatif. Responden dalam penelitian
ini adalah Siswi kelas VII SMP yang sudah menstruasi di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.
Pengambilan sampel penelitian dengan total sampling. Instrumen penelitiannya adalah kuesioner stresor
psikososial (IPSP), kuesioner gangguan menstruasi (SPAF) dan kuesioner aspek perilaku. Analisis data
menggunakan Uji Chi-Square dengan melihat nilai RP (Rasio Prevalensi) dan regresi logistik pada tingkat
kemaknaan p<0,05 dengan Confidence interval 95%.
Hasil dan Pembahasan: Remaja yang mengalami stresor psikososial berat beresiko 6,47 kali lebih besar
untuk terjadi gangguan menstruasi (CI 95% 1,436-29,165)
Kesimpulan: Remaja yang mengalami stresor psikososial berat mempunyai resiko 6 kali lebih besar
mengalami gangguan menstruasi dibandingkan dengan remaja yang mengalami stresor psikososial ringan
Kata Kunci: Stresor psikososial, Gangguan menstruasi, Pasca Erupsi Merapi, Remaja, SMP.

1 Anik Dwi Marga dari Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, UGM
2 Sumarni DW dari Bagian Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran, UGM
3 Djaswadi Dasuki Bagian Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran, UGM





DOI: https://doi.org/10.22146/jkr.12655

Article Metrics

Abstract views : 2892 | views : 12643

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Jurnal Kesehatan Reproduksi



Jurnal Kesehatan Reproduksi Indexed by:

 

 



SEKRETARIAT JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI
Departemen Obstetri dan Ginekologi, FK-KMK, UGM/RS Dr. Sardjito
Jl. Kesehatan No. 1, Sekip Utara, Yogyakarta 55281
Tlp: (0274) 511329 / Faks: (0274) 544003
Email: jurnal.kesehatanreproduksi@ugm.ac.id
Cp: Dwi Astuti +6281802698043