Potensi Wanita Dalam Mendukung Pemasaran Biji Kakao Untuk Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga (Studi Di Dusun Nglengkong, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Jawa Tengah)
Ratih Ineke Wati(1*), Alia Bihrajihant Raya(2), Ani Widiastuti(3), Fatkhiyah Rohmah(4), Desi Utami(5)
(1) Universitas Gadjah Mada
(2) Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM dan Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan SPS UGM
(3) Program Studi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian UGM dan Pusat Studi Bioteknologi UGM
(4) Program Studi Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, Fakultas Pertanian UGM
(5) Program Studi Mikrobiologi, Fakultas Pertanian UGM
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRACT
Cacao was the mainfarmcommodity cultivated by farmers in Nglengkong Hamlet since 1980s. So far, farming activities of cacao, including cultivation till marketing, were conducted dominanly by male farmer. The research aimed to dug the potency of women in supporting the cacao beans marketing in order to realized the food resilience of farm household in Ngelngkong Hamlet, Giripurwo Village, Girimulyo District, Kulon Progo Regency.
This research used descriptive qualitative approach with Participation Action Research (PAR) method. The data were obtained by Focus Group Discussion (FGD) with the farmer wifes and women representative from each neighbourhood association (Rukun Tetangga – RT) as the informant. The collected information was then analized using SWOT.
The result showed that the farmer wife could be involved in marketing process of cacao beanss by using social capital that had been developed among the women in order to got information, expanded the network, and gained the potential buyers. Farmer wive were willing to involeved when their contribution could be the assurance of achiving household food resilience. All this time, the low cacao selling price became the main problem because each farmer sold the beans in the small amount with ununiformed quality. The deal of farmer wives was necessary to built the marketing pattern of cacao beans because they had potency to influenced farmers in selecting the market. The establishment of women farmer group by using social capital could be one of the solution. Beside engaged in the marketing, women could help the post-harvest activities, such as fermentation and dring cacao beans. Post-harvest activities were not as heavy as cultivation one but needed persistence thus opened the big opportunity for women participation. If the farmer could manage the farm, did fermentation, and dried the beans well according to SNI 01-2323-2008, the chance to met the global marketing challenge would increase. Finally, the women involvement in cacao farming would realize the food resilience of farm household through the the increasing household income.\
ABSTRAK
Kakao merupakan komoditas unggulan perkebunan yang diusahakan masyarakat tani Dusun Nglengkong sejak tahun 1980an. Selama ini,aktivitas usaha tani kakao dari penanaman hingga pemasaran dilakukan secara dominan oleh petani pria. Penelitian bertujuan untuk menggali potensi wanita dalam mendukung pemasaran biji kakao guna mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga tani di Dusun Nglengkong, Desa Giripurwo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif diskriptif dengan metode Participation Action Research (PAR). Data diperoleh melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan informan istri petani kakao dan perwakilan wanita tiap Rukun Tetangga (RT). Informasi yang dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan SWOT.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa istri petani kakao dapat dilibatkan dalam proses pemasaran biji kakao dengan memanfaatkan modal sosial yang telah terbangun di kalangan wanita untuk memperoleh informasi, memperluas jaringan pasar, dan mendapatkan pembeli potensial. Istri petani akan bersedia terlibat ketika kontribusi yang dia berikan dapat memberikan kepastian pada pencapaian ketahanan pangan keluarga. Selama ini rendahnya harga jual kakao menjadi permasalahan utama karena masing-masing petani menjual dalam jumlah sedikit dengan kualitas yang tidak seragam. Perlu adanya kesepakatan antara istri petani pada pola pemasaran biji kakao karena mereka memiliki potensi mempengaruhi petani dalam memilih pasar. Pembentukan kelompok wanita dengan memanfaatan modal sosial dapat menjadi salah satu solusi. Selain bergerak dalam pemasaran, wanita dapat membantu kegiatan pasca panen seperti fermentasi dan penjemuran biji kakao. Kegiatan pasca panen tidak seberat kegiatan budidaya tetapi memerlukan ketekunan sehingga membuka kesempatan besar bagi wanita untuk ikut berpartisipasi. Apabila keluarga petani telah mampu mengelola kebunnya serta melakukan fermentasi dan penjemuran sesuai SNI 01-2323-2008 dengan baik, maka peluang untuk memenuhi tantangan pasar global akan meningkat. Pada akhirnya, keterlibatan wanita dalam usaha tani kakao akan mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga melalui usaha peningkatan pendapatan keluarga.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Gita, 2018,Geliat Ekspor Kakao di Akhir Tahun,https://republika.co.id/berita/ekonomi/pertanian/18/09/18/pf8r46423-geliat-ekspor-kakao-di-akhir-tahun(diakses pada 9 Januari 2019)
Arsanti, Tutuk Ari,2013, Perempuan dan Pembangunan Sektor Pertanian, Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, dan Entrepreneurship Volume 3, Nomor 1, 63-74.
Badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian, 2018, Indeks Ketahanan Pangan Indonesia 2018, http://bkp.pertanian.go.id/storage/app/media/Pusat%20Ketersediaan/Bidang %20Ketersediaan/Indeks%20Ketahanan%20Pangan%202018.pdf(diakses pad139 Juni 2019)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, 2008, Kualitas Kakao, http://lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/images/stories/mutukakao.pdf (diakses 28 Mei 2019)
BPS, 2018a, Kabupaten Kulon Progo dalam Angka, PT Solo Grafika Utama.
____, 2018b, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Angka, CV Magna Raharja Tama.
BPTP Bali, 2014, Tujuan Pemangkasan Kakao, http://bali.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/51-info-aktual/449-tujuan-pemangkasan-kakao (diakses 9 Januari 2019).
Castiglione, D., Van Deth, J.W., dan Wolleb G., 2010, The Handbook of Social Capital, New York, Oxford University Press.
Doss, Cheryl R., 2018, Women and Agricultural Productivity: Reframing the Issue, Dev Policy Rev 36, 35–50, https://doi.org/10.1111/dpr.12243 (diakses 14 Januari 2019).
Engel, P.L., Menon, P., dan Haddad, L., 1997, Care and Nutrition: Concept and Measurement, Washington DC, International Food Policy Research Institute.
FAO, 2018, FAOSTAT, http://www.fao.org/faostat/en/#data/QC/visualize (diakses 14 Februari 2019)
Fathonah, Tri Yulyanti dan Prasodjo, Nuraini W., 2011, Tingkat Ketahanan Pangan pada Rumah Tangga yang Dikepalai Pria dan Rumah Tangga yang Dikepalai Wanita, Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia 5 (2), 197-216.
Grivetti, Louise E., 2005, From Aphrodisiac to Health Food: A Cultural History of Chocolate, Karger Gazette No. 68 Chocolate, 1-8.
Hazriyal, Y., Anhar, A., dan Karim, A., 2015, Evaluasi Karakteristik Lahan Dan Produksi Kakao Di Kecamatan Peudawa Dan Peunaron Kabupaten Aceh Timur, Jurnal Manajemen Sumberdaya Lahan,Volume 4, Nomor 1, 579-590.
Litbang Kalimantan Timur, 2012, Rorak pada Tanaman Kakao, http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/pdf/leaflet/2012/rorak.pdf (diakses 10 Januari 2019).
MacDonald, Cathy, 2012, Understanding Participatory Action Research: A Qualitative Research Methodology Option, Canadian Journal of Action Research Vomune 13, Issue2,34-50, https://pdfs.semanticscholar.org/3b78/ecfe0b4a0a7591d2ea068c71e8ea320ff451.pdf(diakses 14 September 2019)
Maruto, Dikto, 2015, Permintaan Kakao Global Terus Naik, http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2015/05/16/327440/permintaan-kakao-global-terus-naik,(diakses 2 November 2018).
Nirmala, Dita, 2011, Rencana Bisnis Industri Cokelat Batangan Di Bogor, Bogor, Institu Pertanian Bogor
Ostrom, Elinor dan Ahn, T.K., 2014, Foundation of Social Capital: Critical Studies in Economic Institutions 2, Cheltenham, UK dan Massachusetts, USA, An Elgar Research Collection.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2005, Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao,Jember,Puslit Kopi dan Kakao.
Putri, Reffi Maureza Sunaryo, 2015, Analisis Kebutuhan Air Tanaman terhadap Produktivitas Tanaman Kakao (Theobroma cacao) di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Bogor, Institut Pertanian Bogor
Soedyanto, 1981, Bercocok Tanam, Jakarta, C.V. Yasaguna.
Somerville, Peter, 2011, Understanding Community: Politics, policy and practice, Bristol, The Policy Press.
Sutarmi, 2018, Pemkab Kulon Progo Kembangkan Kampung Kakao Kalibawang, https://jogja.antaranews.com/berita/352042/pemkab-kulon-progo-kembangkan-kampung-kakao-kalibawang (Diakses 1 November 2018).
Wahyuni, Sari, 2011, Qualitative Research Method: Theory and Practice, Jakarta, Penerbit Salemba Empat.
Widiastuti, A., Wati, R. I., Rohmah, F., dan Utami, D, 2017, Pemberdayaan Masyarakat melalaui Manajemen Kelompok Tani dan Peningkatan Kualitas Kebun Kakao untuk MeningkatkanKesejahteraan di Desa Giripurwo Kecamatan Girimulyo, Laporan Akhir Hibah Pengabdian Masyarakat Pengembanagn Desa Binaan, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada
Widyantoro, Jati Agung, 2016, Pengelolaan Tanah Kas Desa di Desa Giripurwo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo menurut Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 112 Tahun 2014 Tentang Pemanfaatan Tanah Desa, Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Yunus, Muhammad, 2010, Micro-lending and The Battle against World Poverty, New York, PublicAffairs
Peraturan Perundangan
Permentan Nomor 67/PERMENTAN/ SM.050/12/2016 Tentang Pembinaan Kelembagaan Tani
DOI: https://doi.org/10.22146/jkn.43700
Article Metrics
Abstract views : 2990 | views : 2653Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Ratih Ineke Wati, Alia Bihrajihant Raya, Ani Widiastuti, Fatkhiyah Rohmah, Desi Utami
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
View My Stats