Uji Kebenaran Enam Kultivar Cabai Keriting (Capsicum annuum L.)

https://doi.org/10.22146/ipas.2530

Fahrudin, Panjisakti Basunanda, dan Aziz Purwantoro(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


INTISARI

Cabai adalah salah satu sayuran yang paling penting di Indonesia, terutama pada pemanfaatannya yang luas dan bernilai ekonomi tinggi. Permintaan untuk menanam sayuran asal Amerika Selatan ini selalu tinggi, meningkatkan pelaporan praktek-praktek pelanggaran dalam pasokan benih, dalam bentuk sengaja mengurangi atau mengubah kemurnian kultivar,  yang melanggar praktik bisnis yang baik.  Untuk  menanggulangi praktek  pelanggaran seperti  itu, kontrol rutin pada benih yang dijual di tingkat petani perlu dilakukan. Sayangnya, prosedur standar untuk kontrol tersebut belum  tersedia di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk  memberikan prosedur yang dapat dianggap sebagai awalan dan mungkin menjadi pembahasan pada perkembangan selanjutnya.

Enam kultivar cabai dikumpulkan dari pasar terbuka.  'Lado',  yang  merupakan produk  populer  dari  East  West  Seed,  diperoleh  dari  pasar  di  Medan  (A1), Makassar (A2), Tangerang (A3), dan Mataram (A4). 'Princess-06', sebuah produk dari PT Benih Inti Subur Intani, diperoleh dari Lembang (B1), Sleman (B2), dan Mataram (B3). Empat kultivar berikutnya adalah produk dari P T Oriental Seed Indonesia. 'OR Charming' diperoleh dari Serang, dan 'OR Twist 22', 'OR Twist 33', dan  'OR  Twist  42'  diperoleh  dari  Magelang.  Dua  lokasi  yang  dipilih  untuk penelitian ini: Krukut, Depok, Jawa Barat, dari bulan Mei hingga Oktober tahun 2012 (+ 90  m dpl) dan Cikole,  Lembang, Jawa Barat, dari bulan Mei hingga November 2012  (+ 1.250  m dpl).  Keseragaman dalam dan di antara sumber-sumber pasar dalam satu kultivar diuji berdasarkan karakter fenotipik kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan karakter yang sama, kesesuaian pada deskripsi dari masing-masing kultivar juga diuji.

Keseragaman dalam dan di antara sumber-sumber pasar dari kultivar yang sama terbukti sah, berdasarkan karakter kualitatif maupun kuantitatif. Hasil ini didasarkan  pada  analisis  varians  untuk  sifat  kuantitatif dan didukung dengan analisa komponen utama. Ambang batas untuk sifat kuantitatif, memperhitungkan penyimpangan maksimum 5% dari jumlah sampel.

Uji kebenaran deskripsi berdasarkan pada karakter kualitatif menyimpulkan bahwa hampir semua ciri sesuai dengan deskripsi masing-masing kultivar. Beberapa perbedaan diasumsikan sebagai hasil salah tafsir. Namun, pada karakter kuantitatif menunjukkan performa lebih rendah di kedua lokasi, performa diamati untuk semua sampel pada semua variabel kuantitatif dengan hanya sejumlah kecil outlier (pencilan). Hasilnya menimbulkan dugaan bahwa uji performa untuk pendaftaran kultivar dilakukan di bawah lingkungan yang sangat berbeda dengan lingkungan pada penelitian ini, dan hasil ini menimbulkan isu ketidakstabilan.

Kata kunci: uji kebenaran deskripsi, cabai, agromorfologi, uji keseragaman.


Full Text:

PDF



DOI: https://doi.org/10.22146/ipas.2530

Article Metrics

Abstract views : 3895 | views : 2341

Refbacks

  • There are currently no refbacks.