Kombinasi Boraks dan Asam Borat sebagai Bahan Penghambat Api dan Antirayap Pada Kayu Meranti Merah

https://doi.org/10.22146/jik.5735

Mahdi Santoso(1*), Sutjipto A. Hadikusumo(2), Abdul Aziz(3)

(1) Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Palangkaraya
(2) Bagian Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada
(3) Fakultas Kehutanan Universitas Negeri Papua
(*) Corresponding Author

Abstract


Kayu mempunyai sifat yang mudah terbakar dan sebagian besar mempunyai keawetan alami yang rendah. Perbaikan kualitas kayu dilakukan untuk mengatasi kelemahan tersebut, salah satunya dengan mengimpregnasikan bahan kimia yang bersifat menghambat api dan beracun terhadap organisme perusak kayu. Tujuan penelitian ini adalah melihat kemampuan boraks:asam borat (1:1) untuk meningkatkan ketahanan kayu meranti merah terhadap api dan rayap kayu kering dan mengetahui proses pengawetan yang efektif. Penelitian ini menggunakan kayu meranti merah (Shorea spp) berukuran 6 x 15 x 500 cm. Waktu pengawetan adalah 1, 2, dan 3 jam serta konsentrasi bahan pengawet 7% dalam 5 ulangan. Metode pengawetan menggunakan metode sel kosong dengan tekanan 12 kg/cm2 . Pengujian ketahanan terhadap api mengacu pada ASTM E 69-02 prosedur B, pengujian ketahanan terhadap rayap kayu kering mengacu pada metode rayap makan tanpa pilihan. Parameter yang diamati ialah absorpsi, retensi aktual, intensitas bakar, suhu pembakaran maksimal, lama pembaraan, mortalitas rayap kayu kering, pengurangan berat contoh uji, derajat kerusakan dan kondisi fisik sampel setelah uji bakar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi boraks:asam borat (1:1) memiliki efektivitas yang tinggi untuk meningkatkan ketahanan kayu meranti merah terhadap api dan rayap kayu kering. Proses pengawetan yang paling efektif adalah lama penekanan 2 jam dengan absorpsi 331 kg/m3 ; retensi aktual 28,8 kg/m3 ; intensitas bakar 10,9%; suhu pembakaran maksimal 140ºC; lama pembaraan 1,03 menit; mortalitas rayap kayu kering 100%; pengurangan berat contoh uji 0,002%; serta derajat kerusakan kategori ringan.

Katakunci: penghambat api, anti rayap, boraks, Shorea spp, Cryptotermes cynocephalus

 

Borax and Boric Acid Combination As Fire Retardant and Anti-termite Agents on Red Meranti Wood

Abstract

Woods have properties which are easy to be ignited by fire and most of them have a low natural durability. Therefore, it is required to improve the quality of wood by impregnating the fire-retardant and anti-termites possessed chemicals. The aim of this research was to investigate the effect of impregnation duration by combination of borax:boric acid ( 1:1) against the fire and termites. This study used red meranti wood (Shorea spp) with the dimension of 6 x 15 x 500 cm. The pressure times were 1, 2, and 3 hours as the concentration of borax:boric acid was 7% in 5 replications. Empty cell method was applied as preservation method by 12 kg/cm2 of pressure. Testing the fire resistance referred ASTM E 69-02 B and anti-termite evaluation was conducted by no-choice feeding method. Observed parameters were absorption, actual retention, burn intensity, maximum combustion temperature, glowing time, termite mortality, mass loss, the degree of damage and visual observation. The results showed that the combination of borax: boric acid (1: 1) could improve the quality of red meranti samples against the fire and termite attacks. The most effective impregnation process were 2 hours of pressing time to obtain the 331 kg/ m3 of absorption; actual retention of 28.8 kg/ m3; burnt intensity of 10.9%; maximum combustion temperature of 140ºC; glowing time of 1.03 minutes, termite mortality of 100%; mass loss of 0.002%; and mild degrees of damage category.


Keywords


fire-retardant; anti-termite; borax; Shorea spp; Cryptotermes cynocephalus

Full Text:

PDF


References

  1. American Society For Testing And Materials. 2007. ASTM E 69-02: Standard method for combustible properties of treated wood by the fire-tube apparatus. ASTM International, West Conshohocken, United States.
  2. Anonim. 2007. Teknologi Pengawetan Kayu Mampu Hemat Konsumsi Kayu 7 Juta m3 Tiap Tahun. Kantor Berita Antara 7 Agustus 2007, Jakarta.
  3. Effendi AH. 2007. Natrium silikat sebagai bahan penghambat api aman lingkungan. Jurnal Teknologi Lingkungan 8:(3):245-252.
  4. Haygreen JG & Bowyer JL. 1996. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu. Diterjemahkan oleh Soetjipto A. Hadikusumo, Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
  5. Hunt GM & Garratt GA. 1986. Pengawetan Kayu. Diterjemahkan oleh Mohamad Jusuf, CV. Akademika Pressindo, Jakarta.
  6. Martawijaya A, Kartasujana I, Mandang YI, Prawira SA, & Kadir K.1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid I. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Departemen Kehutanan Indonesia. Bogor.
  7. Martawijaya A. 1996. Keawetan Kayu dan Berbagai Faktor yang Mempengaruhinya. Petunjuk Teknis. Pusat Litbang Hasil Hutan dan Sosek Kehutanan. Bogor.
  8. Nicholas DD. 1987. Kemunduran (Deteriorasi) Kayu dan Pencegahannya Dengan Perlakuan-Perlakuan Pengawetan Jilid I: Degradasi dan Proteksi Kayu. Diterjemahkan oleh Haryanto Yudodibroto. Airlangga University Press, Surabaya.
  9. Yamaguchi H. 2003. Silicic acid: boric acid complexes as wood preservatives: ability of treated wood resist to termites and combustion. Wood Science and Technology 37: 287 – 297.
  10. Yuliyanto A. 2009. Uji Ketahanan Api Trembulu (Maesopsis eminii Engl.) dengan Natrium Silikat pada Berbagai Konsentrasi dan Tekanan. Skripsi (tidak dipublikasikan) Jurusan Teknologi Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.



DOI: https://doi.org/10.22146/jik.5735

Article Metrics

Abstract views : 8928 | views : 5354

Refbacks

  • There are currently no refbacks.




Copyright (c) 2012 Jurnal Ilmu Kehutanan




© Editorial Board Jurnal Ilmu Kehutanan
Faculty of Forestry, Universitas Gadjah Mada
Building D 2nd floor
Jl. Agro No 1, Bulaksumur, Sleman 55281
Phone. +62-274-512102, +62-274-550541, +62-274-6491420
Fax. +62-274-550541 E-mail : jik@ugm.ac.id
former website : jurnal.ugm.ac.id/jikfkt/
new website : jurnal.ugm.ac.id/v3/jik/

 

Indexed by:

 

Jurnal Ilmu Kehutanan is under the license of Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International