Analisis Tingkat Ketersediaan dan Cakupan dari Continuously Operating Reference Station (CORS) di Pulau Jawa

https://doi.org/10.22146/jgise.63277

Novie Chiuman(1), Dedi Atunggal(2*), Nurrohmat Widjajanti(3)

(1) Universitas Gadjah Mada
(2) Universitas Gadjah Mada
(3) Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Ketersediaan layanan dan cakupan Continuously Operating Reference Station (CORS) sangat penting untuk kegiatan yang membutuhkan ketelitian level sentimeter atau lebih baik. Penelitian ini menganalisis ketersediaan layanan CORS Indonesia berdasar data web scraping server InaCORS pada Desember 2018. Cakupan CORS diestimasi dengan asumsi performansi Real Time Kinematic (RTK) single base hingga radius 30 kilometer dan untuk RTK network base hingga 50 kilometer dari masing-masing stasiun yang kemudian dipadukan dengan data cakupan jaringan komunikasi selular Telkomsel, Indosat dan 3 dari opensignal.com. Hasil web scraping menunjukkan terdapat 51 stasiun CORS dengan ketersediaan layanan di atas 80%, empat dengan ketersediaan layanan di bawah 80%, dua dengan ketersediaan layanan di bawah 50%, dan 14 yang tidak memiliki ketersediaan layanan. Cakupan CORS untuk metode RTK single base dan network base masing-masing adalah 72,942% dan 98,299%. Luas cakupan CORS terbesar diperoleh provider Telkomsel baik untuk metode RTK single base maupun network base yaitu masing-masing sebesar 34,622% dan 45,180%. Cakupan riil dari estimasi tersebut mungkin lebih besar karena hasil uji lapangan membuktikan bahwa tingkat ketepatan data dari OpenSignal hanya sebesar 69,444% dan masih banyak area tanpa data sinyal. Hasil analisis tingkat duplikasi cakupan CORS menunjukkan bahwa luas duplikasi cakupan CORS untuk metode RTK single base dan network base masing-masing sebesar 37,076% dan 82,382% dari luas total cakupan CORS. Hasil dari penelitian juga menunjukkan setidaknya ada 20 stasiun CORS yang perlu ditingkatkan ketersediaan datanya.


Keywords


ketersediaan layanan CORS, cakupan CORS, jaringan telekomunikasi, metode RTK single base, metode RTK network base, duplikasi cakupan

Full Text:

PDF


References

Abidin, H. Z., Subarya, C., Muslim, B., & Adiyanto, F. H. (2010). The Applications of GPS CORS in Indonesia : Status , Prospect and Limitation. FIG Congress 2010 Facung the Challenges - Building the Capacity Sydney, Australia, 11-16 April 2010, April 2010, 11–16.

Aditiya, A., Efendi, J., & Syafii, A. (2014). InaCORS : Infrastructure of GNSS CORS in Indonesia.

Alkan, R. M., Ozulu, I. M., & Ilci, V. (2017). Comparison of Single Baseline RTK and Network RTK GNSS Methods. October.

Badan Informasi Geospasial. (2019). InaCORS BIG Satu Referensi Pemetaan Indonesia.

Brown, N., Geisler, I., & Troyer, L. (2006). RTK Rover Performance using the Master-Auxiliary Concept. Journal of Global Positioning Systems, 5(1&2), 135–144. https://doi.org/10.5081/jgps.5.1.135

Chiuman, N., Atunggal, D., & Rokhmana, C. A. (2019). Evaluation on the performance of NTRIP RTK positioning using multi-frequency low-cost GPS module in areas with different telecommunication signal strength. 5th International Conference on Science and Technology (ICST), 4(11), 369–379.

Cina, A., Dabove, P., Manzino, A. M., & Piras, M. (2015). Network Real Time Kinematic (NRTK) Positioning – Description, Architectures and Performances. In Satellite Positioning - Methods, Models and Applications (pp. 23–45). https://doi.org/10.5772/59083

Fajari, M. K. (2011). Kajian Ketelitian Penentuan Posisi Metode RTK-NTRIP Menggunakan Single Base dan Network Enhanced Single Base untuk Baseline Pendek dan Baseline Panjang. Universitas Gadjah Mada.

Imakiire, T. (2012). GNSS CORS and Reference Frame. International Federation of Surveyors.

Mundakir, I. A., & Chabibi, F. F. (2019). Densifikasi InaCORS di Sumatera untuk Mendukung Kebijakan Satu Peta. September, 0–9.

Prabowo, G. I. (2014). Perbandingan Tingkat Kepresisian Hasil Pengamatan RTK NTRIP dengan Base Station CORS GMU1 Menggunakan Lima Provider Telekomunikasi. Universitas Gadjah Mada.

Roberts, C., & Stanaway, R. (2006). Cors Growth and Applications in Australia and Indonesia.

Rubinov, E., & Wonnacott, R. (2011). Integrity Monitoring of CORS Networks-TrigNet Case Study. South African Journal of …, 1(1), 1–13.

Sabri, L. M. (2019). Implementation of CORS GNSS and local geoid for precise orthometric height determination in land subsidence region (a case study in Semarang City). JGISE: Journal of Geospatial Information Science and Engineering, 2(1), 144–149. https://doi.org/10.22146/jgise.40828

Snay, R. A., & Soler, T. (2008). Continuously Operating Reference Station (CORS): History, Applications, and Future Enhancements. Journal of Surveying Engineering, 134(4), 95–104. https://doi.org/10.1061/(ASCE)0733-9453(2008)134:4(95)

Syetiawan, A. (2015). Kondisi dan Tantangan Pembangunan Stasiun CORS di Indonesia. Seminar Nasional Rekayasa Dan Desain Itenas 2015.

The Economist. (2018). Indonesia’s leader, Jokowi, is splurging on infrastructure. The Economist.

The World Bank. (2018). Overview of Indonesia.

tribunnews.com. (2018). BPN: 20 Juta Bidang Tanah di Indonesia Belum Jelas Status Kepemilikannya. TRIBUNnews.Com.

Vargiu, E., & Urru, M. (2012). Exploiting web scraping in a collaborative filtering- based approach to web advertising. Artificial Intelligence Research, 2(1), 44–54. https://doi.org/10.5430/air.v2n1p44

Widjajanti, N., & Emalia, S. S. (2018). GNSS Monitoring Network Optimization Case Study : Opak Fault. JGISE: Journal of Geospatial Information Science and Engineering, 1(1), 14–21.



DOI: https://doi.org/10.22146/jgise.63277

Article Metrics

Abstract views : 3053 | views : 3206

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


Journal of Geospatial Information Science and Engineering (JGISE) ISSN: 2623-1182 (Online) Email: jgise.ft@ugm.ac.id The Contents of this website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.