Pemetaan Lokasi Potensi Kawasan Peruntukan Industri di Kabupaten Purbalingga
Divina Diananda Putri(1), Diyono Diyono(2*)
(1) Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Teknik Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author
Abstract
Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu daerah dengan sektor industri sebagai faktor utama pendorong pertumbuhan ekonominya. Lokasi industri sering kali mendapat masalah lingkungan, terutama ketika lokasi industri tersebut tidak sesuai dengan tata ruang. Oleh sebab itu, pemilihan lokasi Kawasan Peruntukan Industri (KPI) yang potensial dan sesuai dengan tata ruang menjadi penting agar dampak negatifnya terhadap masyarakat dan lingkungan dapat diminimalkan. Analisis geospasial menggunakan Sistem Informasi Geospasial (SIG) serta pengambilan keputusan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) menjadi alat penting dalam menentukan lokasi potensial KPI. Dalam kajian ini lokasi potensial KPI dilakukan dengan mempertimbangkan sembilan kriteria dari Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30 Tahun 2020. Metode AHP digunakan dalam perhitungan untuk mengetahui nilai bobot dari setiap kriteria yang digunakan untuk pemetaan lokasi KPI. Hasil pembobotan menggunakan AHP mendapatkan nilai rasio konsistensi antar kriteria sebesar 0,03 yang artinya kriteria dan bobot yang digunakan sudah sesuai jika digunakan dalam penentuan kesesuaian kawasan KPI. Berdasarkan hasil pemetaan kesesuaian dapat identifikasi ada dua jenis KPI yang dapat dikembangkan di Kabupaten Purbalingga, yaitu: Kawasan Industri di Kecamatan Kemangkon dengan luas lahan total 132,165 ha, dan Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) yang dapat dikembangkan di 10 Kecamatan dengan luas lahan keseluruhan 565,338 ha. Lokasi-lokasi tersebut kemudian dipetakan dan divisualisasikan dalam peta web untuk memudahkan diseminasi penggunaannya. Evaluasi lokasi industri eksisting juga dilakukan untuk melihat kesesuaian lokasi industri yang sudah ada tersebut dengan rencana ruang yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil dari evaluasi diketahui ada 15 lokasi dari 55 lokasi industri eksisting yang belum sesuai dengan tata ruang yang ditetapkan untuk kegiatan industri.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Deeb, R. (2015). Assessing visual variables of cartographic text design. Ghent University. Faculty of Sciences, Ghent, Belgium.
Hardini, P., & Yanuar Haryanto, dan. (2007). Identification of Strategic Location for Purbalingga’s Industrial Area. Agustus, 3(2)
Hormartua, Parlin & Situmorang, Rospita. (2022). Hubungan Faktor Kemiringan Lereng, Jenis Tanah, dan Tipe Penggunaan Lahan Terhadap Resiko Bahaya Erosi. INOVASI. 19. 147-158.
Juanjuan, Wu., Jianmin, B., Hanli, W., Xiaoqing, S & Yanmei, L. (2021). Probabilistic human health-risk assessment and influencing factors of aromatic hydrocarbon in groundwater near urban industrial complexes in Northeast China. Science of The Total Environment,Volume 800, 149484, ISSN 0048-9697, https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2021.149484.
Mossink, Anne Sijbrand. (2021). Improving the integration of environmental considerations in planning for industrial development locations using Spatial Multi Criteria Evaluation: A case study in: Huye and Kigali districts, Rwanda. [Online]. Available: http://essay.utwente.nl/86411/
Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga No 10 Tahun 2020 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purbalingga
Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 30 Tahun 2020 tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Industri.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 142 Tahun 2015 tentang Kawasan Industri
Purwanto, A., & Iswandi, I. (2019). Pemanfaatan Sistem Infromasi Geografis Untuk Menentukan Lokasi Potensial Pengembangan Kawasan Industri di Pati. Jurnal Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 6(2), 1219–1228. https://doi.org/10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.2
Saaty, R.W. 1987. The analytic hierarchy process: what it is and how it is used. Mathematical Modelling, Volume 9, Issues 3–5, 161-176 https://doi.org/10.1016/0270-0255(87)90473-8..
Saaty, T.L. (1990). How to Make a Decision: The Analytic Hierarchy Process. European. Journal of Operational Research, 48, 9-26. http://dx.doi.org/10.1016/0377-2217(90)90057-I.
Septian, S. A., & Saputra, R. A. (2023). Spatial model of industrial area suitability using spatial multi criteria evaluation: A case study in Kendari City. Sustinere: Journal of Environment and Sustainability, 6(3), 214–226. https://doi.org/10.22515/sustinerejes.v6i3.259
Uli, J. S. (2024). Analisis Pengaruh Variasi Faktor Tanah Terhadap Desain Struktural pada Proyek Konstruksi Bangunan. Avaliabele https://writebox.cloud/index.php/wb/issue/view/2
Umar, I., Pramudya, B., & Baba Barus. (2017). Evaluation for Suitability Land of Settletment Area by Using Multi Criteria Evaluation Method in Padang. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan, 7(2), 148–154. https://doi.org/10.19081/jpsl.2017.7.2.148
Yang, Chen & Danning, Zhang. (2021). Multiscale assessment of the coupling coordination between innovation and economic development in resource-based cities: A case study of Northeast China. Journal of Clean Production, vol. 318(301), 128597 https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2021.128597
Zulkarnain. (2013). Analisis Penerapan Kriteria Kawasan Hutan. Jurnal AGRIFOT, vol 7(02), doi : https://doi.org/10.31293/af.v12i2.356Article Metrics
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Journal of Geospatial Information Science and Engineering (JGISE) ISSN: 2623-1182 (Online) Email: jgise.ft@ugm.ac.id The Contents of this website is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.





