Uji Aktivitas Antibiofilm Minuman Sinbiotik Terhadap Staphylococcus aureus ATCC 2593

https://doi.org/10.22146/ijl.v4i1.65305

Afivudien Muhammad(1*), Irena Agustiningtyas(2)

(1) Departemen Mikrobiologi FK UII
(2) Departemen Mikrobiologi FK UII
(*) Corresponding Author

Abstract


Staphylococcus aureus merupakan salah satu bakteri yang bisa menyebabkan beragam penyakit dan punya kemampuan membentuk biofilm. Sehingga dapat melindungi diri dari antibiotik. Sinbiotik adalah suplemen makanan berbentuk minuman probiotik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri berpotensi patogen, salah satunya Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan uji antibiofilm Sinbiotik terhadap Staphylococcus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan menggunakan sampel minuman sinbiotik G12, Biotoksi, dan Yakult. Sinbiotik diujikan pada biofilm Staphylococcus aureus yang sudah mendapatkan perlakuan yaitu dengan menumbuhkan bakteri daslam media Trypticase Soy Broth selama 24 jam pada suhu 37 ͦ C.Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalan analilis univariat yaitu dengan melihat hasil rata-rata. Penghambatan biofilm yang terjadi diukur menggunakan penghitungan MBIC (Minimum Biofilm Inhibitory Concentration) dan antibiofilm menggunakan spektrofotometer untuk mendapatkan nilai OD. Sinbiotik G12 dan Biotoksi menunjukkan kemampuan antibiofilm terhadap Staphylococcus aureus masing-masing sebesar 70.17% dan 68.74%. Sedangkan hasil pada yakult sebesar 11.01% sehingga tidak mempunyai kemampuan antibiofilm.Dari hasil tersebut dapat simpulkan bahwa minuman sinbiotik G12 dan Biotoksi mempunyai kemampuan antibiofilm terhadap bakteri Staphylococcus aureus.


Keywords


antibiofilm; Staphylococcus aureus; sinbiotik; MBIC

Full Text:

PDF


References

Antarini, A. A. N. (2011). Sinbiotik antara prebiotik dan probiotik. Jurnal Ilmu Gizi, 2(2), 148–155.

BioToksi 350 ml – Probindo. (n.d.). Retrieved June 25, 2021, from https://probindobiosyafa.com/product/biotoksi-350ml/

Chaerunisa, R. (2015) ‘Pengujian aktivitas biofilm Staphylococcus aureus oleh seduhan daun teh putih ( Camellia sinensis ( L .) Kuntze ) pengujian aktivitas penghancuran biofilm Staphylococcus aureus oleh seduhan daun teh putih ( Camellia sinensis ( L .) Kuntze )’, Skripsi.

Pratiwi, S. U. T. et al. (2015) ‘Antimicrobial effects of indonesian medicinal plants extracts on planktonic and biofilm growth of pseudomonas Aeruginosa and Staphylococcus Aureus’, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 7(4), pp. 183–191. doi: 10.4172/2376-0354.1000119.

FAO-OMS. (2002). Guidelines for the Evaluation of Probiotics in Food. Report of a Joint FAO/OMS. Working Group on Drafting Guidelines for the Evaluation of Probiotics in Food.

Fuller, R. (1992). History and development of probiotics. Probiotics, 1–8. https://doi.org/10.1007/978-94-011-2364-8_1

Winarti, S., Sarofa, U., & Rodiyah, K. F. (2018). Karakteristik Jelly Drink Sinbiotik dari Susu Kedelai dan Ekstrak Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Agrointek, 12(1), 61. https://doi.org/10.21107/agrointek.v12i1.3806



DOI: https://doi.org/10.22146/ijl.v4i1.65305

Article Metrics

Abstract views : 2736 | views : 6951

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Indonesian Journal of Laboratory

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.


 

View My Stats