Cover Image

Kuasa dan Eksklusi: REDD+ sebagai “Climate Leviathan” dan Alih Fungsi Lahan di Indonesia

https://doi.org/10.22146/balairung.v1i1.34918

Luthfian Haekal(1*), Pungky Erfika Suci(2)

(1) Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada
(2) Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada
(*) Corresponding Author

Abstract


Pemerintah Indonesia pada 2 April 2016 lalu telah meratifikasi Perjanjian Paris dan berkomitmen untuk menjaga ambang batas kenaikan suhu bumi di bawah 2 derajat Celcius dan berupaya menekan hingga 1,5 derajat Celcius. Namun, Pemerintah Norwegia telah mengakui bahwa mereka tidak melihat hasil yang nyata atas pengurangan deforestasi di Indonesia dengan mengimplementasikan kebijakan Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation, Plus Conservation (REDD+). Selain itu, beberapa ahli menepatkan REDD+ sebagai Climate Leviathan karena sistemnya yang dianggap hanya menguntungkan segelintir pihak saja. Oleh karenanya, tulisan ini akan mengupas sejauh mana implementasi kebijakan REDD+ dalam mengatasi masalah deforestasi di Indonesia. Lebih lanjut, REDD+ memiliki kuasa untuk mengeksklusi masyarakat di hutan tempat mereka bergantung.

Keywords


REDD+, deforestasi, Climate Leviathan

Full Text:

PDF


References

Apostolopoulou, Evangelia and William M. Adams. “Neoliberal Capitalism and Conservation in the Post-crisis Era: The Dialectics of “Green” and “Un-green” Grabbing in Greece and the UK.” Antipode (2015).

Astuti, Rini and Andrew McGregor. “Indigenous land claims or green grabs? Inclusions and exclusions within forest carbon politics in Indonesia.” The Journal of Peasant Studies (2017).

Astuti, Rini. “Ekologi Politik REDD+: Kontestasi Politik, Modal, dan Pengetahuan.” Wacana: Jurnal Transformasi Sosial (2013).

Astuti, Rini. “REDD+ sebagai Strategi-Strategi Kepengaturan dalam Tata Kelola Hutan di Indonesia: Sebuah perspektif Foucauldian.” Wacana: Jurnal Transformasi Sosial (2013).

Barkan, Joshua. “Liberalism, Sovereignty, and Politics.” Antipode (2012).

Corbera, Esteve. “Problematizing REDD+ as an Experiment in Payments for Ecosystem Services.” Environmental Sustainability (2012).

Green, Kathryn E. and William M. Adams. “Green grabbing and the dynamics of local-level engagement with neoliberalization in Tanzania’s wildlife management areas.” The Journal of Peasant Studies (2015).

Hamer, Alex. 28 November 2013. 31 Desember 2017. <http:// jakartaglobe.id/news/indonesias-redd-challenges/>.

Holden, William and dkk. “Exemplifying Accumulation by Dispossession: Mining and Indigeneous Peoples in The Philippines.” Geografiska Annaler : Series B, Human Geography (2011).

Indonesia, Forest Watch. Agustus 2014. 31 Desember 2017. <http://fwi.or.id/wp-content/uploads/2014/08/ Deforestasi-Potret-Buruk-Tata-Kelola-Hutan.pdf>.

Institute, World Resources. n.d. 31 Desember 2017. <https:// www.wri.org/sites/default/files/pdf/indoforest_chap3_ id.pdf>.

Labban, Mazen. “Beyond Behemoth.” Antipode (2012)

Larastiti, Ciptaningrat. “Hidup di Antara Konsesi Hutan Gambut: Catatan Etnografis Desa Baun Bango.” Wacana: Jurnal Transformasi Sosial (2013).

Levien, Michael. “Special Economic Zones and Accumulation by Dispossession in India.” Journal of Agrarian Change (2011).

McCarthy, John F. and dkk. “Arah pergerakan akuisisi dan penutupan lahan: Skema-skema pengembangan, pengambilalihan semu, dan akuisisi lahan atas nama lingkungan di luar Jawa.” Wacana: Jurnal Transformasi Sosial (2013).

Negi, Rohit and Marc Auerbach. “The Contemporary Significance of Primitive Accumulation.” Human Geography (2009).

Organization, World Meteorological. 30 Oktober 2017. 31 Januari 2018. <https://public.wmo.int/en/media/press-release/greenhouse-gas-concentrations-surge-new-record>.

Peluso, Nancy Lee and Christian Lund. “New frontiers of land control: Introduction.” The Journal of Peasant Studies (2011).

Rojas, David. “Climate Politics in the Anthropocene and Environmentalism Beyond Nature and Culture in Brazilian Amazonia.” PoLAR 39.1 (2016): 16-32.

Vandergeest, Peter and Nancy Lee Peluso. “Territorialization and State Power in Thailand.” Theory and Society (1995).

Wainwright, Joel and Geoff Mann. “Climate Leviathan.” Antipode (2013).

Warming, Global Greenhouse. n.d. 31 Januari 2018. <http:// www.global-greenhouse-warming.com/anthropogenic-climate-change.html>

Watts, Jonathan. 30 Oktober 2017. 31 Januari 2018. <https:// www.theguardian.com/environment/2017/oct/30/ global-atmospheric-co2-levels-hit-record-high>.

Wijaya, Arief and dkk. 19 Juli 2017. 25 Oktober 2017. <http:// wri-indonesia.org/id/blog/satu-dekade-deforestasi-di-indonesia-di-dalam-dan-di-luar-area-konsesi>.

Daftar Gambar

Gambar 1.
Wainwright, Joel and Geoff Mann. “Climate Leviathan.” Antipode (2013).


Gambar 2.
Wainwright, Joel and Geoff Mann. “Climate Leviathan.” Antipode (2013).

Gambar 3.
Institute, World Resources. n.d. 31 Desember 2017 <https://www.wri.org/sites/default/files/pdf/indoforest_chap3_ id.pdf>.



DOI: https://doi.org/10.22146/balairung.v1i1.34918

Article Metrics

Abstract views : 1809 | views : 1666

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Diterbitkan oleh BPPM Balairung, Universitas Gadjah Mada
Kompleks Perumahan Dosen UGM, Bulaksumur B-21, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta 55281.
email: balairungpress@gmail.com | LINE: @GSJ9240C | http://balairungpress.com
    
2018 BPPM BALAIRUNG UGM