TINGKAT EROSI DAN RANCANGAN TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR DI SUB DAS WAEWOKI, DAS AESESA KABUPATEN NGADA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Erosion Level and Soil and Water Conservation Engineering Plan in Waewoki Sub Watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province)
Margareta Edo Dhoke(1*), Ambar Kusumandari(2), Senawi Senawi(3)
(1) Program Studi Pascasarjana Ilmu Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(2) Program Studi Pascasarjana Ilmu Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(3) Program Studi Pascasarjana Ilmu Kehutanan, Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 55281
(*) Corresponding Author
Abstract
Abstrak
Kajian tingkat erosi dan rancangan Konservasi Tanah-Air (KTA) telah dilakukan di Sub DAS Waewoki DAS Aesesa Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi tingkat erosi di Sub DAS Waewoki dan menentukan teknik KTA di Sub DAS Waewoki. Untuk memprediksi erosi, diterapkan model SWAT, dengan tahapan deliniasi DAS, pembentukan peta unit lahan, input data iklim serta data pendukung yang dibutuhkan, dan running SWAT. Dari 51 unit lahan di wilayah kajian diambil sampel tanah pada 13 titik lokasi berdasarkan GPS. Untuk merancang teknik KTA digunakan analisis klaster. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat erosi yang terjadi pada enam tahun terakhir sangat bervariasi, dari tingkat erosi sangat ringan sebesar 0,11 %, kelas ringan sebesar 1,38 % dan kelas sedang sebesar 1 %. Berdasarkan model regresi ditunjukkan bahwa faktor erosi yang paling berpengaruh di lokasi penelitian adalah kelerengan, yang signifikan terhadap kriteria probabilitas yaitu 0.05. Rancangan teknik KTA dirancang pada jarak tandan terkecil dengan jumlah kelompok klaster sebayak 5 yang memiliki klasifikasi unit lahan yang berbeda-beda. Pengklasteran unit lahan menunjukkan bahwa faktor kelerengan, penggunaan lahan dan jenis tanah merupakan faktor yang paling dominan untuk terbentuknya kelompok klaster I dan V, sedangkan untuk kelompok klaster II, III, dan IV faktor yang paling dominan adalah penggunaan lahan dan jenis tanah. Model KTA yang diterapkan pada setiap kelompok klaster adalah model vegetatif dan mekanik sesuai dengan klasifikasi yang terbentuk.
Abstract
The study erosion level and Soil-Water Conservation (SWC) engineering plan was conducted in Waewoki Sub watershed, Aesesa Watershed, Ngada Regency, East Nusa Tenggara Province. This study was aimed at predicting the erosion level in Waewoki Sub watershed and determining Soil and Water Conservation engineering in Waewoki Sub watershed. To predict erosion, SWAT model was applied, with model analysis phases including watershed delineation, land unit map creation, climate data input and supporting data needed, and running SWAT. From the 51 units of land in the study area, the soil samples were collected at 13 locations using GPS. Cluster analysis was used to plan SWC engineering. The results showed that the erosion level occurred in the last six years varied widely, ranging from very mild erosion level of 0.11%, mild level of 1.38%, and medium level of 1%. The statistical test with regression model approach showed that the most influential factor of erosion in the study site was slope, which was significant to the probability criterion, i.e. 0.05. SWC engineering plan was planned in the smallest cluster distance by 5 cluster groups with different land unit classification. Land unit clustering showed that the factors of slope, land use and soil type were the most dominant factors for the formation of the cluster groups I and V, while the most dominant factors for cluster groups II, III, and IV were land use and soil type. The SWC models applied to each cluster group were vegetative and mechanical models, in accordance with the classification formed.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arsyad, S., 2010. Konservasi Tanah dan Air. Cetakan ke-2, Penerbit IPB Press, Bogor.
Halengkara, L., Gunawan, T., dan Purnama, S., 2012. Analisis Kerusakan Lahan Untuk Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Melalui Integrasi Teknik Penginderaanjauh Dan Sistem Informasi Geografis. Majalah Geografi Indonesia, 26(2):149-173.
Harahap, E.M., 2013. Konservasi Tanah dan Air Lanjutan. USU-Medan.
Hardiyatmo, H.C., 2012. Tanah Longsor dan Erosi. Cetakan Pertama. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G dan Sutedjo, M.M., 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Cetakan Ke-6, Dicetak oleh: PT Asdi Mahasatya, Jakarta.
Kusumandari, A., Marsono, D., Sabarnurdin, S., dan Gunawan, T., 2012. Pengklasteran Erosi di Sub DAS Ngrancah Kulonprogo. J. Manusia & Lingkungan, 19(1):95-103.
Nangameka, Y., 2012. Kajian Pengelolaan Potensi Sumber Daya Air Daerah Aliran Sungai (DAS), Untuk Penentuan Proyek Pertanian Di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Agribios, 10(2):1-15.
Sudaryono, 2002. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Terpadu, Konsep Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Teknologi Lingkungan, 3(2):153-158.
Sugiyono., 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-19, Penerbit Alfabeta, CV, Bandung.
Sutiyono, A.P., 2006. Penggunaan Model AGNPS Berbasis Sistem Informasi Geografis dalam Analisis Karateristik Hidrologi Sub DAS Ciawitali Subang Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Worosuprojo, S., 2005. Klasifikasi Lahan Untuk Perencanaan Penggunaan Lahan di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Jurnal Forum Perencanaan Pembangunan, edisi khusus 2005
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.23045
Article Metrics
Abstract views : 7021 | views : 11415Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Manusia dan Lingkungan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
JML Indexed by:
View My Stats