PENGELOLAAN KEBERLANJUTAN EKOSISTEM HUTAN RAWA GAMBUT TERHADAP KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI SEMENANJUNG KAMPAR, SUMATERA (Sustainable Management of Peat Swamp Forest Ecosystems Toward Forest and Land Fires in Kampar Peninsula, Sumatera)
Budi Darmawan(1*), Yusni Ikhwan Siregar(2), Sukendi Sukendi(3), Siti Zahrah(4)
(1) Program Doktor Program Studi Ilmu Lingkungan, Universitas Riau, Jln. Pattimura No.9 Gobah, Pekanbaru 28131
(2) Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana, Universitas Riau, Jln. Pattimura No.9 Gobah, Pekanbaru 28131
(3) Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana, Universitas Riau, Jln. Pattimura No.9 Gobah, Pekanbaru 28131
(4) Fakultas Pertanian, Universitas Islam Riau, Jln. Kaharudin Nasution No. 113, Perhentian Marpoyan, Pekanbaru 28284
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK
Keberadaan ekosistem hutan rawa gambut di Indonesia terus mengalami gangguan dan kerusakan akibat pola pemanfaatan yang tidak bijaksana seperti terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Umumnya kebakaran tersebut berasal dari adanya kegiatan manusia seperti penggunaan dan perubahan tutupan lahan. Kawasan Lindung Hutan Rawa Gambut Semenanjung Kampar termasuk salah satu ekosistem hutan rawa gambut terbesar di Pulau Sumatera. Peranan utama dari kawasan ini sebagai penjaga kestabilan lingkungan terhadap kawasan sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat dan status serta faktor-faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan pengelolaan ekosistem hutan rawa gambut terhadap kebakaran hutan dan lahan dengan menggunakan pendekatan Multi-Dimensional Scaling. Mengacu kepada hasil penelitian secara keseluruhan indeks atau status keberlanjutan berada pada kriteria sedang (45,81%) atau status cukup berkelanjutan. Secara parsial untuk masing-masing dimensi yang memiliki status cukup berkelanjutan adalah ekonomi, teknologi dan hukum, sedangkan dimensi ekologi dan sosial kurang berkelanjutan sehingga perlu mendapatkan perhatian serius.
ABSTRACT
The existence of peat swamp forest ecosystem in Indonesia continues to become distruption and damage which are caused by unwise utilization patterns such as forest and land fires. This happens because of human activities such as the use and change of the land. Protected area of peat swamp forest in Kampar peninsula is one of the largest forest ecosystems in Sumatera. The main function of this area is to maintain environment stability for the surrounding area. This study aims at finding out the level, status and main factors influencing sustainable management of peat swamp forest ecosystems toward forest and land fires by using multi-dimensional scaling approach. Based on the result of the study, it was found that the overall index or continues status was at the mediocre criterion level (45.81%). Partially, each dimension which has sustainable status includes economy, technology and law, while ecological and social dimensions were not sustainable and need more serious attention.
Keywords
Full Text:
ARTIKEL LENGKAP (PDF) (Bahasa Indonesia)References
Adinugroho, W. C., Suryadiputra, I. N. N., Saharjo, B. H., dan Siboro, L., 2005. Panduan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Gambut: Wetlands International – IP, Bogor.
Agus, F. dan Subiksa, I.G.M., 2008. Lahan Gambut: Potensi Untuk Pertanian dan Aspek Lingkungan. Balai Penelitian Tanah, Bogor. 36 hal.
Aiken, S.R., 2004. Runaway Fires, Smoke-Haze Pollution, and Un-natural Disasters in Indonesia. The Geographical Review, 94(1):55-79.
Andriesse, J.P., 1988. Nature and Management of Tropical Peat Soils. Soil Resources Management & Conservation Service. FAO Land and Water Development Divisions. FAO, Rome. 165 pp.
Anonim, 2003. Important Bird Areas in Asia: Key Sites for Conservation. Birdlife International (Birdlife Conservation Series No. 13). Cambridge.
Anonim, 2006. Strategi dan Rencana Tindak Nasional Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Kelompok Kerja Pengelolaan Lahan Gambut Nasional. Jakarta.
Anonim, 2007. Priority Sites for Conservation in Sumatra: Key Biodiversity Area. Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2010a. Profil Ekosistem Gambut di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Jakarta.
Anonim, 2010b. Strategi Pengelolaan Ekosistem Rawa Gambut. Untuk Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dalam Rangka Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim. Seminar dan Lokakarya Revitalisasi dan Penguatan Jejaring Kerjasama Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian Universitas Riau, Pekanbaru.
Anonim, 2012. Strategi Nasional REDD+: MRV Sebagai Instrument Pengukuran Keberhasilan Pelaksanaan.
Anonim, 2014. Laporan Klimatologi Tahun 2014. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Pekanbaru.
Chokkalingam, G.U., dan Suyanto, S., 2004. Kebakaran, Mata Pencaharian, dan Kerusakan Lingkungan pada Lahan Basah di Indonesia: Lingkaran yang Tiada Berujung Pangkal. CIFOR/ICRAF. Fire Brief 4: 4 hal.
Hergoualc’h, K., dan Verchot, L.V., 2013. Greenhouse Gas Emission Factors for Land Use and Land-Use Change In Southeast Asian Peatlands. Mitigation and Adaptation Strategies for Global Change. Bogor.
Hooijer, A., Silvius, M., Wösten, H. and Page, S., 2006. Peat-CO2, Assessment of CO2 Emissions from Drained Peatlands in SE Asia. Delft Hydraulics report Q3943.
Joosten, H., 2009. Peatland Status and Drainage Related Emissions in All Countries of The World. The Global Peatland CO2 Picture. Wetlands International. Bangkok.
Kavanagh, P., 2001. Rapid Appraisal of Fisheries (RAPFISH) Project. University of British Columbia, Fisheries Centre.
Kurnia, U., Sinukaban, N., Suratmo, F.G., Pawitan, H., dan Suwardjo, H., 1997. Pengaruh Teknik Rehabilitasi Lahan Terhadap Produktivitas Tanah dan Kehilangan Hara. J. Tanah dan Iklim, 15:10-18.
Lavorel, S., Flannigan, M,D., Lambin, E.F., dan Scholes, M.C., 2007. Vulnerability of Land Systems to Fire: Interactions among Humans, Climate, the Atmosphere, and Ecosystems. Mitig. Adapt. Strat. Glob Change, 12:33–53.
Masganti, 2003. Kajian Upaya Meningkatkan Daya Penyediaan Fosfat dalam Gambut Oligotrofik. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 355 hal.
Masganti, Wahyunto., Ai Dariah., Nurhayati., dan Yusuf, R., 2014. Karakteristik dan Potensi Pemanfaatan Lahan Gambut Terdegradasi di Provinsi Riau. J. Sumberdaya Lahan, 8:47-54.
Mitsch, W.J. dan Gosselink, J.M., 2000. Wetlands. Third Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Noor, M., 2010. Lahan Gambut. Pengembangan, Konservasi, dan Perubahan Iklim. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Nugroho, B., 1999. Hutan Kita Dibakar. Skephi dan Institut Studi Arus Informasi. Midas Surya Grafindo. Jakarta.
Nurhayati, A.D., Aryanti, E., dan Saharjo, B.H., 2010. Kandungan Emisi Gas Rumah Kaca pada Kebakaran Hutan Rawa Gambut di Pelalawan Riau. J. Ilmu Pertanian Indonesia, 15(2):78-82.
Phillips, V.D., 1998. Peatswamp Ecology and Sustainable Development in Borneo. Biodiversity and Conservation, 7: 651-671.
Pitcher, T.J., dan Preikshot, D.B., 2001. Rapfish: A Rapid Appraisal Technique to Evaluate the Sustainability Status of Fisheries. Fisheries Research, 49(3):255-270.
Qomar, N., dan Jaya, Y.V., 2010. Deforestasi dan Penggunaan Lahan Lansekap Semenanjung Kampar, Riau. Seminar dan Lokakarya Revitalisasi dan Penguatan Jejaring Kerjasama Pusat Penelitian Lingkungan Hidup, Pekanbaru 19-20 November 2010.
Rifardi, 2008. Degradasi Ekologi Sumberdaya Hutan dan Lahan (Studi Kasus Hutan Rawa Gambut Semenanjung Kampar Propinsi Riau). Jurnal Bumi Lestari, 8(2):145-154.
Rieley, J.O. 2003. Strategies for Implementing Sustainable Management of Peatland in Borneo. Strapeat-UNINOT. Wageningen.
Rieley, J.O., dan Page, S.E., 2005. Wise Use of Tropical Peatlands: Focus on Southeast Asia. ALTERRA-Wageningen University and Research Centre and the EU INCO-STRAPEAT and RESTORPEAT Partnerships, Wageningen.
Ritung S, dan Wahyunto, 2003. Kandungan Karbon Tanah Gambut di Pulau Sumatera. Workshop on Wise Use and Sustainable Peatlands Management Practices October 13-14. Bogor.
Saharjo, B.H., 2007. Shifting Cultivation in Peatlands. Mitig Adapt Strat Glob Change 12:135–146.
Setyaningsih, R., 2000. Dinamika Populasi Mikro-organisme yang Berperan dalam Kesuburan di Beberapa Jenis Tanah akibat Perlakukan Paraquat. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. 71 hal.
Siegel, D.I, Reeve, A.S., Glaser, P.H., dan Romanowicz, E.A., 1995. Climate-Driver Flushing of Pore Water in Peatlands. Nature 374:531-533.
Subiksa, I.G.M, Hartatik, W., dan Agus, F., 2011. Pengelolaan Lahan Gambut secara Berkelanjutan. Balai Penelitian Tanah, Bogor. 16 hal.
Sumantri, 2003. Prinsip Pencegahan Kebakaran Hutan. IPB Press. Bogor.
Tan, K.H., 1994. Environmental Soil Science. Marcel Dekker Inc., New York. p 304.
Venter, O. dan Koh, L.P., 2012. Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD+): Game Changer or Just Another Quick Fix?. Ann. N.Y. Acad. Sci., 1249:137–150.
Wahyunto, dan Mulyani, A., 2011. Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian. Bogor.
Wahyunto, Ritung, S., Nugroho, K., Sulaiman, Y., Hikmarullah., Tafakresnanto, C., Suparto, dan Sukarman, 2013a. Peta Arahan lahan Gambut Terdegradasi di Pulau Sumatera Skala 1:250.000. Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor. 27 hal.
Wahyunto., Dariah, A., Pitono, D., dan Sarwani, M., 2013b. Prospek Pemanfaatan Lahan Gambut Untuk Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia. Perspektif, 12(1):11-12.
Whelan, R.J., 1995. The Ecology of Fire. Cambridge University Press, New York. 343 p.
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18791
Article Metrics
Abstract views : 28118 | views : 19593Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan
JML Indexed by:
View My Stats