TEKNIK PENGELOLAAN USAHATANI TANAMAN CABAI BERKELANJUTAN DI DATARAN TINGGI KECAMATAN CIKAJANG KABUPATEN GARUT (Management Technique of Sustainable Red Pepper Crop Farming System in Upland Distric of Cikajang Garut Regency)
Wa Ode Muliastuty(1*), Santun R.P. Sitorus(2), Roedhy Poerwanto(3), Hartrisari Hardjomidjojo(4)
(1) Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Darmaga Bogor, 16680. Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Halu Oleo, Kampus Hijau Bumi Tridharma, Jl. H.E.A. Mokodompit, Kendari, 93232.
(2) Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Darmaga Bogor, 16680.
(3) Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Darmaga Bogor, 16680.
(4) 
(*) Corresponding Author
Abstract
ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi dalam usahatani cabai merah dataran tinggi adalah penurunan produktivitas tanaman akibat ketidaksesuaian agroteknologi dengan karakteristik lahan dan kebutuhan tanaman. Hal ini mempercepat proses erosi dan meningkatkan kehilangan lapisan atas tanah yang lebih subur sehingga menurunkan produktivitas lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar erosi, menganalisis kontribusi pendapatan usahatani terhadap Kebutuhan Hidup Layak (KHL) petani, dan mengkaji alternatif teknik Konservasi Tanah dan Air (KTA).Erosi dianalisis menggunakan persamaan USLE. Pendapatan usahatani menggunakan analisis anggaran arus uang tunai. KHL petani dihitung berdasarkan jumlah anggota keluarga petani, didekati dari kebutuhan fisik minimal ditambah kebutuhan hidup tambahan. Teknik konservasi tanah diuji pada percobaan petak erosi berukuran 2 x 20 meter dan dibuat pada kemiringan lereng 40 %. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dua faktor. Pertama adalah pola tanam, yaitu cabai merah monokultur (T1) dan cabai merah tumpangsari dengan kubis (T2). Kedua adalah teknik konservasi tanah, yaitu guludan searah lereng sebagai kontrol (K1), guludan searah lereng + guludan memotong lereng jarak 6,60 meter (K2), guludan memotong lereng (K3), dan guludan memotong lereng miring 20° (K4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin curam kemiringan lereng maka erosi semakin besar melebihi batasETol dan kontribusi pendapatan usahatani terhadapKHL petani semakin rendah. Pola tanam cabai merah monokultur mempunyai erosi yang lebih besar dan kontribusi pendapatan terhadapKHL lebih kecil daripada tumpangsari. Teknik konservasi T1K3, T2K3, T1K4 dan T2K4 dapat diterapkan pada lahan dataran tinggi karena mampu menurunkan erosi ≤ ETol (30,92 ton.ha-1.th-1) dan meningkatkan pendapatan usahatani ≥ KHL (Rp. 23.920.000 kk-1.th-1), sehingga keberlanjutan lingkungan dan ekonomi dapat tercapai.
ABSTRACT
The problems encountered in red pepper farming on the upland area is the decrease in the crops productivity due to a mismatch between agrotechnology with the land characteristics and the needs of the crops. This condition accelerates the erosion process and increase the loss of top soil, which are more fertile. All of those things has in turn decrease land productivity. This objectives of the study are to gain knowledge about the extension of erosion, to analyze the contribution of farm income to the farmers Need of Decent Living (NDL), and to study alternative technique of soil and water conservation. Erosion is analyzed by USLE equations. Farm income is analyzed by using cash flow budget analysis. NDL is calculated based on amount of family member in one family farmer, which is approached by minimum physical necessities added by additional life necessities. Soil conservation technique were tested in erosion experimental plots with 2 x 20 meters size made at the 40 % slope. Randomized block design is used that are consist of two factors. The first is cropping pattern which are monoculture red pepper (T1) and intercropping red pepper with cabbage (T2). The second is soil conservation technique which are the ridges in the direction of the slope as the control (K1), the ridges in the direction of the slope + the ridges cut off the slopes in every 6.6 meters (K2), the ridges across the slope (K3), and ridges across the slope with 20° tilted (K4). The research result shows that as the slope is getting steeper, the erosion is getting higher and exceeded the TSL and the contribution of farm income to the farmers NDL is getting lower. Monoculture red pepper cropping patterns have a greater erosion and the contribution of farm income to the farmers NDL is smaller than the intercropping. Conservation technique T1K3, T2K3, T1K4 and T2K4 can be applied to the upland area because it is capable to decrease the erosion less than or equal to the TSL (30.92 ton.ha-1.yr-1) and increasing farming income more than or equal to the farmers NDL (Rp. 23,920,000 household-1.yr-1), and therefore the sustainability of the environment and the economy can be accomplished.
Keywords
Full Text:
Artikel lengkap (PDF) (Bahasa Indonesia)References
Adiyoga, W., Ameriana, M., Suherman, R., Soetiarso, T.A., Udhiarto, B.K., dan Sulastrini, I., 2000. Sistem Produksi Beberapa Jenis Sayuran Di Indonesia. J. Hort. 9(2):258–265. Agus, F., Irawan, Nurida, N.L., Dariah, A., dan Husen, E., 2006. Konversi Lahan Pertanian Sebagai Suatu Ancaman Terhadap Ketahanan Pangan dan Kualitas Lingkungan. Prosiding Seminar Multifungsi dan Revitalisasi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. pp. 101–121. Anonim, 2005. Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan 2005-2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. Anonim, 2013. Profil Kawasan Cabai Merah di Kabupaten Garut. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura. Garut. Anonim, 2014. Statistik Indonesia 2013. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Armand, R., Bockstaller, C., Auzet, A.V., dan Van Dijk, P., 2009. Runoff Generation Related to Intra Field Soil Surface Characteristics Variability: Application to Conservation Tillage Context. Soil Tillage Res. 102:27–37. Arsanti, I.W., dan Boehme, M., 2006. Sistem Usahatani Tanaman Sayuran di Indonesia: Apresiasi Multifungsi Pertanian, Ekonomi dan Eksternalitas Lingkungan. Seminar Multifungsi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Lido, 26 – 27 Juni 2006. Arsyad, S., 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua. IPB Press. Bogor. Asdak, C., 2007. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Asmaranto, R., dan Juwono, 2007. Analisis Laju Erosi dan Arahan Konservasi di DAS Pikatan Mojokerto Berbasis Sistem Informasi Geografis. J. Teknik, 14(1):5–17. Auerswald, K., Gerl, G., dan Kainz, M., 2006. Influence of Cropping System on Harvest Erosion under Potato. Soil and Tillage Research, 89:22–34. Berke, T.G., Black, L.L., Green, S.K., Morris, R.A., Talaker, N.S., dan Wang, J.F., 2005. Suggested Cultural Practices For Sweet Pepper. Asian Vegetable Research and Development Center (AVRDC) Publication, 9:9–49. Chen, L., Liu, D.F., Song, L.X., Cui, Y.J., dan Zhang, G., 2013. Characteristis of Nutrient Loss by Runoff in Sloping Arable Land of Yellow-Brown under Different Rainfall Intensities. J. Environmental Science 34(6):2151–2158. Dariah, A., 2007. Budidaya Pertanian pada Lahan Pegunungan. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Indonesia, 29(1):7–10. Daryanto, A., Sriani, S., dan Muhamad, S., 2010. Heterosis dan Daya Gabung Karakter Agronomi Cabai (Capsicum annuum L.) Hasil Persilangan Half Diallel. J. Agron. Indonesia, 38(2):113–121. El Kateb, H., Zhang, H., Zhang, P., dan Mosandl, R., 2013. Soil Erosion and Surface Runoff on Different Vegetation Covers and Slope Gradients: A Field Experiment in Southern Shaanxi China. J. Catena 105(6):1–10. Firmansyah, 2007. Prediksi Erosi Tanah Podsolik Merah Kuning Berdasarkan Metode USLE di Berbagai Sistem Usahatani: Studi Kasus di Kabupaten Barito Utara dan Gunung Mas. J. Pengkajian dan Pengembang Teknologi Pertanian, 10:2–29. Gangcai, L., Zhang, J., Tian, G., dan Wei, C., 2005. The Effects of Land Uses on Purplish Soil Erosion in Hilly Area of Sichuan Province, China. Journal of Mountain Science, 2(1):68–75. Goro, G.L., 2008. Kajian Pengaruh Intensitas Hujan pada Jenis Tanah Regosol Kelabu untuk Kemiringan Lereng yang Berbeda. Wahana Teknik Sipil, 13(2):86–98. Gunaeni, N., dan Wulandari, A.W., 2010. Cara Pengendalian Non Kimiawi Terhadap Serangga Vektor Kutu Daun dan Intensitas Serangan Penyakit Virus Mosaik pada Tanaman Cabai Merah. J. Hort., 20(4):68–76. Hardiyatmo, H.C., 2006. Penanganan Tanah Longsor dan Erosi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hogarth, W.L., Parlange, J.Y., Rose, C.W., Sander, G.C., Stenhuis, T.S., dan Barry, A., 2004. Soil Erosion Due to Rainfall Impact with Inflow : An Analytical Solution with Spatial and Temporal Effect. J. Hidrology, 295(14):140–148. Lihawa, F.,Partuti, I.M., dan Nurfaika, 2014. Sebaran Aspek Keruangan Tipe Longsoran di Daerah Aliran Sungai Alo Provinsi Gorontalo. J. Manusia dan Lingkungan, 21(3):277-285. Li, Y.X., Tullberg, J.N., Freebairn, D.M., dan Li, H.W., 2009. Functional Relationship between Soil Water Infiltration and Wheeling Rainfall Energy. Soil Tillage Res., 104:156–163. Mawardi, 2013. Analisis Faktor Konservasi Kombinasi Teras Nikolas dan Tanaman Kacang Tanah (Faktor CP untuk Teras Nikolas + Kacang Tanah). Wahana Teknik Sipil, (18) 2:30–40. Pasandaran, E., 2006. Alternatif Kebijakan Pengendalian Konversi Lahan Sawah Beririgasi di Indonesia. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 25(4):123–129. Prasetyo, B.H., dan Suriadikarta, D.A., 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengolahan Tanah Ultisol untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. J. Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 25(2):39–46. Respati, E., Hasanah, L., Wahyuningsih, S., Sehusman, Manurung, M., Supriyati, Y., dan Rinawati, 2014. Konsumsi Pangan Indonesia. Buletin Konsumsi Pangan, 4(3):17–22. Sevila, C.G., Ochave, J.A., Punsalam, T.G., Regala, B.P., dan Uriarte, G.G., 1993. Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Shukle, M.K., dan Lal, R., 2005. Erosional Effect on Soil Physical Properties in an on-Farm Study on Alfisols in West Central Ohio. J. Soil Sci. Am., 170(6): 445–456. Sinukaban, N., 2007. Membangun Pertanian Menjadi Industri yang Lestari dengan Pertanian Konservasi. Dalam: Sinukaban N., Konservasi Tanah dan Air Kunci Pembangunan Berkelanjutan. Direktorat Jenderal RLPS. Departemen Kehutanan. Jakarta. pp. 226–241. Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Soetiarso, T.A., dan Setiawati, W., 2010. Kajian Teknis dan Ekonomis Sistem Tanam Dua Varietas Cabai Merah di Dataran Tinggi. J. Hort., 20(3): 84–98. Sumarni, N., Hidayat, A., dan Sumiati, E., 2006. Pengaruh Tanaman Penutup Tanah dan Mulsa Organik terhadap Produksi Cabai dan Erosi Tanah. J. Hort., 16(3):197–201. Sutono, S., 2008. Kerugian Petani Akibat Erosi. Warta Sumberdaya Lahan 3(4):1–5. Sutrisna, N., Sitorus, S.R.P., Pramudya, B., dan Harianto, 2010. Alternatif Model Usahatani Konservasi Tanaman Sayuran di Hulu Sub DAS Cikapundung. J. Hort., 20(3):223–240. Suwandi, 2009. Menakar Kebutuhan Hara Tanaman dalam Pengembangan Inovasi Budidaya Sayuran Berkelanjutan. J. Pengembangan Inovasi Pertanian 2(2):131–147. Utami, U.B.L., 2001. Pengaruh Tindakan Konservasi Tanah Terhadap Aliran Permukaan, Erosi, Kehilangan Hara dan Penghasilan pada Usahatani Kentang dan Kubis. J. Manusia dan Lingkungan, 3(2):98–107. Zhang, J., Frielinghaus, M., Tian, G., dan Lobb, D.A., 2004. Ridges and Contour Tillage Effect on Soil Erosion from Hillslope in The Sichuan Basin China. J. Soil and Water Conservation, 90:123–134. Zhou, P., Luukkanen, O., Tokola, T., dan Nieminen, J., 2008. Effect of Vegetation Cover on Soil Erosion in a Mountainous Watershed. J. Catena, 75(4): 319–325.
DOI: https://doi.org/10.22146/jml.18775
Article Metrics
Abstract views : 8778 | views : 6198Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 Jurnal Manusia dan Lingkungan
JML Indexed by:
View My Stats