Pengaruh Aerasi dan Kadar Air Awal terhadap Kinerja Pengomposan Kotoran Sapi Sistem Windrow

https://doi.org/10.22146/agrinova.41756

Umi Hapsari(1*)

(1) Pusat Inovasi Agroteknologi, Universitas Gadjah Mada, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 55573, Indonesia.
(*) Corresponding Author

Abstract


Abstract

This study aims to determine the effect of material composition and initial moisture content on composting performance on active and passive aeration with a pile system. The parameters observed were changes in temperature, pH, moisture content, degradation of organic matter and germination. The treatment in this study is composting with different initial moisture content and closed windrow conditions. There are 3 variations of the mixture of ingredients. Variation A mixture of cow dung with sawdust is given active aeration. Variation B mixture of cow manure with vegetable waste is given active aeration. Variation C mix cow dung with passive EM4 aeration. The optimal initial moisture content for composting is 50 - 60%. Open windrow conditions during the composting process result in a high percentage of water content reduction and heat loss occurring in the pile. The degree of acidity (pH) of composting for each treatment shows an acceptable pH range of 8 - 9. The degradation of organic matter is related to the high composting temperature the higher the composting temperature the higher the microbial activity so that the process of degradation of organic matter is faster.

 

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi bahan dan kadar air awal terhadap kinerja pengomposan pada aerasi aktif dan pasif dengan sistem tumpukan. Parameter yang diamati adalah perubahan suhu, pH, kadar air, degradasi bahan organik dan perkecambahan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah pengomposan dengan kadar air awal berbeda dan kondisi tumpukan (windrow) tertutup. Terdapat 3 variasi campuran bahan. Variasi A campuran kotoran sapi dengan serbuk gergaji diberi aerasi aktif. Variasi B campuran kotoran sapi dengan limbah sayur diberi aerasi aktif. Variasi C campuran kotoran sapi dengan EM4  aerasi pasif. Kadar air awal yang optimal untuk pengomposan adalah 50 – 60%. Kondisi tumpukan (windrow) yang terbuka selama proses pengomposan mengakibatkan persentase penurunan kadar air yang tinggi dan diikuti terjadinya panas hilang pada tumpukan. Derajat keasaman (pH) pengomposan untuk masing – masing perlakuan menunjukan rentang pH yang dapat diterima yaitu 8 – 9. Degradasi bahan organik berhubungan dengan suhu pengomposan yang tinggi semakin tinggi suhu pengomposan maka aktivitas mikrobia semakin tinggi sehingga proses degradasi bahan organik semakin cepat.


Keywords


degradasi; kompos; sistem aerasi; windrow

Full Text:

PDF


References

Ari Cahyani, Dwi. 2010. Laju Aerasi dan Kadar Air Terhadap Kualitas Kompos pada Pengomposan Limbah padat Teh dari Industri Minuman Teh Kemasan. Tesis Program Studi Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Harold, G.B. 1965. Composting. World Health Organization. Geneva.

Haug, R.T., 1993. The Practical Handbook of Compost Engineering. Lewis Publisher, Boca Raton,FL.

Kardin, Dradjat. 2012. Teknologi Kompos. [diakses tanggal 22 Mei 2012 jam 09.00].http ://dipetra.jabarprov.go.id/assets/data/.../Teknologi _Kompos.docx

Kusumawati, Rahmi. 2011. Pengaruh Tinggi Tumpukan Bahan dan Jenis Bulking Agent Pengomposan Limbah Padat Sapi Perah dengan Aerasi Pasif. Sekripsi Jurusan Teknik Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Muktiani, A., B.I.M. Tampoebolon., dan J. Achmadi. 2007. Fermentabilitas Rumen Secara In Vitro Terhadap Sampah Sayur yang Diolah. Pengembangan Peternakan Tropis. 32 (1) : 44 – 50.

Mulyanto.A, dan CS. Utama. 2009. Potensi Limbah Pasar Sayur Menjadi Starter Fermentasi. Jurnal Kesehatan Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro. Semarang.

Santoso, H.B. 1998. Pupuk Kompos. Cetak ke 10. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Hal. 11 – 28.

Sutedjo, M.M., A.G. Kartasapoetra, dan RD. S. Sastroatmodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah. Cetakan pertama. Rineka Cipta. Jakarta. Hal. 1–105.

Rukmana, R. 1994. Bertanam Kubis. Kanisius, Yogyakarta. Rynk, R.1992. On-Farm Composting Handbook, Northeast Regional Agricultural Engineering Service, NRAES-54.



DOI: https://doi.org/10.22146/agrinova.41756

Article Metrics

Abstract views : 5410 | views : 10434

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.