Ngurisan: Interaksi Budaya dan Religiusitas dalam Melestarikan Tradisi dan Merajut Kebersamaan di Masyarakat Sasak, Lombok

  • Muhamad Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
  • Moralina Aweda Naresworo Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
  • Natasya Wilma Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia
Kata Kunci: Tradisi Sasak, Pelestarian budaya, Kohesi sosial

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam tradisi ngurisan pada masyarakat Sasak di Lombok, sebuah ritual penting yang dilakukan untuk menyambut kelahiran anak. Tradisi ini menjadi manifestasi perpaduan harmonis antara syariat Islam, khususnya melalui pelaksanaan akikah, dengan kearifan lokal Sasak yang kaya akan nilai-nilai budaya, simbolis, dan religius. Ngurisan tidak hanya berfungsi sebagai sarana ekspresi rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga menjadi wadah untuk mengukuhkan identitas budaya dan religiusitas masyarakat Sasak. Lebih dari itu, tradisi ini memainkan peran sentral dalam pelestarian warisan budaya leluhur dan menjadi salah satu elemen kunci dalam memperkuat kohesi sosial di antara anggota komunitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode etnografi. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, serta studi pustaka selama program Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Desa Lembar Selatan, Lombok, yang memberikan wawasan langsung terhadap pelaksanaan dan makna ngurisan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ngurisan memiliki fungsi sosial yang signifikan dalam masyarakat Sasak, tidak hanya sebagai bentuk ritual religius, tetapi juga sebagai media penghubung antaranggota komunitas, mempererat solidaritas sosial, dan menciptakan rasa kebersamaan. Tradisi ini berfungsi sebagai simbol keberlanjutan identitas kolektif masyarakat Sasak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Namun, di tengah arus modernisasi dan globalisasi, ngurisan menghadapi tantangan besar terkait pelestariannya. Nilai-nilai tradisional yang melekat dalam tradisi ini mulai terancam oleh perubahan sosial yang cepat dan pola pikir yang semakin pragmatis. Oleh karena itu, penelitian ini menekankan pentingnya upaya pelestarian tradisi ngurisan sebagai bentuk benteng budaya terhadap perubahan sosial yang merugikan, serta sebagai sarana untuk menjaga identitas budaya dan kohesi sosial yang ada di tengah masyarakat Sasak. Kesimpulannya, ngurisan tidak hanya menjadi sarana penguatan religiusitas dan budaya, tetapi juga berperan penting sebagai fondasi dalam mempertahankan kesatuan sosial di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi.

Referensi

Aminah, S. & Suhastini, N. (2021). Relasi agama dan budaya dalam tradisi ngurisang masyarakat Islam Sasak. Jurnal UIN Mataram, 19(2), 167—180.

Braun, V. & Clarke, V. (2006). Using thematic analysisi in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77—101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa

Ditarora, K. (2023). Ngurisan, tak sekadar ritual. Kompasiana.com. Diakses pada 12 September 2024 melalui https://www.kompasiana.com/kaniaditarora9360/64d2c39808a8b573be2a9843/ngurisan-tak-sekadar-ritual

Fitriani, F., Sumardi, L., Kurniawansyah, E., & Sawaludin, S. (2024). Ethnocivic: Eksplorasi potensi kearifan lokal Sasak sebagai sumber belajar PPKn SMA kelas XI dalam upaya penguatan karakter peserta didik. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 9(2), 794—801.

Handayani, W. (2020). Tradisi ngurisan di Lombok: Akulturasi budaya dan agama dalam masyarakat Sasak. Jurnal Kebudayaan Nusantara, 12(3), 67—79.

Mahfud, A. (2018). Pelestarian tradisi ngurisan dalam masyarakat Sasak: Studi etnografi di Desa Lembar Selatan, Lombok [Tesis]. Universitas Gadjah Mada.

Muzakir & Suastra, I. W. (2024). Kearifan lokal suku Sasak sebagai sumber nilai pendidikan di persekolahan sebuah kajian etnopedagogi. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(1), 84—95.

Rizki, A. & Taufiq, H. (2018). Religiusitas dan tradisi dalam masyarakat Sasak: Studi kasus ritual Ngurisan. Jurnal Sosial Budaya, 15(1), 45—58.

Sasongko, I. (2005). Pembentukan struktur ruang permukiman berbasis budaya. Jurnal Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra, 33(1), 1—8.

Subagyo, P. J. (2006). Metode penelitian kualitatif: Pendekatan etnografi dalam kajian budaya. Gramedia Pustaka Utama.

Suhupawati, S. & Mayasari, D. E. (2017). Upacara adat kelahiran sebagai nilai sosial dan budaya pada masyarakat suku Sasak Desa Pengadangan. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 1(2), 15—23.

Suryadinata, L. (2019). Cultural preservation in the face of modernization: The case of Sasak society in Lombok. Asian Journal of Cultural Studies, 14(2), 123—134.

Yuliana, R., W. (2023). Mengenal lebih jauh tradisi ngurisan NTB, cukur rambut bayi saat maulid nabi. Detik.com. Diakses pada 12 September 2024 melalui https://www.detik.com/bali/berita/d-6939355/mengenal-lebih-jauh-tradisi-ngurisan-ntb-cukur-rambut-bayi-saat-maulid-nabi

Diterbitkan
2025-05-19
Bagaimana cara mengutip
Muhamad, Naresworo, M. A., & Wilma, N. (2025). Ngurisan: Interaksi Budaya dan Religiusitas dalam Melestarikan Tradisi dan Merajut Kebersamaan di Masyarakat Sasak, Lombok. Jurnal Pengabdian, Riset, Kreativitas, Inovasi, Dan Teknologi Tepat Guna, 3(1), 18-27. https://doi.org/10.22146/parikesit.v3i1.16421
Bagian
Articles