Tradisi Rampog Macan Abad Ke-19 hingga Abad Ke-20 di Karesidenan Kediri

  • Berlian Dwinda Cahyaning Maharasti Putri Departemen Sejarah, Universitas Gadjah Mada
Keywords: Kata Kunci: Harimau, Rampog Macan, Tradisi, Kediri, Keywords: Taledhek; tayuban; prostitution; Java

Abstract

Abstrak
Pada akhir abad 19 sampai awal abad 20 di karesidenan Kediri ada sebuah tradisi yang dinamakan sebagai tradisi Rampog Macan. Tradisi ini seperti pertandingan gladiator namun menggunakan tokoh hewan kerbau dan yang menjadi tokoh utama adalah harimau. Tradisi ini berasal dari kerajaan Mataram saat pemerintahan Amangkurat II. Kemudian menyebar di wilayah kekuasaan Mataram, termasuk karesidenan Kediri. Karesidenan Kediri sendiri terdiri dari wilayah Kota Kediri, Kabupaten Kediri, Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Trenggalek. Tradisi Rampog Macan ini diawali dengan pertarungan harimau dengan kerbau. Setelah itu, dimana keadaan harimau sudah tidak prima, harimau akan ditombak oleh beribu-ribu orang yang berdiri mengelilingi arena dengan memegang tombak di tangan mereka dan harimau akan tewas. Pada awalnya tradisi ini digunakan sebagai tradisi keagamaan, namun kemudian tradisi ini hanya sebagai pertunjukan saja. Tradisi Rampog Macan ini dianggap sebagai indikator penyebab punahnya harimau di Jawa. Pemerintah Hindia Belanda juga pada akhirnya menghentikan berjalannya tradisi ini pada awal abad ke-20..

Abstract
At the end of the 19th century and the beginning of the 20th century, there was a tradition called the Rampog Macan tradition in Kediri. This tradition is like a gladiator match but using buffalo and the main character is the tiger. This tradition originated in the Mataram kingdom during the reign of Amangkurat II. It then spread across Mataram’s territory, including the Kediri prefecture. The Kediri prefecture itself consists of Kediri City, Kediri Regency, Blitar City, Blitar Regency, Tulungagung Regency, Nganjuk Regency, and Trenggalek Regency. The Rampog Macan tradition begins with a tiger fighting with a buffalo. After that, when the tiger is no longer in its prime, it will be speared by thousands of people standing around the arena with spears in their hands and the tiger will die. In the beginning, this tradition was used as a religious tradition, but later this tradition was only a performance. The Rampog Macan tradition is considered an indicator of tiger extinction in Java. The Dutch East Indies government eventually stopped this tradition in the early 20th century.

References

Surat Kabar
Algemeen Handelsblad Voor Nederlansch-Indiё, 23 November 1932.
De Locomotief, 30 Desember 1908.
De Locomotief: Samarangsch Handels-en Advertentie Blad, 20 Februari 1899.
Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlansch-Indiё, 19 November 1901.
Het Nieuws Van Den Dag Voor Nederlansch-Indiё, 2 Januari 1902.

Artikel Jurnal
Boomgard, Peter (1994). ‘Death to The Tiger! The Development of Tiger and Leopard Rituals in Java, 1605-1906’, South East Asia Research 2, 2: 141-175.
Muhammad Rosyid Ammar Murtadhi dan Sri Mastuti Purwaningsih (2018). ‘Rampogan Macan di Kediri Tahun 1890-1925’, AVATARA e-Journal Pendidikan Sejarah 6, 2: 307-316.
Wessing, Robert (1992). ‘A Tiger in The Heart: The Javanese Rampok Macan’, Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 148, 2:
287-308.
Wessing, Robert (1995). ‘The Last Tiger in East Java: Symbolic Continuity in Ecological Change’, Asian Folklore Studies 54, 2:
192-193.

Artikel Website
Anonymous. (2013, April 5). Rampok Macan-Kediri-Jawa Timur. Diambil dari Budaya Indonesia: https://budaya-indonesia.org/Rampog-Macan
Nuswantoro. (2023, August 7). Kisah Rampogan Macan dan Menghilangnya Harimau Jawa. Diambil dari mongabay.co.id:https://www.mongabay.co.id/2023/08/07/kisah-rampoganmacan-dan-menghilangnya-harimau-jawa/

Buku
Boomgard, Peter (2001). Frontiers of Fear: Tigers and People in the Malay World, 1600-1950. London: Yale University Press.
D’Almeida, William Barrington (1864). Life in Java: with Sketches of The Javanese Vol. I. London: Hurst and Blackett.
Kuntowijoyo (2013). Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Dokumen
Staatsblad van Nederlansch-Indiё No. 148 Artikel 6. 1 Maret 1906. Diambil dari peraturanpedia.id pada 9 November 2023 pukul 20.16 WIB.
Staatsblad van Nederlansch-Indiё No. 498 Artikel 2. 1 Januari 1928. Diambil dari peraturanpedia.id pada 31 Oktober 2023 pukul 10.05 WIB.
Published
2024-06-14